Part 5 - Berseteru

145 24 2
                                    


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.






"Jaemin, kemarin sore setelah pulang dari rumah Dong Hyuck, ayah mengajakku pergi ke hutan Dao. Kau tau apa yang kami temukan? Kau tahu kan itu salah satu hutan tertua di dataran ini? Itu hutan lindung demi tuhan! Pohon-pohon besar disana nyaris lenyap karena manusia tidak bertanggung jawab itu!"


Jaemin mengawali pagi itu dengan cerita Jeno yang sedang menjelma menjadi seorang aktivis lingkungan. Dari awal masuk mobil, Jeno langsung menyerangnya dengan kalimat panjang yang untung saja Jaemin masih bisa menangkapnya meski tidak fokus.


Mendengar itu cerita Jeno, Jaemin tak kuasa untuk tidak mengernyit. "Bagamana bisa?"


Hutan Dao adalah hutan terluas di Nessel, sebagian kecil hutan itu masuk ke dalam administrasi kota Emerald. Meski begitu, kepemilikan hutan itu diatasnamakan keluarga Elbenezer sementara pemerintah bertugas sebagai pengawas. Hutan itu istimewa tak hanya karena luasnya, namun juga flora fauna endemik di dalamnya.


"Aku tidak tahu. Kurasa pencurian itu sudah terjadi beberapa minggu lalu dan baru diketahui kemarin ketika penjaga melakukan pemeriksaan rutin. Kurasa pohon itu jenis langka karena ayah terlihat sangat murka. Untung kau tidak ikut makan malam, rasanya sungguh menyeramkan!"


"Itu pohon Gendis," Jaemin mengambil kesimpulan. "Separah itukah?"


Pohon Gendis adalah pohon berserat padat dan berwarna emas gelap. Harganya cukup mahal mengingat pohon itu membutuhkan waktu lama untuk tumbuh. Apalagi, pohon Gendis di hutan Dao hampir semua berukuran raksasa. Diameternya hampir menyentuh angka 3 dan tinggi mencapai puluhan meter. Itu akan sangat luar biasa mahal.


"Menurutku, itu karena petugas yang lalai. Seharusnya mereka melakukan pemeriksaan harian, petugas disana banyak dan ada mesin motor yang dapat digunakan untuk berkeliling. Lagipula di sana ada kamera pengawas, mengapa bisa sampai kecolongan?"


Jeno mengangguk-angguk mendengar itu. Ayahnya pun menyalahkan petugas dan mengganti mereka semua dengan orang baru, termasuk kepala pengawas.


"Ayah semakin murka karena pemerintah mulai menyudutkan keluarga Elbenezer. Kita dinilai tidak mampu menjaga hutan itu. Sementara ayah berpikir tak seharusnya itu semua dilimpahkan kepada keluarga kita, bagaimanapun, hutan itu masih milik keluarga dan yang paling rugi jelas kita, kan?" Jeno menjabarkan, tangannya seseklai bergerak untuk mengekspresikan bagaimana geramnya dia.

The ShadowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang