Part 12 - Nightmare

123 19 7
                                    



"...𝑨𝒍𝒍 𝒕𝒉𝒂𝒕 𝒘𝒆 𝒔𝒆𝒆 𝒐𝒓 𝒔𝒆𝒆𝒎. 𝑰𝒔 𝒃𝒖𝒕 𝒂 𝒅𝒓𝒆𝒂𝒎 𝒘𝒊𝒕𝒉𝒊𝒏 𝒂 𝒅𝒓𝒆𝒂𝒎..." 

-𝑬. 𝑨𝒍𝒍𝒂𝒏 𝑷𝒐𝒆-


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Ren,"

Panggilan itu membuat Renjun berpaling dari kesibukannya. Ia menemukan Junhui tak jauh darinya, tengah sibuk membersihkan kaca toko. Namun begitu, Renjun dapat menangkap mata tegas pemuda itu memberi kode agar Ia melihat ke arah luar. Renjun melakukannya tanpa bertanya.

Di seberang jalan, dua orang laki-laki dengan penutup kepala terlihat beberapa kali mencuri pandang pada sekitar. Itu hal yang cukup sering Ia temukan di wilayah ini, atau sebagian besar orang yang tinggal disini memang patut dicurigai.

Orang-orang itu biasanya adalah pencuri atau salah satu penyumbang tingginya nilai kriminalitas di Nessel. Mengenai itu, sebenarnya sudah sejak lama pemerintah pusat ingin melakukan rekontruksi dan revitaliasi kawasan-kawasan terbengkalai, tapi kekuasaan mutlak tetaplah berada di tangan penguasa. Dan dari sedikit kepemilikan pribadi di wilayah Nessel, kawasan ini termasuk ke dalam penguasaan keluarga Elbenezer. Seperti kebanyakan wilayah di kota ini.

Penguasa itu tak bisa lepas dari ketamakan. Godaan menimbun harta nyatanya begitu menjerat, bahkan jika mereka sudah memiliki ratusan hektar tambang emas murni. Banyak dari orang-orang kaya itu tetap menyimpan kekayaan pribadi yang tidak dipublikasikan. Biasanya karena bisnis itu tidak didaftarkan, menjaga nama baik klan, atau tidak ingin dikenai pajak tinggi oleh pemerintah. Renjun banyak mendengar jika mereka juga menghasilkan pundi-pundi uang yang tak sedikit dari bisnis ilegal. Hal ini sudah menjadi rahasia umum, salah satu fakta gelap kehidupan kalangan atas yang tabu untuk dibicarakan.

Dia tak ambil pusing mengapa revitalisasi itu hanya dijalankan sebagian. Peninjauan setelahnya juga dilakukan seadanya. Elbenezer terlihat malas dan tidak berminat membenahi tempat ini, atau mungkin yang sebenarnya terjadi adalah karena mereka tidak menginginkan adanya perubahan.

Dia tak ambil pusing mengapa revitalisasi itu hanya dijalankan sebagian. Peninjauan setelahnya juga dilakukan seadanya. Elbenezer terlihat malas dan tidak berminat membenahi tempat ini, atau mungkin yang sebenarnya terjadi adalah karena mereka tidak menginginkan adanya perubahan.

 Kembali ke balik pintu minimarket, Junhui bukan tanpa alasan mencurigai dua orang itu. Mereka sama seperti apa yang diceritakan oleh Renjun. Orang asing, bertato, dan berpakaian rapi. Mereka akan tampak seperti orang yang bekerja di sebuah instasi formal jika tato dan tindik di tubuh itu dikecualikan. Junhui dapat mengenali mereka hanya dengan sekali lihat dari sebuah deskripsi singkat.

Maka dari itu, Junhui, atas instruksi Renjun bergegas mengambil kantong sampah yang sudah dikumpulkan dan keluar dengan langkah ringan. Diam-diam mengikuti mereka dari jarak aman.

The ShadowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang