Part 1 - The Shadow

481 39 2
                                    



Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.






Jaemin terbangun dari tidurnya karena merasa teramat haus. Ia harus mengambil air di dapur sebab rasa kering di tenggorokan menyulitkan nya untuk tidur kembali.

Saat dia sudah terduduk di pinggir kasur, dia melihat cahaya temaram lampu tidur di samping kasur saudara kembarnya masih menyala, jadi dia berpikir mungkin Jeno lupa mematikannya sebab anak itu selalu tidur dalam keadaan gelap.

Dia menyempatkan untuk melihat keadaan Jeno sebentar sesudah menekan tombol off lampu tidur. Tapi anak itu menutup seluruh tubuhnya dengan selimut.

Mengingat alasannya terbangun, Jaemin beranjak menuju dapur. Dia ingin cepat-cepat menuntaskan dahaga dan kembali memanjakan rasa kantuknya.

Kamar Jeno berada di lantai dua. Sedangkan Dia, meskipun rumah itu besar dan masih banyak kamar kosong, tetapi memilih ditempatkan di pavillium di halaman belakang.

Jeno kadang mengutarakan rasa iri nya karena berpikir Jaemin mendapat keistimewaan akibat kepintaran nya. Di sisi lain, Jaemin memiliki alasan mengapa memilih tempat terasing dari rumah utama.

Dia tak keberatan sebenarnya jika ditempatkan satu ruangan dengan Jeno, tapi pada saat-saat tertentu keberadaan satu sama lain terasa mengganggu salah satunya.

Seperti dirinya yang berulang kali mengeluh ketika Jeno bermain game hingga dini hari padahal Ia butuh waktu istirahat yang tenang, atau justru Jeno yang memang mudah terbangun itu terusik mendengar suara ketikan keyboard Jaemin yang berisik ketika dia sedang fokus pada tugas-tugasnya.

Di beberapa keadaan, mereka akan tetap terlihat bersama, tak terpisah selayaknya saudara, apalagi mereka ter lahir kembar meski tak seiras. 

Seperti kali ini, Jeno meminta nya untuk menemani tidur selepas menonton film bergenre detektif yang diam-diam mereka tonton. Nyonya Lee akan marah jika mereka ketahuan belum tidur pukul setelah pukul sepuluh malam, apalagi untuk hal sepele seperti itu. Maka agar tidak ketahuan, Jaemin memilih tidur bersama sang kembaran, untuk malam ini.

Dia menemukan kekosongan yang lenggang saat membuka pintu kamar. 

Lorong kamar itu gelap karena semua lampu telah dimatikan. Meskipun begitu, dia masih bisa melihat lantai kayu rumahnya yang dipelitur sampai mengkilat akibat cahaya yang melewati kelambu jendela. Matanya yang bening bersinar di kegelapan.

Kaki Jaemin mulai menuruni tangga dengan perlahan, berusaha sekecil mungkin mengurangi risiko terjatuh. 

Tak ada bedanya dengan lantai dua, lantai dasar rumah itu juga gelap temaram. Ibunya telah menyuruh para pelayan untuk mematikan penerangan jika waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh malam dan membiarkan cahaya dari luar menerobos masuk.

The ShadowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang