Part 3 - Perasaan Asing

169 25 3
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

.

.





Nessel Edu telah menjadi yayasan sekolah yang menjadi impian bagi banyak orang. Mereka menjamin kualitas alumni, tentu dengan bayaran mahal. Para orang kaya akan berlomba-lomba menyekolahkan anak mereka di sekolah super mahal dan elit setingkat NEO. Tapi semuanya tidak akan terlalu berpengaruh jika sang anak tidak memiliki kualifikasi. Atas hal itu, yang menjadikan biaya pendidikan semakin mahal adalah koneksi.

"Apalagi kalau bukan? Lihat wajah-wajah kriminal itu, kalau tidak karena orang tua, mana mungkin mereka masih bisa bersekolah di NEO?"

Jaemin tidak tahu mengapa kelompok belajar yang beranggotakan lima orang itu kini berubah menjadi ajang menyebar gosip dengan anggota kelompok lain yang malah ikut-ikutan mendekati mejanya..

"Benar, mereka terlihat pintar pun tidak," Lia menyetujui ucapan Jessy. Tanpa kalimat itu, siapapun akan tahu gadis itu sedang merendahkan dengan tatapannya.

"Apa mungkin mereka anak mafia? Bos judi? Atau malah koruptor?" Yena menyambar. Jaemin kira anak itu pendiam, ternyata sama saja berisiknya.

Bisik-bisik itu terurai ketika siswi dengan rambut panjang, yang juga teman kelompoknya, menyela. Jaemin ingat anak itu sebagai satu-satunya siswa dari kota Tora.

"Kenapa tidak tanya langsung saja?"

Orang-orang dalam lingkaran itu menatapnya dengan pandangan aneh. Kerutan di dahi mereka makin aneh tatkala Li Na memanggil Yeonjun yang tengah bercengkerama dengan Samuel Kim dengan nada yang akrab.

"Tuan muda Choi, boleh aku bertanya?"

Yeonjun terlihat kebingungan. Kalau diperhatikan, anak aneh itu tidak ada takut-takutnya dengan dirinya, ya? Sedari tadi terus saja mengganggu dengan nada ceria yang asing, sama anehnya dengan sang pemilik.

"Apa pekerjaan orang tuamu? Karena kami pikir, kau seharusnya sudah angkat kaki dari NEO setelah membakar gedung arsip bersama Lucas tahun lalu,"

Mendengar itu, Yeonjun mendengus. Lucas yang namanya ikut terbawa juga tampak tersinggung.

"Jangan lagi bawa-bawa namaku dengan si idiot itu!"

Yeonjun mengacuhkan pemuda itu. Dia memiringkan kepala dan diam selama beberapa saat, membiarkan orang-orang menebak apa yang selanjutnya akan terjadi sambil menahan napas.

"Kenapa aku harus memberitahu mu?"

Setelah mengatakan itu, Yeonjun kembali pada kesibukannya. Meninggalkan beberapa pasang mata yang saling melempar pandang.

Anak-anak yang semula bergosip itu diam, sebelum menatap Li Na sebal dengan serentak. 

Ada ya orang seperti itu? 

The ShadowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang