Sepanjang perjalanan aku masih sangat geram dengan kelakukan dari perempuan terkutuk itu, "Awas saja kalau ketemu! Akan ku buat kamu mengalami penderitaan yang sama dengan pasangan suami istri tadi!!"
"Tenang Jina, kamu tidak akan bisa berpikir jernih jika dikuasai oleh amarah. Ini bukan Jina yang aku kenal" Saat mendengar kata-kata dari Feni, aku seketika tersadar bahwa aku harus mengendalikan emosi dan perasaanku saat ini.
"Benar Fen, mungkin dia sengaja membuat perasaan kita campur aduk agar tidak fokus melewati rintangan yang dia sediakan!"
"Betul, ayo kita sekarang masuk ke kastil ini!"
Aku dan Feni pun langsung membuka pintu kastil yang berada di depan kami. Saat masuk, kami melihat ada banyak sekali perabotan rumah khas kerajaan pada masa lampau. Kursinya yang terukir dengan motif tumbuhan, lemari yang memiliki ukiran aksara lontara di setiap pintunya dan masih banyak lagi.
"Hem, ini tidak sesuai dengan ekspektasi ku yah! Aku membayangkan semua perabotan yang ada itu berdebu dan sudah usang, ternyata semua tampak masih baru dan fresh" Kata Feni sambil menyentuh beberapa barang yang ada disini.
"Coba lihat lukisan besar ini" Aku berhenti dan terpaku disebuah lukisan yang memperlihatkan semua orang yang pernah aku lihat di kilas balikku, termasuk I Lontara, Buyutku, "Ada sang raja, Ratunya, Putri I Apaliaq, Putri I Lontara, I Timoq, Anaknya I Timoq, dan juga Sayka alias Ibu Hani. Ini mereka semua yang terlibat dengan Gayatri! Keluarga kita."
"Akhirnya kalian sampai juga disini! Hahaha" Tiba-tiba saja ada seorang perempuan memakai baju Bodo berwarna hitam muncul dari belakang kami.
"Tunggu, bukannya kamu yang ikut menari bersama Feni? Di festival dan juga saat ingin membuka portal itu?"
"Yaaa, kenapa?!" Jawab wanita itu, "Tunggu, tak kenal maka tak sayang. Aku adalah pelayan setia dari dewi Gayatri, aku awalnya ingin menculik temanmu, Feni, tapi saat itu dia tidak memiliki luka terbuka di tubuhnya sehingga darahnya bisa aku ambil dan memakainya untuk berpindah kesini!"
"Aku tahu kamu mengincar kami bertiga! Kenapa kamu tidak sekalian membawa kami saja?!" Tanya ku kepada wanita itu.
"Oh sayang, itu membutuhkan tenaga yang sangat besar. Itu kenapa aku membantu kalian membuka portal itu. Sejujurnya aku terkejut kalian bisa mengumpulkan semua pusaka itu, tapi coba tebak! Parakang itu tidak menyerang kalian karena apa? Karena dia hanya diberi perintah untuk mengawasi kalian, bukan untuk menyerang kalian"
"Siapa yang memberinya perintah?! Gayatri?!" Teriak Feni kepada wanita itu.
"Siapa lagi kalau bukan dia! Dasar bodoh! Kami semua yang ada disini dilarang menyerang kalian karena kalian akan ditumbalkan di tengah-tengah altar yang sudah disediakan oleh dewi Gayatri, dengan keadaan hidup."
Berarti, Sam saat ini masih hidup. Mereka membutuhkan kami dalam keadaan hidup untuk memulai ritualnya. "Tapi kenapa makhluk yang kami lewati semuanya ingin membunuh kami?!"
"Mereka adalah makhluk yang sudah lepas kendali. Longga'? Pajujung Dapo'? Asu Panteng? Mereka semua hanya pelayan setia kerajaan yang sudah dikutuk. Kalian berdua sudah membunuhnya bukan? Berarti kalian sudah membunuh kaum kalian sendiri."
"Dasar wanita sialan!!" Dengan cepat karena sudah tersulut emosi, aku menerjang ke arah wanita itu dengan pukulan yang sudah dikepal dengan kuat.
"Hahaha!" Tapi dia tiba-tiba saja menghilang. "Dewi Gayatri sendiri tidak menyangka kalau para makhluk bodoh itu masih hidup diluar sana, tapi syukurnya mereka masih dalam pengaruh kutukan sehingga mereka sangat setia kepada dewi Gayatri" Suara wanita itu terdengar tapi wujudnya tidak nampak sama sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Misteri Buku Pudara
HorrorKehilangan temanku memiliki kejanggalan yang luar biasa. Aku dan dua temanku yang lainnya harus mencari tahu apa yang menyebabkannya menghilang malam itu. Ditengah kami mencarinya, kerap kali hal aneh bermunculan dan tanpa kami sadari, kami sedang d...