"Ya sudah, aku pergi dulu yah kak, selamat atas kemenangan kakak, kakak bisa mengambil apapun yang ada di balik pintu itu"
"Eh tunggu dulu.....!!" Dia sudah menghilang sebelum aku menanyakan dia siapa? Apa yang sedang ia lakukan dibawah sini? Atau apa hubungan nya dengan pintu ini?.
Tapi sekarang yang lebih penting, aku sudah bisa masuk kedalam pintu itu. Dengan langkah yang sedikit tertatih, aku pun mencoba masuk dan melihat apa yang ada dibalik pintu ini.
Ternyata saat aku masuk, didalamnya terdapat banyak sekali lukisan yang mirip di dalam reruntuhan kastil di hutan Bacukiki. Lukisan yang sama, berjumlah empat lukisan. Tapi, jika diperhatikan dengan seksama, setiap lukisan memiliki mimik wajah yang berbeda-beda, saat di reruntuhan kastil, lukisannya sedang tersenyum bahagia. Di depan pintu tadi, wanita didalam lukisan itu sedang marah tetapi dengan posisi tubuh yang berbeda pula.
Aku coba melihat satu persatu lukisan itu dengan sangat teliti. Aku pun mulai menyadari kalau, lukisan pertama memiliki mimik wajah yang sedang bersedih, lukisan kedua sedang ketakutan, lukisan ketiga seperti sedang berteriak dengan mulut yang mangap, dan yang terakhir memasang mimik wajah datar menatap ke arahku.
Aku mulai berpikir, apakah lukisan ini memiliki makna atau petunjuk tentang sesuatu? Jumlah seluruh lukisan ada enam, dengan bentuk ekspresi yang semuanya berbeda, tetapi ada satu lukisan yang sangat berbeda daripada lukisan lainnya. Ya, lukisan yang ada di depan pintu tadi.
Saat aku sedang mengamati lukisan-lukisan itu, aku tiba-tiba terpaku dengan sebuah peti dibawah sebuah meja. Peti itu berwarna coklat dengan lapisan besi yang agak berkarat di setiap sisinya.
Aku pun mendekatinya mencoba melihat apakah peti itu bisa terbuka. Tapi ternyata tidak bisa, peti itu terkunci dan memiliki lubang kunci berbentuk bunga berkelopak delapan. Ada apa dengan angka delapan? Kenapa di setiap tempat ini terdapat angka itu?
Aku lalu bergegas mencari dimana keberadaan kuncinya. Aku membuka lemari yang ada di atas peti itu, membuka setiap pintunya, tapi aku tak kunjung juga menemukannya. Aku pun teringat angka delapan, apakah kunci ini ada lagi kaitannya dengan angka delapan?
Aku harus melihat apakah ada teka-teki lagi disini yang harus aku pecahkan untuk membuka peti ini? "Aduh..... Tidak perlu kak, itu kuncinya ada di pintu kedelapan di atas lemari" Aku terkejut dengan suara gadis yang sedari tadi menyiksaku dengan permainan bodohnya.
"Lah... Kamu? Ngapain lagi kamu disini?" Tanyaku kepada gadis kecil itu
"Yah aku penjaga tempat ini, pastinya aku akan tetap disini. Ngomong-ngomong, kakak jangan pikir hidup ini penuh dengan teka-teki, jangan mempersulit hidup deh. Kehidupan kakak seperti dirundung ketidakpastian" Perkataannya sangat menyelekit di hatiku, bukannya apa, hanya saja memang benar sampai saat ini yang membuatku sejauh ini ya karena teka-teki yang kami dapatkan di setiap tempat.
Sambil aku mencoba membuka pintu yang ditunjuk oleh gadis itu, aku mencoba bertanya tentang siapa dia dan kenapa dia bisa ada disini, "Ngomong-ngomong kamu siapa? Dan apa yang membuat mu hingga menjadi penjaga tempat ini?"
Gadis itu perlahan terbang ke sampingku dan berkata "Aku adalah arwah yang di utus oleh moyang mu I Timoq. Kami membuat sebuah perjanjian berupa penjagaan pusaka berharga miliknya, sang raja, I Timoq dan juga I Apaliaq dari tangan Gayatri. Setelah terjadinya kekacauan di kerajaan waktu itu, Gayatri mencoba mengambil semua pusaka itu dari tempatnya tapi tidak berhasil. Aku menyegelnya di sebuah buku yang sudah kamu pegang, buku Pudara. Buku itu memiliki kekuatan yang sangat magis, itulah mengapa aku heran kenapa dia bisa kembali keluar dari sana!"
"Aku sudah diberitahu oleh ibuku soal itu, tapi yang baru aku ketahui ternyata kamu yang menyegel dewi Gayatri selama beratus-ratus tahun?" Aku tidak tahu, tapi aku merasa gadis kecil ini bukanlah entitas biasa. Tadinya aku berpikir kalau dia hanyalah penjaga tempat biasa.
"Iya aku, dan kamu juga harus tahu kalau aku melihat teman lelaki mu mencoba mengambil bosara itu dari rumah tua milik keluarga Harman. Aku mengelabuinya dengan menyamar menjadi anak bungsu dari pak Harman. Lucu juga pada malam itu, karena sebenarnya Parakang yang mengejar kalian mencoba masuk kedalam rumah itu dan menyerang temanmu, tapi dia berhenti setelah melihat sosok ku berdiri di hadapannya."
"Jadi kamu bertemu dengan Dani malam itu?"
"Iya...."
"Tapi kalau kamu sekuat itu, kenapa bukan kamu yang menyegel kembali dewi Gayatri?"
"Aku mau, tapi aku sudah di kutuk olehnya, sesaat sebelum dia masuk kedalam buku Pudara, dia sempat meneriakkan mantra kepadaku yang membuat pergerakanku terbatas. Aku hanya bisa menjaga dua pusaka, sedangkan sisanya di jaga oleh Sayka"
"Apa kamu juga memberikan rintangan kepada Dani saat dia mencoba mengambil bosara itu?"
"Nggak.... Kenapa? Karena semua pusaka yang tersebar itu tidak akan berguna jika Baju Bodo dan juga dupa tanah liat yang terbuat dari darah itu tidak ditemukan."
"Jadi maksudmu, Baju Bodo itu ada disini?"
"Didalam peti itu tepatnya" Setelah mengatakan itu, dengan spontan aku menatap peti itu dan langsung berlari untuk membukanya.
"Tapi kamu harus hati-hati! Wadah penari mu sudah kamu temukan? Maksudku orang yang akan menari untuk membuka portal dunia lain"
"Iya sudah, sahabatku Feni."
"Kamu yakin dia akan baik-baik saja? Soalnya itu mempertaruhkan nyawanya, karena saat dia melakukan beberapa tarian, nanti arwahnya akan berada antara dua dunia, dimana jika dia gagal membukanya maka dia bisa gila diakibatkan arwahnya terjebak di dua dunia. Oh dan tidak ada kesempatan kedua untuk melakukannya" Aku terdiam sejenak mendengar apa yang dikatakan gadis kecil itu. Tapi aku berbalik ke arahnya dan berkata.
"Sejak tadi kita berbincang kamu tidak menyebutkan nama, siapa namamu?"
"Di zaman sekarang aku mengganti namaku menjadi Wilda, tapi di zaman dahulu orang biasa menyebutku Likka, istri dari sang iblis!" Aku terkejut setengah mati mendengarnya, kenapa bisa? Kenapa bisa entitas sekuat dia berada disini?!
"M-maksudmu..... Kamu beneran istrinya sang iblis?" Badanku gemetar setengah mati saat mengucapkan pertanyaan itu kepadanya!
"Iya...!! Hahaha, aku benar-benar dia, Likka. Tapi, jangan takut dulu, aku disini hanya menjalankan perjanjian dengan I Timoq setelah memanggilku dua ratus tahun yang lalu. Dengan syarat jiwa nya akan menemani ku di neraka nantinya"
"Ha?!! Maksudmu moyangnya Feni akan masuk kedalam neraka karena telah membuat perjanjian denganmu?" Benar-benar pengorbanan yang sangat besar.
"Tentu saja, tidak ada yang gratis saat melakukan negosiasi denganku! Apa kamu ingin melihat wujud asliku?" Aku sedikit ragu tentang hal itu, apakah aku akan sanggup melihat wujud aslinya atau tidak.
"Mungkin tidak, aku lebih suka melihat mu dalam wujud anak kecil yang manis ini"
"Jadi maksudmu wujud asliku jelek?! Begitu?!"
"Udah deh! Aku mau buka ini dulu" Pantas saja dia bisa menyegel dewi Gayatri, toh dia adalah entitas kedua tertinggi dari dunia kegelapan setelah iblis. Lilith!
Setelah membuka peti itu, aku melihat sebuah Baju Bodo berwarna hitam dengan hiasan berwarna merah darah, lengkap dengan Lipa' Sabbe berwarna coklat tua.
"Selamat Jina, dan terima kasih telah membebaskan ku. Perjanjian ku dengan I Timoq sudah terpenuhi, saatnya aku pergi. Owh sebenarnya perjanjian tentang arwah I Timoq bisa dibatalkan jika kamu bisa menyelesaikan tugas yang aku berikan, tapi nanti setelah kamu bisa mengalahkan Gayatri. I love you Jina, leluhurmu adalah orang yang sangat hebat! Mereka seorang pejuang, mengapa mereka memilih ku? Memilih jalan kegelapan dibanding dengan kekuatan cahaya? Karena yang bisa mengalahkan Gayatri saat itu hanyalah kekuatannya sendiri. Kamu pasti akan mengerti suatu saat nanti" Setelah mengatakan itu, dia benar-benar menghilang.
Aku tidak menyangka istri sang Iblis ternyata baik juga, maksudku, dia ternyata membantu leluhurku untuk mengalahkan dewi Gayatri yah walaupun ujung-ujungnya dia tetap mengambil arwah I Timoq sebagai bayarannya.
Setelah mendapatkan Baju Bodo dan Lipa' Sabbe ini, aku pun bergegas berlari keluar dari sini sebelum ibuku sadar, tapi belum lagi aku mengambil beberapa langkah, Lilith muncul lagi.
"Hei....! Ini dupa darah mu, aku lupa memberikannya tadi, bye see you next time sekali lagi i love you" Istri sang Iblis ternyata bisa serandom ini yah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Misteri Buku Pudara
HorrorKehilangan temanku memiliki kejanggalan yang luar biasa. Aku dan dua temanku yang lainnya harus mencari tahu apa yang menyebabkannya menghilang malam itu. Ditengah kami mencarinya, kerap kali hal aneh bermunculan dan tanpa kami sadari, kami sedang d...