.
.
.
.
.
.
.
.
.
."Eungh.. j-johnn.."
Desah Ten saat Johnny terus memompa penis nya dalam ke boleh Ten
"Sayanghhh kau menjempit ku aghh"
"Pelan johnn akhhh sakit pelan!!"
Johnny tak mendengar jeritan Ten, dominan itu malah lebih mencepatkan tusukannya pada lelaki mungil itu
Bokong ten terangkat tinggi sementara wajahnya tenggelam pada bantal menyamarkan desahannya
"Aghhhhh" gerakan Johnny terdengar saat dia menembakkan sperma nya ke dalam hole Ten
Ten lemas bukan main, pinggang nya langsung merosot ke bawah
"Kau memimpin kali ini babe" ucapnya pada Ten
Ten menggeleng, tenagnya sudah habis. Johnny tidak menerima bantahan dengan cepat dia membawa kekasihnya untuk duduk di perutnya
Hangat! Itu yang dia rasakan saat spermanya keluar dari lubang Ten
"Pimpin sayang, aku janji ini yang terakhir" ucapnya
Ten memandang sayu Pada johnny, dia memegang penis sang dominan mengarahkan penis itu tepat pada lubangnya
"Eungh"
Desahan demi desahan terdengar disana, Ten memimpin kali ini
3 jam meraka habis kan untuk bercinta, dalam waktu segitu tentu tidak membuat sang dominant puas, namun melihat kondisi Ten yang sudah seperti ini, tidak mungkin dia memaksa Ten
Cup
"Terima kasih sayang! Aku mencintaimu" ucapnya
Ten tak menjawab dia terlalu letih dan memilih tidur, walaupun dia mendengar ucapan dari sang dominant
.
.
.
.
.Cahaya matahari memasuki celah kamar mereka, si manis yang masih membungkus dirinya di dalam selimut pun terganggu
Perlahan dia membuat matanya, melihat ke sisi kanannya kosong
"Eughh keman sialan itu" ucapnya, dia kesal kenapa Johnny karena tak tampak di sampingnya
Ting tong
Samar samar dia mendengar suara bel berbunyi berkali kali, Ten mengambil baju kemeja Johnny yang tercecer di lantai untuk dipakai kemudian berjalan ke depan untuk membuka pintu itu
Ceklek
"Omo siapa kau!! Kenapa ada di apartement anakku hah!!" Hannie tentu saja terkejut melihat orang lain yang membuka apartement anaknya
Ten menerjabkan matanya berkali kali, melihat wanita yang berdiri di depannya menatapnya dengan marah
"Kau tuli!!"
"A-ahh a-aku Ten nyonya " jawabnya tergagu, dia yakin pasti wanita dihadapannya ini adalah ibu Johnny
Hannie menatap Ten dari bawah hingga atas "kau jalang anakku?!"
Satu kalimat itu begitu menusuk ke hati Ten, Ten dengan cepat menggeleng
"A-aku kekasih Johnny" ucapnya pelan
"Cih.. mengaku sebagai kekasih anakku, sudah jelas jelas kau jalang, lihat saja kemeja yang kau pakai itu punya anakku kan"
"Kemana anakku?!"
"Dia tidak ada di sini nyonya"
"Hahaa sudah kuduga, jika kau memang kekasih anakku tidak mungkin johnny pergi meninggalkanmu setelah kalian bercinta!"
Ten terdiam memikirkan ucapan ibu Johnny, benarkah dia hanya di jadikan pemuas nafsu oleh Johnny? Dengan cepat dia menggeleng Johnny tidak mungkin seperti itu
"Dasar jalang" ucap Hannie meninggalkan Ten yang terdiam disana
Ten melihat kepergian nyonya seo dengan semu, tangannya meremat kemejanya, benarkah?! Tapi dia rasa Johnny benar benar mencintainya
Ten menutup pintu apartement nya dan berjalan kembali ke kamarnya, mengambil headphone nya untuk menelfon kekasihnya
Tut... Tut...
'hallo Ten? Ada apa?'
Suara Johnny terdengar dari sebrang telpon, Ten menggigit bibirnya sebentar
"Kau dimana?"
'aku ada urusan mendadak sayang.. maaf aku meninggalkanmu'
"Kenapa tidak membangunkan ku?"
'kau terlihat sangat letih Ten, aku tak tega membangunkanmu'
"J-john... Ibu mu tadi datang"
Ten tak mendengar jawaban dari telpon, Johnny terdiam
"Ada yang ingin aku katakan padamu, aku akan menunggumu disini"
Setelah kalimat terakhir Ten mematikan telepon nya sepihak, memegang dadanya yang terasa nyeri, ucapan ibu Johnny terus berputar di kepalanya yang mengatakan bahwa dia jalang
.
.
.
.Tak selang berapa lama Johnny muncul dengan membawa beberapa barang di tangannya, Johnny melihat Ten yang hanya menunduk di atas ranjang.
Johnny meletakkan barangnya di atas meja kemudian menghampiri lelaki mungil itu.
"Ada apa hm?" Tanya nya mendudukkan diri di samping Ten
"Ayo putus" ucap Ten Tiba tiba, tentu saja Johnny terkejut mendengarnya
"Ada apa sayang? Kenapa?"
"Carilah jalang lain, jangan aku. Ayo putus John!"
'jalang' Ten mengatakan kata itu, Johnny lantas memasang wajah datarnya
"Apa yang ibuku katakan padamu?" Ucapnya menatap Ten
Ten tak menjawab, dia menangis sesegukan.
"Ten! Apa yang dikatakan wanita itu padamu!!" Suara Johnny meninggi karena Ten tak juga menjawab
"Ibumu mengatakan bahwa aku jalang mu!! Apa kau paham! Kau meninggalkanku setelah sesi bercinta kita! Apa yang ada dalam pikiran orang tuamu setelah melihat aku seperti itu hah!!"
Ten meluapkan segalanya, segalanya yang ada di otaknya saat ini dengan sesegukan
Johnny terdiam, tangan nya menangkup wajah Ten untuk melihatnya
"Jadi ibuku mengatakan bahwa kau jalang ku hmm?" Ucapan Johnny kini terkesan lembut
"Kau kekasih ku ten.. kau bukan jalangku sayang" Johnny mencoba menenangkan Ten yang masih menangis
"Apa kau sudah makan?" Tanya nya kemudian, Ten menggeleng perlahan
"Ayo makan, aku membelikanku makanan tadi" ucapnya lembut
Ten menatap Johnny "gendong aku!"
Johnny terkekeh dan mengendong Ten di punggungnya, lelaki mungil itu masih sedikit terisak. Johnny bisa mendengar itu
KAMU SEDANG MEMBACA
tenang (Johnten)
Fanfictionpemuda itu harusnya bersenang senang di usianya yang sekarang, namun takdir berkata lain dia memendam semuanya sendiri disaat dia ingin bercerita dia Ten lee