.
.
.
.
.
.
.
.
.Ciuman yang Johnny berikan sangat berbeda dengan yang dulu, ten akui Johnny benar benar sangat lebih jago di banding dulu
"Eunghhh hah hah hah!!"
Ten mengambil nafas sebanyak banyaknya saat Johnny melepas ciuman itu
Johnny menyelipkan rambut Ten ke selipan telingannya sembari menatap wajah sang submisive yang terlihat sangat terengah
"Aku mencintaimu" ucapnya lembut
Ten tersenyum melingkarkan tangannya di leher sang dominant
"Aku juga mencintaimu Daddy.." ucapnya
"Ten..."
Ten mengangguk "lakukan Johnn.. aku menginginkan mu"
Johnny yang mendapat lampu hijau langsung membuka bajunya, terlihat Ten yang beberapa kali menelan ludahnya saat melihat pemandangan hot di depannya
Johnny menunduk mencium leher Ten hingga meninggalkan tanda, Ten mendesah nikmat dengan apa yang di lakukan sang dominant
Tangan Johnny merambat ke celana kain yang dikenakan sang submisive kemudian membuka celana itu, Ten membatu mengangkat pinggulnya agat Johnny mudah melepaskan celananya
Johnny bangkit menatap sang submisive yang sudah tidak mengenakan sehelai benangpun pada tubuhnya
Mata Johnny menatap bagian perut bawah Ten. Jika dulu yang Johnny lihat hanya lah bekas luka sayatan yang Ten lakukan sendiri kini yang dia lihat adalah bekas disaat Ten berjuang melahirkan anaknya
Tangan kekar Johnny memegang bekas luka jahitan itu.
"Apa ini sakit?" Ten tersenyum melihat sang dominant, itu adalah pertanyaan yang sama yang Johnny tanya kan pada nya dulu saat melihat tubuh Ten untuk pertama kali
"Sudah tidak lagi" ucapnya "maaf aku tidak ada saat kau berjuang melahirkan anakku dulu" ucapnya memandang sang submisive
Ten mengelus rahang tegas sang dominant "tidak apa apa Daddy, tapi kau harus berjanji padaku untuk menemaniku saat aku melahirkan anak kita yang lainnya"
Johnny mengangguk cepat dan kembali menunduk mengulum dada sang kekasih dengan nafsu
"Akhh aku sudah tidak tahan"
Johnny dengan cepat membuka celananya. Mata Ten melotot lucu saat melihat penis sang dominant yang sangat besar. Ukuran itu jelas sangat jauh berbeda dari yang dulu
"J-jhon.."
Johnny tau apa yang di pikiran sang submisive "pasti bisa sayang" ucapnya lembut
.
"Aghhh John.. lagi.. ahhh John.."
Ten terus mendesah kuat membuat Johnny semakin mempercepat gerakannya. Sudah berbagai gaya mereka lakukan. Sang dominant belum juga puas sementara Ten entah lah mungkin sebentar lagi submisive itu akan pingsan
"Ten.. akhhh"
"Daddyhhh Johnn.. ahhh lagiihh..! Ahh itu Johnn..!!"
.
03.40
"AKHHH..!!"
Johnny semakin mendalam kan penisnya dan menyemburkan spermanya jauh ke dalam Ten
Nafas Ten terengah, tangannya bergetar memegang bagian perut bawah nya yang terasa hangat
"Ughh.." desahnya saat Johnny mencabut penisnya dari dalam Ten
Johnny tersenyum saat melihat hole Ten penuh dengan sperma nya. Ini benar benar sex yang sangat kuat biasa
Johnny membaringkan tubuhnya di samping sang kekasih dan menarik Ten ke dalam pelukan hangatnya
"Tidurlah, aku tau kau lelah" ucapnya sembari memberikan beberapa kecupan di kening Ten
Ten membalas pelukan sang dominant kemudian tertidur nyenyak
Johnny melonggarkan pelukannya menatap wajah sang kekasih yang sedang tertidur pulas
"Hidupku sudah sangat sempurna setelah kau datang Ten, terima kasih" ucapnya kemudian menyertakan pelukannya
.
05.40
Hendery terbangun dan menangis keras tidak menemukan sang ibu di sampingnya. Dia pun berjalan menuju kamar sang ayah, dia yakin ibunya ada disana
"Hiks... Mae.. hiks.. huaa...!!"
Buug bug bugh
Ini sudah cukup lama dia menangis di depan pintu kamar ayahnya namun tidak ada yang membuka, hendery merosot terduduk menenggelamkan wajahnya di lututnya. Anak itu terus menangis sesegukan
Ceklek
Pintu terbuka terlihat Johnny dengan celana pendek yang dia kenakan tanpa atasan
Hendery mendongak menatap sang ayah "hiks... Daddy.. mae.. hiks.."
Johnny menggendong anaknya "jangan menangis jagoan.. Mae tidur di kamar Daddy"
Johnny lama keluar karena dia harus membersihkan ranjang nya dulu saat mendengar ketukan dari anaknya
Hendery melihat ibunya yang sedang tertidur pulas dengan dengkuran kecil "hiks... Mae tinggalin Deli sendili Deli nda mau Daddy hiks.."
"Iya iya.. kita tidur bertiga disini ya"
Johnny membaringkan sang anak di tengah. Johnny tidur miring menatap kedua semesta nya
"Hiks puk puk Daddy Deli nda bisa tidul lagi"
Johnny tersenyum dan menepuk penuk bokong anaknya dengan lembut hingga anaknya tertidur pulas
Cup
Cup
Johnny mencium kening anak dan kekasihnya "aku mencintai kalian"
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
tenang (Johnten)
Fanfictionpemuda itu harusnya bersenang senang di usianya yang sekarang, namun takdir berkata lain dia memendam semuanya sendiri disaat dia ingin bercerita dia Ten lee