.
.
.
.
.
.
.
.Ten menghembuskan nafasnya dengan terburu buru sembari mengelap keringat di dahi nya
"Resepsionis sialan, lihat saja akan kuadukan pada Johnny" ucap Ten
Dia berada tepat di lantai sepuluh dengan cepat dia mencari ruangan Johnny 'ceo room' Ten tersenyum saat melihat pintu yang bertulisan itu
Dia mengetuk pintu itu, tidak ada jawaban dari sana. Ten melirik ke sekitar nya namun sama sekali tak ada orang Ten pun memutuskan untuk masuk, toh ini juga ruangan Johnny, dia tidak akan marah pada Ten
Ceklek
Mata Ten membola melihat Joy yang sedang duduk di atas pangkuan Johnny
Johnny yang terkejut langsung mendorong gadis itu hingga jatuh
"T-ten.."
Ten menyipitkan matanya menatap dua orang itu secara bergantian
"Seperti ini caramu bekerja nyonya Joy? Menggoda sajangnim mu sendiri?" Ucap Ten
"Sayang.."
Joy hanya menunduk "apa kau sedang bersikap seperti jalang"
Oke. Johnny akan diam sekarang, melihat Ten seperti ini membuatnya sangat takut.
"Dan kau tuan seo.. apa kau menikmatinya? Apa aku menganggumu?" Ucapnya, Johnny dengan cepat menggeleng
"Tidak sayang.. kau datang di waktu yang tepat.." ucap Johnny cepat
"Jika aku tidak datang? Apa yang akan terjadi? Kau akan membuat anak dengan wanita ini?" Ucapnya menunjuk Joy
"M-maafkan saya nyonya Ten"
Ten melihat Joy dengan sinis, "apa selama aku tak ada begini sikapmu terhadap wanita? Woahh apa yang akan hendery katakan saat melihat ayahnya seperti ini terhadap wanita lain? Aku tak percaya"
"Kau baru minta maaf dengan ku kemarin kan? Kau mau aku menghilang lagi dari hidupmu seo"
"Tidak!! J-jangan Ten.. ini salah paham"
"Joy.. aku menunggu surat pengunduran dirimu besok, aku tunggu sebelum jam 9 pagi, surat itu sudah ada di mejaku" ucap Johnny tegas langsung pada sekretarisnya
"S-sajangnim.."
"Keluar dari ruangan ku Joy, aku tak mau membuat kekasihku salah paham"
"Tapi sajangnim saya.."
"Keluar!!"
Mendengar gertakan Johnny membuat Joy menciut, sekretaris itu langsung keluar dengan menghentakkan kakinya kuat dan menutup pintu ruangan Johnny dengan kuat
Bruhhh
Ten membanting dirinya duduk di atas sofa ruangan Johnny dan melepas sepatunya
"Uhh kakiku sakit sekali" ucapnya pelan dan mulai memijit betisnya
Johnny mendekat ke arah sang kekasih "sayang.."
"Makananmu, makanlah" ucapnya memberi kotak bekal yang dia bawa tadi
"Sayang aku.."
"Makan John.. aku belum mau bicara dengan mu"
"Sayang..."
"John... Kumohon kau hanya makan dengan tenang tanpa mengangguk sebentar, aku mohon"
Tatapan Ten sangat tajam padanya, Ten benar benar marah padanya kali ini. Johnny tak berani membantah dia memakan makanan yang di bawa ten sesekali melihat submisive itu yang sedang memijat kakinya
30 menit Johnny menghabiskan makanan yang Ten buat, dominant itu langsung menghampiri Ten
"Sayang..."
"Sayang kau salah paham dengan apa yang kau lihat tadi Joy.. dia tiba tiba duduk di pangkuan ku sayang"
"Dan kau menikmatinya bukan? Cih.. dasar laki laki semua sama saja"
"Kau juga laki laki Ten"
Mata Ten melotot menatap Johnny "a-ahh iya maksudku.. sayang maaf aku akan menyingkirkannya tapi kau langsung membuka pintu"
"Cih.. alasan"
"Aku serius sayang" kemudian mata Johnny menatap kaki ten yang membengkak
"Kenapa kakimu?" Tanya pada sang kekasih
"Resepsionis sialan mu itu, aku disuruh menaiki tangga sampai lantai ini dasar gila"
Johnny terkejut melihatnya "kenapa tidak menelfonku?"
"Tidak apa nya, coba lihat ponselmu sekarang berapa panggilnya dariku tapi kau tidak mengangkatnya, kau malah asik dengan wanita itu"
Johnny menghembuskan nafasnya pelan "baiklah maafkan aku sayang.. ponselku sepertinya tersilent"
Ten menatap kekasihnya dengan tatapan sendu
"Tapi John.. apa kau benar benar akan memecat sekretaris mu? Tanya nya, lelaki dominant itu menatap Ten namun tangannya masih setia memijat betis sang submisive
"Hm.. dia sudah kurang ajar, lihat karna dia kau salah paham tadi. Sepertinya dia menyukai mu"
"Aku tak peduli, aku sudah mempunyaimu itu cukup"
Ten tersenyum kecil melihat sang kekasih
"Pekerjaan mu sudah selesai?"
"Sudah, tugasku sekarang memijat kekasihku jangan melarangku Ten aku tak suka" ucapnya cepat, dia tak jika sang submisive pasti akan melarangnya
"Tidak aku tidak akan melarang"
.
"Bagaimana bisa sialan!!"
"Maaf tuan, tapi Ten benar benar kembali. tuan muda Johnny sendiri yang membawanya kembali"
Tangan gong yo mengepal kuat mendengar itu, anaknya tidak boleh kembali pada jalang itu, sampai kapanpun dia harus memisahkan Johnny dengan Ten
TBC
Sampai jumpa besok pai paii
KAMU SEDANG MEMBACA
tenang (Johnten)
Fanfictionpemuda itu harusnya bersenang senang di usianya yang sekarang, namun takdir berkata lain dia memendam semuanya sendiri disaat dia ingin bercerita dia Ten lee