.
.
.
.
.
.
.
.
.
."Lelaki murahan itu bahkan sudah hamil anak kedua" ucap tuan seo memegang surat di tangannya.
"Kau tidak bisa memisahkan mereka, dia sama kerasnya dengan mu" celetuk nyonya seo meletakkan kopi di atas meja suaminya.
"Apa yang kau tau Hannie...! Kau ingin aib itu berada di antara keluarga kita?!!!" Teriak gong Yoo di depan sang istri.
Hannie membuang nafasnya pelan. "Lalu kau mau apa sekarang? Memisahkan putraku dengan cintanya begitu?!" Balasnya dengan suara yang meninggi.
"Kau tidak tau Ten itu siapa Hannie...!!"
"Aku tau!! Aku tau siapa submisive itu! Dia anak dari selingkuh mu kan...! Wanita Thailand yang kau bunuh 19 tahun yang lalu.. jangan kau pikir aku tak tau siapa itu Ten, gong Yoo!!" Ucapnya dengan membentak suaminya.
Gong Yoo terdiam menatap sang istri. "Sudah cukup selama ini aku menjadi boneka mu... Sudah cukup selama ini aku mengikuti drama yang kau mainkan dan membuat putraku membenciku gong Yoo...!!"
"Sekarang ceraikan aku...!!!" Ucapnya di akhir membuat gong Yoo Sama sekali tak berkutik, ini adalah pertama kalinya istrinya mengatakan ini padanya.
"Wahh... Aku tak bisa membayangkan seberapa lucunya nanti anak anak kita nanti" ucap Ten menatap taeyong yang duduk dengan anggun di depannya.
Taeyong terkekeh menatap Ten, "kau benar.., kau tak mau menyusul win?" Tanya taeyong melirik winwin di sampingnya.
Winwin menatap kedua temannya yang sedang menatapnya secara bergantian "aku tidak tau.. kalian tau.. aku begitu tak menyukai anak anak" ucap winwin pada teman temannya.
"Aku dulu juga begitu, tapi menurutku..mempunyai anak tak begitu buruk" celetuk taeyong menimpali.
Ten mengangguk mengiyakan apa yang di katakan taeyong "lagi pula, kau terlihat menyukai hendery.. buatlah dengan yuta.. dia pasti sangat sedih saat tau kekasihnya tak ingin mempunyai anak" timpalnya
Winwin terdiam mendengar apa yang di katakan Ten dan taeyong, submisive itu kemudian melirik hendery yang sibuk dengan mainannya. "Tidak terlalu buruk ya..." Cicitnya dengan sangat pelan.
Hingga tibalah malam, taeyong dan winwin sudah pulang ke rumah mereka meninggal kan Ten dan hendery hanya berdua di apartemen nya.
Ten, submisive kecil yang tengah berbadan dua itu sibuk menyiapkan makan malam untuk keluarganya.
"Daddy pulang...."
Terdengar suara Johnny yang menggelegar begitu kuatnya. Hendery bocah itu langsung berlari ke arah pelukan sang ayah. "Aigo... Anak Daddy" ucap Johnny saat mengendong tubuh kecil sang anak.
"Dimana Mae mu?" Tanya Johnny menatap si kecil. "Di dapul, cedang masak" ucap nya menunjuk dapur.
Johnny mengangguk kemudian menurunkan putranya. "Dengar boy.. ini sudah malam, sekarang bereskan mainan mu dan datang ke meja makan mengerti.." ucapnya menyamakan tubuhnya dengan sang anak.
Si kecil mengangguk kemudian berlari membereskan mainannya yang berserakan. Johnny tersenyum menatap anaknya dengan gemas kemudian berlalu ke arah dapur untuk menemui istrinya.
"Sedang masak apa?" Tanya Johnny memeluk tubuh sang istri dari belakang. "Daddy...." Ucap Ten menepuk tangan suaminya yang melingkar di pinggangnya pelan.
"Baby rewel hari ini?" Tanya Johnny dalam pelukan itu, Ten tersenyum kemudian menggeleng "tidak.. baby baik Daddy" balas Ten dengan meniru suara anak kecil
Johnny tertawa kemudian menciumi wajah sang istri bertubi tubi.
"Daddy..." Panggil hendery dari arah belakang membuat Ten dan Johnny menoleh secara serentak.
"Ada yang datang..." Ucap anak kecil itu, tak banyak bicara Johnny langsung pergi untuk melihat siapa yang datang di jam 8 malam ini.
"Ibu..." Ucapnya saat melihat Hannie berdiri di depan pintu dengan senyum yang tipis.
"Boleh ibu masuk?" Ucap wanita itu menatap anaknya. Johnny terdiam sebentar kemudian mengangguk.
Hannie tersenyum saat melihat sang cucu dengan membereskan mainannya. "Jadi? Ada apa ibu tiba kesini? Apa suamimu itu tidak marah?" Tanya Johnny menatap ibunya.
Baru saja Hannie akan menjawab, namun tertahan oleh Ten yang datang tiba tiba dengan menyajikan teh hangat dan beberapa cemilan untuk ibu mertuanya.
"Silahkan di minum nyonya.." ucap Ten, Ten ingin kembali ke dapur namun Johnny menahan tangannya menyuruh Ten untuk duduk di sampingnya.
Hannie kembali tersenyum melihat bagaimana anaknya melakukan hal lembut itu pada istrinya. "John.. ibu ingin menginap disini beberapa hari kedepan apa boleh?" Tanya Hannie pada anak nya.
"Tidak/boleh nyonya" ucap Johnny dan Ten secara bersamaan. "John..." Ucap Ten memperingati sang suami.
"Tidak! Tetap tidak, untuk apa ibu tunggal disini? Kemana rumah ibu? Ibu.. kumohon jangan menganggu keluarga ku lagi..." Ucap Johnny pada ibunya.
"Ibu dan ayahmu akan bercerai" ucap Hannie seketika membuat Johnny terdiam menatap ibunya.
"B-bercerai?" Ucap Johnny di balas anggukan oleh Johnny, Ten melirik suaminya sekilas
"Bicaralah sebentar dengan ibumu.. biar hendery bersamaku.." bisiknya kemudian pergi bersama hendery kembali ke dapur, Ten rasa anak dan ibu ini butuh privasi berdua
"Kenapa? Dia melakukan apa lagi padamu?" Tanya Johnny kini terdengar penuh dendam.
Hannie tersenyum melihat respon sang anak. "Ibu rasa.. sudah cukup selama ini ibu tersiksa... Ini bukan soal ibu.. ini soal Ten dan cucu ibu.. jaga mereka john.. ayahmu sedang merencanakan sesuatu pada istri dan anakmu"
TBC
Aku udh update nih ya, awas aja sepi
KAMU SEDANG MEMBACA
tenang (Johnten)
Fanfictionpemuda itu harusnya bersenang senang di usianya yang sekarang, namun takdir berkata lain dia memendam semuanya sendiri disaat dia ingin bercerita dia Ten lee