29.

3.7K 273 7
                                    

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.





"Apa yang kau pikirkan john.." ucap Ten dalam pelukan suaminya saat merasa sang suami belum juga memejamkan matanya.

Tangan kekar Johnny mengelus rambut si manis. "Ibuku" balasnya menatap langit langit kamarnya.

"Kenapa? Ibumu sudah aman bersama kita sekarang.." ucap Ten menatap sang dominant.

Si dominant menggeleng kemudian melirik istrinya "aku tak percaya dia menyembunyikan ini semua demi ku Ten, aku.. aku menganggap nya keterlaluan padaku selama ini dan ternyata.."

"Ibumu baik, dia melakukan itu demi ku dan hendery.., aku sangat berterimakasih pada ibumu" ucap Ten mengusak wajahnya di dada suaminya.

Johnny tersenyum kecil "tetap lah seperti ini Ten.. jangan tinggalkan aku lagi..." Ucap johnny memeluk erat istrinya.

"Aku tidak akan kemana mana lagi Daddy" ucap Ten membalas sang suami.




























Jam sudah menunjukkan pukul 10 pagi hari, Ten dengan kedua tangannya yang penuh anak belanjaannya tertenteng masuk ke dalam apartemen nya.

Matanya menatap pada ibu mertuanya yang tengah duduk di sofa yang mata yang terpejam.

"Nyonya..." Panggil Ten berjalan mendekat ke arah ibu suaminya. Hannie membuka matanya dan menatap Ten yang berdiri di sampingnya.

"Nyonya sudah makan? Mau Ten buatkan makanan?" Tanyanya dengan lembut. Wanita itu terdiam beberapa detik kemudian menarik tangan Ten dan menyuruh submisive itu untung duduk di sampingnya


Ten bingung sebenarnya, tapi dia lebih baik mengikuti apa yang ibu mertuanya itu perintahkan dari pada melawan, toh itu juga tak membahayakan baginya.

"Sudah berapa bulan?" Tanya Hannie mengelus perut ten yang sedikit membuncit itu.

"Jalan 3 bukan nyonya" balas Ten, Hannie melotot kemudian menggeleng "apa apaan itu, panggil aku ibu Ten.. bukan nyonya.. kau itu menantuku" ucap Hannie pada Ten.

Ten tersenyum kaku saat mendengarnya, apakah ini artinya dia sudah di terima oleh ibu suaminya?.

"Ahh.. iya.. ibu.." ucapnya dengan sedikit kekehan, "apa dia rewel?" Tanya Hannie lagi.

Ten menggeleng sebagai jawaban "benarkah? Pasti nanti dia akan menjadi anak baik" Ucap Hannie.

"Dulu.. pasti kau kesulitan ya Ten saat hamil hendery.. suamiku memisahkan kau dan Johnny dan membiarkan kau hidup sendiri disana" ucap Hannie memandang sendu ke arah menantunya.

"Tidak apa apa ibu.. itu sudah berlalu, sekarang kami sudah kembali bersama, lagi pula sekarang ada ibu kan" ucapnya dengan sedikit senyuman.

Hannie tersenyum saat mendengar jawaban lembut dari menantunya "boleh ibu minta satu hal?" Ucap Hannie

Ten mengangguk, "jangan tinggalkan Johnny dalam kondisi apapun, dia benar benar hanya mempunyai mu Ten, anakku itu.. bahagia hidup bersamamu" ucapnya dengan nada sendu.

Ten terdiam beberapa saat "tak ada alasan untuk aku meninggalkan Johnny ibu.. aku sangat mencintainya" ucap Ten membalas ucapan ibu mertuanya.


Sementara di sisi lain Johnny kini mati Matian mengatakan emosinya saat melihat ayahnya duduk di depan bangkunya tanpa wajah yang merasa bersalah menatapnya.


"Bagaimana? Kau masih mau bertahan dengan jalang itu?" Ucap tuan Seo tanpa memperdulikan anaknya.


"Itu hubungan masa lalu mu dengan ibunya, tidak ada hubungannya dengan Ku" ucap Johnny dengan menatap tajam ayahnya.

"Wah... Anakku sudah bisa memberontak ternyata, apa yang di lakukan submisive itu padamu" ucapnya menantang johnny.


"Bayangkan bagaimana jika dia tau jika aku, ayahmu lah yang membunuh ibunya" lanjut nya lagi.


Rahang Johnny mengeras saat mendengar ucapan jahat ayah nya. "Apa kau siap untuk mati?" Tanya Johnny dengan nada dingin nya


"Karna sebelum Ten tau, kau akan mati di tanganku" lanjutnya.


"Lakukan saja, bagaimana rasanya jika mati di tangan anakku sendiri, aku akan merasakan apa yang ayahku rasakan saat aku membunuhnya" balas tuan seo

Bola mata Johnny melebar saat mendengar ucapan ayahnya, maksudnya apa? Ayahnya membunuh kakeknya? Apa seperti itu?


"Kau..."

"Ayahmu ini yang membunuh kakekmu john... Bukan ibumu.. aku yang membunuh ayahku.." ucap tuan seo dengan nada bangganya.


"Dasar gila....!!!!!"





Bugh.....!!!



Satu persatu tumbukan di layangkan pada ayahnya. Benci, dendam, kecewa semua menjadi satu.


Disana Johnny membabi buta tak menghiraukan teriakan karyawan nya, dia menghajar ayah nya habis habisan. Sementara tuan seo hanya diam membiarkan anaknya menghajarnya.











TBC



tenang (Johnten)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang