.
.
.
.
.
.
.
.
.Ten keluar dari cafe nya, waktu bekerjanya telah selesai jam menunjukkan pukul 15.30 Ten mengadarkan pandangannya mencari anak semata wayangnya
Senyum Ten mengambang melihat hendery duduk di atas kursi taman dengan membelakanginya
Ten berjalan ke arahnya, kemudian berhenti sebentar lelaki di samping anaknya sangat tidak asing di pandangan Ten
Dia takut jika yang dia pikirkan benar, dia takut jika itu benar Johnny
"H-hendery.." panggil Ten dengan tergagap
Anak kecil itu menoleh ke arah belakang dengan tersenyum ke arah sang ibu
"Mae sudah selesai?" Tanya nya Ten hanya mengangguk
Lelaki itu berdiri dan menoleh ke arah nya
Deg
Tatapan mereka bertemu, jantung Ten terasa berhenti sekarang. Johnny kekasihnya ayah dari anaknya berdiri dengan tegap di hadapannya sekarang
Johnny terdiam melihat lelaki mungil di depannya kemudian melirik hendery
"H-hendery ayo kita pulang sekarang" ucapnya menarik tangan sang anak namun dengan cepat Johnny menahan lengan Ten
"Bukankah kita harus bicara disini" ucap Johnny menatap tajam pada Ten
"Tidak ada yang perlu di bicarakan" ucapnya cepat kemudian membawa hendery dalam gendongannya
"Lalu bagaimana kita selama ini?!" Suara Johnny terdengar membesar
"Mae.." hendery menyembunyikan wajahnya pada celuk leher Ten, dia takut melihat Johnny
"Jangan menyakiti putraku John..!"
"Putramu? Apa maksudmu? Kau sudah menikah? Kau lupa kita belum putus Ten!!"
"Aku tidak peduli, menjauh dari hidupku sekarang" Ten berjalan cepat meninggalkan Johnny yang terdiam di belakangnya
.
Ten menepuk bokong putranya yang tertidur pulas, hari ini sangat kacau bagaimana bisa dia bertemu Johnny disini
Matanya menatap wajah anaknya yang mirip sepertinya namun mempunyai sifat dominant seperti Johnny
'paman tadi siapa Mae? Dia malah malah. Deli takut'
'bukan siapa siapa, dia hanya teman Mae.. mungkin dia marah dengan Mae karena Mae sudah pergi darinya'
'kenapa Mae pelgi Dali paman itu'
'mae harus menjaga hal yang paling berharga di hidup mae'
Bayangan Ten mengingat beberapa menit lalu percakapannya dengan sang anak
"Maafin Mae Dery..." Ucapnya
.
07.30
BRAKK
"Batalkan semuanya Joy!!" Teriak Johnny pada sektretaris nya
"Maaf tuan seo, tapi ini tidak bisa di batalkan. Janji ini anda sendiri yang membuat saat masih di Korea tuan seo"
"Aku tak peduli, jika begitu batalkan kerja sama nya, ada yang lebih penting dari perusahaan Ku" ucapnya kemudian meninggalkan Joy di belakang
Johnny mengendarai mobilnya dengan kecepatan cepat menuju cafe yang kemarin ditunjuk oleh hendery
Klingg
"Selamat dat...tang" Ten terdiam saat melihat Johnny berdiri di depan pintu cafe
Johnny langsung berjalan ke arah kursi yang dekat dengan kasir, Ten dengan cepat langsung menghampirinya
"Ingin memesan apa?" Tanya Ten dengan lembut
"Americano 2 shot" jawabnya cepat
Ten dengan cepat langsung mencatatnya "apa ada lagi?" Tanyanya, Johnny menggeleng "aku ingin bertemu pemilik cafe ini" ucapnya
Ten langsung menatap Johnny "untuk apa?" Tanya nya lebih datar
"Ada urusan panggil dia kemari"
"Tidak!"
"Panggil dia Ten! Kau tau bagaimana aku jika kau menolakku" ucapnya membuat Ten sedikit takut
Akhirnya Ten memanggil pemilik cafe itu dan melakukan obrolan ringan dengan Johnny
"Ten, kau boleh izin hari ini aku tak akan memotong gajimu"
Mata Ten membola saat mendengar ucapan pemilik cafe itu
"Tidak usah bos, saya ma.."
"Aku yang menyuruhmu Ten, tidak perlu tidak enak dengan yang lain"
Ten melirik Johnny yang memasang senyum nya
.
20 menit berlalu kedua pasangan itu belum ada yang membuka suara, Ten hanya mengaduk aduk makanannya sedangkan Johnny hanya menatap kekasih yang meninggalkannya 5 tahun ini
"Ekhemm.." Johnny berdehem untuk mencairkan suasana
"Apa kabar Ten" tanya
"Aku baik" jawab Ten tanpa melirik Johnny
"Aku minta maaf atas yang semalam"
"Tidak apa apa"
Johnny menghembuskan nafasnya sebentar "kenapa kau melakukan ini ten"
Gerakan tangan Ten berhenti, dia mendongak menatap dominant di depannya
"Aku menunggumu untuk kembali, kau berjanji padaku, kau bilang akan pergi sebentar Ten.."
"Kau tak mengabariku Ten.. aku selalu menunggu mu"
Ten hanya menatap Johnny tanpa bersuara, mendengar bagaimana Johnny berbicara dengan suara parau nya
"Kau... Kau bahkan sudah memiliki anak... Aku tak bisa percaya itu Ten..."
"Kau datang memberi cahaya padaku lalu kau sendiri yang membawa cahaya itu jauh dariku Ten! Kenapa!!!"
"Karna keluargamu John!!! Keluargamu yang menyuruhku pergi! Apa kau tak sadar!"
Ten sudah tak bisa menahannya lagi, sesak di hatinya akhirnya tersampaikan pada dominant ini
"Aku juga tak mau pergi John... Ayahmu.. ayahmu mengancamku..."
Kini giliran Johnny yang diam, "ayahmu akan membunuh putraku John.. dia akan membunuh anak kita"
"A-anak?"
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
tenang (Johnten)
Fanfictionpemuda itu harusnya bersenang senang di usianya yang sekarang, namun takdir berkata lain dia memendam semuanya sendiri disaat dia ingin bercerita dia Ten lee