.
.
.
.
.
.
.
.Ten menatap Johnny yang sangat marah di hadapannya, Johnny memarahi resepsionis nya karena menyuruh Ten menaiki tangga hingga ke lantai 10 bisa di lihat bagaimana kondisi kaki ten sekarang
"Kau! Mulai sekarang aku memecatmu, tidak usah datang ke kantor ku mulai besok" ucap Johnny, dominant itu langsung berjalan ke arah Ten dan menggendong sang submisive melewati beberapa karyawan yang menonton tadi
.
Ten menatap Johnny yang sedang menyetir di sampingnya dengan serius
"Kau kejam"
Mendengar kalimat itu Ten lantas menoleh ke arah sang kekasih "aku kenapa?"
"Kau mempermalukan resepsionis mu dan memecatnya, bukankah itu kejam"
"Aku tidak peduli denganya, dia sudah menyuruhmu menaiki tangga hingga lantai 10 dan kemudian aku akan diam saja"
"Tapi tidak seperti itu caranya John.."
"Sudahlah sayang.., itu konsekuensi akibat perbuatannya"
Ten menghembuskan nafasnya saat mendengar ucapan sang kekasih
Ten dan Johnny menjemput hendery yang dititipkan ke rumah winwin kemudian kembali ke apartemennya
Kaki ten yang masih kelihatan bengkak membuat Johnny tak tega menatap sang kekasih dan memutuskan untuk menggendongnya dengan hendery yang berjalan di samping orang tuanya
Langkah Johnny terhenti saat melihat ayah dan ibunya berdiri di depan pintu apartement. Kemudian Johnny merubah tatapannya menjadi datar
"J-johnn.." ucap Ten saat melihat ayah Johnny menatap tajam pada Ten
.
Suasana apartemen sangat dingin. Tak ada pembicaraan di antara mereka, hendery yang biasanya sangat ceria kini bersembunyi pada pelukan ayahnya
"Aku akan menikahi kekasihku" kalimat itu keluar dari mulutnya dengan lantang
"Kau gila! Tidak kau lihat bagaimana submisive ini!" Ucap gong yo
"Apa? Dia sempurna untukku"
"Johnny.." ini Hannie ibu Johnny mulai bersuara
"Ikuti permintaan Ayahmu kali ini saja" ucapnya lembut
"Permintaan apa? Menyuruh aku menjauh dari kekasihku? Atau dari anakku? Kalian sudah tidak waras"
"Johnny!!!"
"Apa!! Jaga sikapmu di apartemen ku Tuan seo!!"
"D-daddy.." hendery bersuara dengan gemetaran
Johnny menetralkan nafasnya kemudian mengelus bahu Sang anak
"Kau mengusir Ten saat dia sedang hamil anakku! Melihat kelakuan mu saja aku sudah dapat menyimpulkan jika kau adalah ayah yang buruk"
Johnny menekankan kalimat di tiga kata terakhir
"Aku tidak ingin menjadi seorang ayah yang gagal sama seperti mu tuan seo. Lebih baik kau dan istrimu pergi dari sini, aku tetap akan menikahi Ten dengan atau tanpa restu dari kalian." Ucap Johnny menatap ayah dan ibunya secara bergantian
"Kau tidak mendengar apa yang katakan anakku Ten? Kau sangat berpengaruh buruk bagi putraku!" Gong yo melihat Ten dengan tajam
"Kau..."
"Anda sendiri yang merubah putra anda tuan, aku hanya membantunya saat dia melewati masa Sulit akibat ulah kalian yang doyan berselingkuh" Ten membuka suara
"Johnny sangat mencintai ku, aku sangat bodoh dulu kenapa aku pergi dari nya ketika mengandung putraku hanya karena ancaman konyolmu dan sekarang aku tidak akan mengalah lagi, aku tetap akan mempertahankan hak ku dan hak anakku disini!"
Gong yo dan Hannie tentu saja terkejut dengan apa yang Ten ucapkan, bagaimana bisa submisive ini terlihat sangat berani
"Kau!! Cihh bahkan aku bisa menilaimu kau sangat tidak sopan pada kami! Kamu orang tua Johnny"
"Untuk apa sopan pada anda? Itu sangat merugikan saya"
"Cukup!!" Ini Johnny menengahi perdebatan kekasih dan orang tuanya
"Keluar dari apartemen ku sekarang juga" ucapnya pada orang tuanya
"J-jhonn.. Kau mengusir ibu?"
"Ya. Dan kumohon jangan pernah mengganggu keluarga ku lagi, sebaiknya kalian urus anak kalian yang lain aku bisa mengurus diriku sendiri"
.
23.00
Ten mengakhiri tepukan di bokong anaknya kemudian mencium kening si kecil Dangan lembut. Hendery pasti sangat bingung soal kejadian sore tadi
Ten mematikan lampu kamar anaknya dan berjalan menuju kamar Johnny
Ceklek
Lampu kamar masih hidup, dominant itu tertidur dengan membelakanginya. Ten naik ke atas ranjang dan menatap dominant yang membelakanginya
"John.. kau sudah tidur"
Mendengar suara Ten Johnny lantas berbalik dan menatap sang kekasih
"Aku belum mengantuk" ucapnya
"Kau masih memikirkan orang tuamu?"
Johnny menggeleng "tidak, aku memikirkan kalian"
"Hendery sudah tidak apa apa, dia hanya terkejut tadi"
"Aku takut anakku trauma Ten, melihat bagaimana keluargaku"
"Dia akan baik baik aja bersama kita."
Johnny mengangguk, "aku harap begitu"
Tangan Johnny terulur menyentuh wajah mungil Ten "mau menikah denganku?"
"Kau melamar ku atau bagaimana? Mana cincinnya? Kau sangat tidak romantis"
"Aku belum membelinya, aku tidak tau model yang bagaimana yang cocok untukmu"
Ten terkekeh mencubit pipi Johnny "kau sangat lucu"
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
tenang (Johnten)
Fanfictionpemuda itu harusnya bersenang senang di usianya yang sekarang, namun takdir berkata lain dia memendam semuanya sendiri disaat dia ingin bercerita dia Ten lee