"Heh, yang kemarin nanya. Kenapa gue gak lawan aja si Anissanjing. Karena kan gue lagi pura-pura kayak orang yang gak bisa apa-apa. Lagian kalau gue lawan, tuh beban dunia pasti ngadu. Gue juga yang kena. Udah paling baik itu, gue diem aja. Padahal dalam hati, gue selalu menahan sabar untuk gak nonjok dia. Udah ya, jangan nanya lagi kenapa gue gak lawan si Anissanjing dulu, gue gak mau ribet."
~Mora imoet~
°°°°
Satu hal yang tidak Zea sadari, selama ini ayahnya selalu mengunjungi dirinya setiap malam hari. Anggap saja jika Bima pengecut, Bima tidak peduli.
Bima juga tahu jika Zea selalu belajar ilmu beladiri dari seseorang yang dia anggap 'pembunuh bayaran', padahal Carel adalah bodyguardnya Zea yang diutus oleh Bima.
Makanya, kenapa setiap Zea dalam masalah. Carel selalu ada disana, karena posisi Carel tidak akan pernah jauh dari Zea.
Bima memiliki alasan sendiri, kenapa dia sampai harus menjauhi bahkan melakukan kekerasan pada Zea. Meski sebenarnya sudah cukup dengan mengacuhkan Zea.
Bima juga sudah tahu jika Anissa anak dari musuh bisnisnya. Bima sudah menyusun rencana dengan begitu rapihnya. Dan ternyata digagalkan oleh anak pertamanya.
Niat Bima, dia akan mempermalukan Anissa saat ulang tahun perusahaan ayahnya, Revan. Tapi namanya juga rencana manusia, bisa gagal kapan saja.
Selama sebulan Zea terbaring di ranjang rumah sakit, Bima selalu menangis jika sedang sendirian. Dirinya benar-benar tidak becus menjadi seorang ayah. Padahal, apa yang harus dia takutkan?!.
Kekuasaan Bima padahal lebih dari mampu untuk menumbangkan perusahaan Revan. Tapi perkataan istrinya, membuat dia mengikuti apapun yang Revan perintahkan. Bahkan sampai memukul putri kandungnya sendiri.
Dan sekarang Bima menyesal, pantas saja jika selama ini Sandra selalu menyuruhnya untuk melakukan apapun yang Revan katakan, karena Sandra ada main api dengan Revan.
Sosok istri yang Bima cintai dan sayangi, ternyata menusuknya dari belakang. Dan Bima baru tahu akhir-akhir ini, jika sebenarnya Anissa anak kandung Sandra dengan Revan.
Saat ini Bima menatap sendu putrinya yang masih asik memejamkan matanya, entah kapan Zea akan membuka matanya.
"Sayang, ayah disini. Kapan mau bangun, hm. Kamu mau tahu gak, apa alasan ayah perlakuin kamu beda dari yang lain? Karena kamu anak kesayangan ayah. Ayah selalu larang kamu keluar rumah itu, karena musuh ayah banyak di luaran sana. Ayah gak mau kalau kamu yang harus jadi korbannya. Musuh ayah sadis, sayang." Bima menjeda ucapannya. Tenggorokan terasa kering, matanya memanas. Bima rasanya ingin menangis setiap menatap Zea.
"Kamu pasti gak tahu, kalau sebenarnya Carel itu bodyguard kamu. Ayah sengaja sembunyiin ini dari kamu, takutnya nanti kamu malah pamer sama Anissa, hehehe. Cepet sembuh kesayangannya ayah" ucap Bima mencium kening Zea.
°°°°
"ABANGGGG..."
"Berisik Mora! Lo kira ini hutan pake acara teriak-teriak segala!"
Mora cengengesan, berjalan mendekati Marcel dan memeluk tubuh abangnya dari samping.
"Tumben nih peluk-peluk, mau apa lo?"
Mora mendongak, menatap abangnya yang sedang menunduk melihat dirinya. "Mora bosen, main yuk."
Marcel menatap adiknya intens, kemudian menghembuskan napasnya pelan. "Bukan gak mau dek, tapi abang ada kerja kelompok. Lain kali aja ya?"
Marcel sebenarnya ingin menemani adiknya, tapi mau bagaimana lagi. Tugas negaranya belum selesai, nanti gak jadi naik pangkat lagi.
Mora cemberut, "yah, abang. Ini kan udah malam, masa masih kerja kelompok sih? Mending disini temenin Mora, mommy sama daddy juga belum pulang. Abang tega ninggalin Mora sendirian?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Extra Love Story
Historical FictionTransmigrasi series ~ 2 •••••• Zea Andara Alexander, putri bungsu keluarga Alexander yang tidak pernah di anggap. Zea berpura-pura lemah di depan keluarganya hanya karena ingin di perhatikan, tapi mereka semua malah semakin membencinya. Sampai kejad...