Mora turun dari mobil suruhan Alexo, saat ini dia sedang berada didepan kantor keluarga Damora atas paksaan tunangannya itu.
"Gila nih kantor, gede banget. Gue berasa jadi kecil tahu gak, lagian ngapain Alexo nyuruh gue kesini? Gue kan gak akan bantuin dia apapun."
Mora dengan percaya dirinya memasuki kantor Damora Company. Tatapan semua orang tertuju padanya, mungkin mereka baru pertama kali melihat cewek cantik. Jadi Mora memakluminya.
Mora mendatangi meja resepsionist, jujur saja dia tidak tahu letak ruangan Alexo ada dimana. Ini kan baru pertama kali dia menginjakan kakinya disini. Entah deh kalau Mora yang asli.
"Permisi kak, mau tanya. Ruangannya Alexo dimana ya?"
"Maaf dek, kalau boleh tahu adek sudah membuat janji dengan tuan Alexo?"
Mora hampir saja menyemburkan tawanya. Tuan? Ya ampun meski itu lebih baik dari pada Alexo dipanggil pak, tapi tetap saja bagi Mora itu terdengar menggelikan.
"Begini kak, kalau buat janji sih enggak. Tapi saya disuruh sama dia buat datang kesini. Kalau kakaknya gak percaya, tanya langsung sama orangnya."
Resepsionist itu menurut, dia menelpon sekretaris Alexo. Karena Alexo tidak akan pernah mau menerima panggilan selain dari sekretarisnya.
Setelah panggilan itu terputus, resepsionist itu kembali menatap Mora dengan senyum ramahnya.
"Kakak sudah ditunggu tuan Alexo diruangannya. Mau saya antar?"
"Boleh deh kak, takut nyasar."
"Mari ikut saya."
Mora mengikuti resepsionist itu, setelah sampai di lantai paling atas Mora langsung keluar dari lift karena disuruh oleh perempuan itu.
"Kakaknya bisa langsung ke ruangannya tuan Alexo ya. Disini cuman ada ruangan CEO kami."
Mora mengangguk, membiarkan perempuan itu kembali pada tugasnya.
Setelah Mora berjalan beberapa langkah, dia melihat sebuah pintu. Mungkin itu ruangan Alexo, karena memang tidak ada pintu lagi di lantai itu.
Tok... tok... tokk...
Ingat ya, Mora masih punya tata krama, gak mungkin dia langsung menerobos masuk. Gimana kalau Alexo sedang bertemu rekan bisnisnya? Yang ada nanti malu-maluin Alexo lagi.
"Masuk."
Mora langsung membuka pintu, menyembulkan kepalanya terlebih dahulu.
Mora cengengesan saat Alexo menatapnya.
"Ngapain masih disitu? Masuk sini." titah Alexo.
Mora akhirnya masuk kedalam ruangan CEO, setelah itu dia duduk di sofa ruangan Alexo.
"Ngapain nyuruh aku kesini?" tanya Mora.
Alexo mendekati Mora, dia sudah kangen dengan tunangannya ini. Alexo langsung merengkuh tubuh Mora, aroma tubuh Mora sangat menenangkan bagi Alexo. "Gak boleh?"
"Bukan gitu, maksudnya kenapa gak kamu aja yang main ke rumah?"
"Niat aku emang gitu, yang. Cuman ayah tiba-tiba nyuruh aku ke kantor. Makanya aku nyuruh kamu kesini."
Mora menganggukkan kepalanya, tangannya Mora terulur pada kepala Alexo. Dia mengusap rambut tunangannya.
"Kamu emang gak capek, by? Tadi pagi sibuk sama kertas ujian, sekarang juga sibuk sama kertas dokumen. Kalau aku ada di posisi kamu, mungkin aku udah benar-benar stres tahu gak."
Alexo semakin merapatkan tubuh keduanya. "Awalnya emang capek, tapi setelah dipeluk sama kamu capek aku jadi hilang."
Mora tertawa, "gombal banget sih."
KAMU SEDANG MEMBACA
Extra Love Story
Historical FictionTransmigrasi series ~ 2 •••••• Zea Andara Alexander, putri bungsu keluarga Alexander yang tidak pernah di anggap. Zea berpura-pura lemah di depan keluarganya hanya karena ingin di perhatikan, tapi mereka semua malah semakin membencinya. Sampai kejad...