26

33.8K 3.6K 92
                                    

Ingat ya, cerita ini bukan tentang harem.

•••••

Mora berjalan sendirian di koridor, hari ini Alexo tidak menjemputnya karena alasan ada pekerjaan. Alexo juga tidak akan masuk sekolah untuk hari ini.

Tapi yang membuat Mora heran, kenapa sedari tadi banyak yang mencuri pandang ke arahnya. Seakan dia sudah melakukan sesuatu.

"Semua orang pada kenapa dah? Kayak gak punya hidup sendiri aja, ngomentarin hidup gue terus." gumam Mora.

"Lihatkan, gue yakin kalau sebenarnya Mora itu masih suka sama Guntur. Buktinya Airin di bully lagi."

"Iya, mana bullynya malem-malem lagi."

Mora sudah kesal, kenapa mereka bicara seolah-olah dia membully Airin. Bertemu dengan Airin saja hanya di sekolah, itu pun terpaksa karena mereka berada di lingkungan yang sama.

Karena sudah benar-benar kesal, Mora menghampiri mereka berdua yang sedang membicarakannya.

"Lo berdua lagi ngomongin apa sih? Ngomongin gue ya lo pada?"

Dua orang itu menunduk saat keciduk oleh orang yang sedang mereka bicarakan.

"Jawab gue! Lo berdua lagi ngomongin apa?"

"I-itu, emhh..."

Mora berdecak, tinggal ngomong aja susah banget. Perasaan tadi waktu ngegosipnya lancar-lancar aja tuh suara. "Ngomong aja kali, gak akan gue bunuh juga."

"I-itu, kita lagi ngomongin kamu yang emh.. Tadi malam bully Airin."

Mora mengerutkan keningnya, selang beberapa detik dia mengangguk. Mora kembali melanjutkan jalannya, dia tidak peduli dengan gosip itu.

Tapi berbeda dengan dua orang yang Mora tinggalkan. Mereka menganggap jika itu memang benar di lakukan oleh Mora karena tidak adanya pembelaan.

"Tuh kan, pasti emang dia yang lakuin. Buktinya dia gak marah sama kita."

Nyali kerupuk, saat Mora datangin mereka seakan orang gagap. Tapi saat Mora sudah tidak ada di depan mereka, mereka seakan pembawa berita. Sangat lancar bicara.

°°°°

Mora sudah duduk di bangkunya, dia sedang menunggu Violin.

Beberapa menit kemudian, Vio datang. "Tumben amat pagi-pagi udah dateng. Biasanya mepet sama guru."

Vio yang sudah duduk dikursinya menoleh ke sebelah, tempat duduk Mora. "Bacot lo! Datang pagi salah, siang salah. Mau lo apa? Gelut aja lah kita."

Mora cengengesan, "biasanya aja kali, ngegas amat mbaknya."

Vio menghela napasnya pelan, kemudian menatap Mora dengan penuh selidik. "Lo bully si Airin lagi?"

"Enggak."

"Jangan bohong lo, tuh berita lagi viral di sekolah."

Mora berdecak, "kapan anjirr? Semalam gue gak ada keluar rumah karena abang gue balik."

Vio terdiam, kemudian mengangguk-anggukan kepalanya. "Oh, gue kirain lo bully si Airin lagi. Tadinya gue mau marah karena lo gak ajak-ajak."

"Sinting lo, gue kira mau marah. Taunya malah mau ikutan."

Vio berdecak, "apaan gue marah. Emang dia siapa gue? Seru tahu kalau kita bully tuh anak, pasti anjing-anjingnya pada marah."

Mora tahu siapa yang disebut 'anjing-anjingnya' oleh Vio. "Eh, emang tuh berita viral dimana?"

Extra Love Story Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang