Masih ada yang nungguin nih cerita up gak ya??🤔
••••
Mora berjalan sendirian di trotoar, niatnya ingin pergi ke supermarket dengan jalan kaki karena jarak yang lumayan dekat dari rumahnya.
Sambil bersenandung pelan, Mora melangkah dengan riang.
"Eh, eh. Ini kenapa sih?" kata Mora saat merasakan seseorang memeluknya.
Laki-laki itu tidak menjawab, dia malah mempererat pelukannya.
"Orang gila lo ya? Meluk orang sembarangan! Lo gak tahu apa kalau gue udah punya tunangan?!" kata Mora sambil melepaskan pelukannya.
Laki-laki dengan pakaian rumah sakit itu menatap sendu pada Mora, "lo gak ingat sama gue?"
Kening Mora mengerut, kenapa setiap orang yang bertemu dengannya, kata pertama mereka 'lo gak ingat sama gue?' emang mereka sepenting apa sampai dirinya harus mengingat mereka.
"Siapa ya?"
"Gue Vero, teman masa kecil lo."
Mora mengerutkan keningnya, "Vero? Gue gak ingat kalau gue pernah punya teman masa kecil yang namanya Vero. Teman pas apa? Dari bayi? Jaman tk? Jaman sd? Terus kenapa lo pakai baju rumah sakit?"
"Jaman tk, lo ingat laki-laki kecil yang selalu ngikutin lo? Itu gue. Dan kenapa gue pakai baju rumah sakit, karena gue emang penghuni rumah sakit sejak beberapa bulan yang lalu. Dan gue baru sadar seminggu yang lalu."
Laki-laki kecil yang selalu mengikutinya? Jaman tk? Ya mana Mora tahu. Yang mengalami itu semua kan bukan dirinya, tapi si curut Mora yang asli.
"Gue gak tahu, sorry. Tapi kayaknya lo perlu tahu deh. Gue gak ingat semua tentang masalalu gue karena hilang ingatan, jadi sorry kalau gue ngelupain lo gitu aja."
Yah, Vero sudah tidak terkejut lagi dengan kabar jika Mora hilang ingatan. Dia sudah tahu dari Guntur dan yang lainnya. Bahkan sekarang Vero bisa berdiri dihadapan Mora juga atas persetujuan dari Alexo.
Sebelum Vero menemui Mora, dia terlebih dahulu bertemu dengan Alexo. Karena bagaimana pun juga, Vero menghormati Alexo sebagai tunangan Mora.
"Gue tahu kalau lo hilang ingatan, maka dari itu gue ada disini. Gue gak mau lo lupain gue gitu aja, meski kita juga gak terlalu punya banyak kenangan karena sikap posesif Alexo selama ini dan overnya Nanta kalau ada yang deketin lo. Seenggaknya lo tahu bahwa gue pernah ada di kehidupan lo meski hanya sekilas."
Mora hanya diam saja karena dia bingung harus menjawab apa, dari pada salah kata mending dia diam saja. Tapi tenang saja, kupingnya menjalankan tugasnya kok, mendengarkan apa yang dibicarakan laki-laki di hadapannya ini.
"Oh iya, bulan depan gue bakal pindah ke jepang. Dan besar kemungkinan kalau gue akan menetap disana selamanya. Makanya hari ini gue maksa buat ketemu sama lo, biar lo tahu kalau gue pernah ada di masa kecil lo."
"Gue emang gak ingat siapa lo di hidup gue yang dulu, tapi lo tenang aja. Gue gak akan lupain lo kok. Bukan sebagai teman masa kecil, tapi teman masa sekarang. Karena gue gak tahu gimana masa kecil kalian."
"Ngomong-ngomong lo kan pindahnya bulan depan, ngapain maksain ketemu gue sekarang? Padahal masih lumayan lama."
Vero menggaruk pelipisnya, "itu, soalnya besok gue harus pergi ke Kalimantan dulu buat ketemu keluarga gue. Dan takutnya kita gak sempat buat ketemu lagi."
Mora menganggukkan kepalanya, iya sih mumpung ada kesempatan. Takutnya nanti malah gak ada waktu buat ketemu satu sama lain.
"Oh iya, congrats ya lo udah tunangan sama Alexo. Gue masih gak percaya kalau omongan Alexo kecil jadi kenyataan. Gue kira itu cuman sebatas ucapan bocah."
KAMU SEDANG MEMBACA
Extra Love Story
Historical FictionTransmigrasi series ~ 2 •••••• Zea Andara Alexander, putri bungsu keluarga Alexander yang tidak pernah di anggap. Zea berpura-pura lemah di depan keluarganya hanya karena ingin di perhatikan, tapi mereka semua malah semakin membencinya. Sampai kejad...