Dia seorang ahli agama dan aku mengaguminya.
-Syazwan-
by Hildarrr•••
Senja di pondok sangatlah ramai, santri-santri berlarian menuju masjid sambil membawa alat perlengkapan shalat mereka. Masjid pun dipenuhi barisan oleh makhluk-makhluk yang selama ini fokus menimba ilmu agama.
Tampak di rombongan wanita, Laura dan Khadijah berlarian bersama yang lainnya. Selesai shalat magrib bersama, sebagian santri kembali ke asrama, sebagian lagi menetap di dalam masjid.
"Lau, kamu duluan saja. Ana mau ke kamar mandi sebentar."
Laura menoleh ke belakangnya dan menatap punggung Khadijah. Tanpa berpikir dua kali, ia beranjak dari duduknya dan berlari keluar.
Mata bening itu tidak sengaja bertemu mata biru milik Gus Afif yang berdiri di dekat pintu masuk santri perempuan. Laura pura-pura tidak mengenalnya dan berlari melewatinya menyusul Khadijah ke tempat wudhu.
Gus Afif menghela nafas pasrah dan berbalik badan, berjalan keluar dari wilayah masjid pulang ke rumahnya. Tanpa dia tahu, Laura berhenti lari dan berbalik menatap kepergiannya dalam diam.
Malamnya selesai kelas, Laura pergi ke danau pondok sendirian dan melepaskan sandalnya. Ia menurunkan kakinya ke danau dan berjalan ke tengahnya.
"Hidup adalah milik siapapun yang ingin hidup."
"Siapapun tidak berhak meminta akhir hidup orang lain."
"Namun terkadang, hidup yang baik adalah selalu berpikir bahwa Allah adalah sosok yang baik."
"Tapi, ada di mana sosok baik yang diharapkan semua dunia?"
"Apa bukti sosok baik itu benar-benar ada di dunia ini?"
Angin malam berderu menjawab pertanyaannya. Laura melangkah lagi dan menengadahkan pandangannya ke langit, matanya menatap rembulan sambil tersenyum.
"Tidak mungkin aku menuruti bisikan setan untuk bunuh diri di tempat ini. Di manapun kamu berada, kamu ada di mana mataku menatap. Sekalipun takdir jahat yang kau berikan, kamu tetaplah baik."
"Ngapain bunuh diri karena cinta."
Laura terkekeh dan bergegas naik ke atas dan memakai sandalnya. Ia pergi dari tempat itu dengan cepat sebelum orang lain menyadari keberadaannya.
"Laura?"
Langkah kakinya terhenti dan mengangkat wajahnya. Ternyata Gus Afif bersama seseorang.
"Ngapain kamu di sini?"
"Anda tidak perlu tahu," jawabnya dengan sopan lalu berjalan melewatinya dengan cepat.
Gus Afif menatap jejak langkah kaki Laura yang tercetak. "Abis ngapain di danau?" tanyanya tidak didengar Laura. Perempuan itu terus melangkah pergi tanpa menoleh ke belakangnya. Gus Afif menghela nafas menyaksikan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Syazwan
Spiritual"Aku sangat ingin menghabiskan waktu bersama dengannya." "Siapa?" "Satu." "Memang menyenangkan menghabiskan waktu dengannya." ********* Siapakah yang dimaksud? Dengan membaca cerita dari bab per bab, kamu akan mendapatkan jawabannya.