Bab 43 : Satu Jiwa

1.6K 187 50
                                    

Jiwa yang menyayangi kekasihnya di alam ruh, akan mengenal sang kekasih sesulit apapun caranya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jiwa yang menyayangi kekasihnya di alam ruh, akan mengenal sang kekasih sesulit apapun caranya.

—Syazwan

•••

Dikatakan manusia hidup sekali di dunia dan akan menemukan ajalnya. Tidak ada kehidupan kedua, ketiga, seterusnya. Islam tidak menyakini adanya reinkarnasi dan perwujudan dari masa lampau. Namun, Islam mempercayai adanya kekuatan doa seorang ibu untuk anak-anaknya dan keturunannya.

Tanpa adanya tekad, bagaimana mungkin bisa seorang hamba bisa meluluhkan hati Pencipta?

Semua orang percaya tentang kelahiran, kematian, pertemuan dan perpisahan. Tidak ada satupun makhluk yang terlepas dari ketetapan Allah yang telah tercatat di lauhul mahfuz. Sealim apapun seorang manusia, ia tidak bisa merubah takdir dengan tangannya kecuali doa tulusnya pada sang pemilik Arsy.

Jika seorang hamba menyerah di tengah jalan, ia tidak akan mendapatkan yang diharapkannya. Pantang menyerah dan yakinlah bahwa apapun yang kamu yakini akan dikabulkan.

Keyakinan kuat mendorong hal mustahil menjadi nyata. Yang awalnya dikira delusi semata, pikirannya berkelana entah ke mana, akhirnya menemukan ujung jalan dan menemukan pendar cahaya nan indah.

Kematian memang tidak bisa dihindari, namun manusia bisa menyiapkan dirinya menyambut hari kematiannya.

Setiap tatapannya menoleh ke sebelah, netra birunya menangkap sirat kesedihan yang terpancar dari tatapan Laura. Wanita itu lebih banyak diam sejak film berakhir dan keduanya masih setia duduk di bangku bioskop, menonton orang-orang berjalan pergi menuju pintu keluar.

"Neng," panggilnya mencoba menarik perhatian Laura dari layar bioskop.

"Iya, Gus?" Kepalanya menoleh ke Gus Afif.

"Udah?"

Kepalanya mengangguk dan Gus Afif duluan beranjak dari duduk, disusul Laura.

Laura memundurkan kepalanya saat menyadari aroma menyeruak di hidungnya. Ternyata Gus Afif mendekatkan wajahnya ke arahnya dan Laura membelalakkan matanya, terkejut dengan tindakan Gus Afif.

"Astaghfirullah, Gus!"

"Saya takut kamu kesurupan. Melamun terus."

"Ya Allah, gak lah. Masa iya kesurupan, filmnya aja gak horor."

"Siapa tahu karena terlalu bersedih, pikiran kosong, jadinya gitu."

"Doanya jelek banget, Gus."

"Oh, astaghfirullah." Gus Afif menggeleng dan ber-istighfar berulang kali sambil menjauhkan wajahnya dari Laura.

Laura menggelengkan kepala, "Jangan suuzon terus, Gus. Gak baik buat kesehatan pikiran."

Gus Afif menatap ke matanya dan Laura fokus dengan jalan, "Iya, makanya saya selalu berpikir kamu bahagia."

SyazwanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang