"Jangan mencintainya terlalu dalam jika kamu tidak sanggup menerima hukumanNya. Ingat, Allah maha cemburu.."~Syazwan~
by Hildarrr•••
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Gus Afif melirik ke jari Laura dan mendapati wanita itu memakai cincin tasbih yang ia belikan sewaktu ziarah ke makam sunan Ampel. Pemuda itu tersenyum simpul dan berdeham membuang pandangan ke arah lain saat Gus Sayyed mengajaknya berbicara.
"Jaga tingkahmu, Fif. Jangan sampai wanita pengagummu sadar," ucap Gus Sayyed memberi peringatan.
"Nggih, Mas."
"Mas udah titip Laura ke Ammu," ucap Gus Sayyed dan tatapan Gus Afif terlihat berbinar senang, "tapi ingat, jaga sikapmu. Dia fokus ambil beasiswa ke Tarim. Kalau mau serius, cobalah yakinin hatinya. Jangan memberi harapan ke wanita lagi, Fif," peringat saudaranya, dan Gus Afif mengangguk paham.
"Insyaallah, Mas."
"Hm."
Gus Afif mengecek keadaan Laura untuk terakhir kalinya dan menyaksikan wanita itu menahan ngantuk lalu menggeleng kepala mengusir rasa kantuknya. Ia tidak bisa menahan senyum dan berdeham seraya menundukkan pandangannya ke bawah.
Di barisan santriwati, ada yang memperhatikan ceramah Ning Nana dengan fokus dan sebagian penasaran dengan rombongan keluarga Gus Afif. Mereka menerka-nerka sosok wanita yang duduk di sebelah ibu Gus Afif.
"Kira-kira siapa ya?"
"Jangan-jangan calon beliau lagi."
"Eh, aku baru sadar cewek itu sempat geger di lambe turah pondok. Tapi, postingannya mendadak hilang, raib entah kemana."
"Oh iya aku ingat postingan itu, Gus Afif dan keluarganya gak ada ngasih klarifikasi apapun."
"Bukannya calon beliau Ning Haniyya?" Bisik-bisik mereka tepat di belakang wanita yang dimaksud.
KAMU SEDANG MEMBACA
Syazwan
Spiritual"Aku sangat ingin menghabiskan waktu bersama dengannya." "Siapa?" "Satu." "Memang menyenangkan menghabiskan waktu dengannya." ********* Siapakah yang dimaksud? Dengan membaca cerita dari bab per bab, kamu akan mendapatkan jawabannya.