#29 : Ketika Allah

2K 313 82
                                    

"Ketika Allah menginginkan dua manusia untuk bersama, jarak dan manusia tidak dapat menghalaunya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ketika Allah menginginkan dua manusia untuk bersama, jarak dan manusia tidak dapat menghalaunya. Meski banyak ujian, mereka akan tetap bersama bagaimanapun akhirnya."

~Syazwan~
by Hildarrr

•••

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Pagi buta, Laura sudah pergi ke asramanya dan bersiap bersama Khadijah untuk hadir di kajian. Wanita itu hanya pamit dengan Ummik, tidak dengan dirinya. Perginya tanpa pamit membuat Gus Afif sedikit kesal.

"Dasar istri durhaka," cibir Gus Afif berjalan menuju tempat kajian santriwati di setiap hari jumat.

"Astaghfirullah, Fif," ucapnya mengingat tidak baik mengumpat.

Mata birunya menelisik kepala-kepala santriwati dan agak kelimpungan mencari satu sosok di kumpulan manusia yang kompak menggunakan mukena putih.

Mata birunya berhenti di satu kepala dan memicingkan matanya, menatap tajam sosok itu. Benar saja, itu Laura, istrinya yang tampak menundukkan kepala menahan ngantuk di pagi buta.

Setelah menunggu selama 30 menit, Gus Afif berniat mendatangi Laura. Langkah kakinya berjalan ke sisi bangunan, hingga santriwati-santriwati menyadari kehadiran Gus Afif, termasuk Ning Halimah yang mengisi kajian.

Laki-laki itu berdeham keras sembari menolehkan pandangan matanya ke arah Laura. Namun, Laura tidak sadar karena keburu otaknya masuk ke alam mimpi.

Ning Halimah yang paham, bergegas menyuruh santriwati di dekat Laura untuk membangunkannya.

"Ning," panggil santriwati itu ke Laura.

"Ha?" Matanya terbuka dan menatap Khadijah dengan bingung.

"Suami lu ...," ucap Khadijah dengan suara rendah.

"Apa?"

"Su-a-mi lu." Khadijah mengeja ucapannya. Laura semakin bingung dan kerutan tampak di dahinya.

Gus Afif menghembuskan nafas panjang dan memasang senyum lebar sambil berjalan ke arah bangunan. Kakinya melepas sandal dan masuk ke wilayah kajian.

"Saya permisi," ucapnya pada Ning Halimah. Perempuan itu menundukkan kepala, membiarkan Gus Afif menghampiri istrinya.

"Neng!" panggil Gus Afif saat berada di depannya.

Laura mendongakkan pandangan, "Loh, Gus ngapain disini?"

"Pulang gak?" tanya Gus Afif dengan wajah tidak bersahabat.

SyazwanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang