Bab 5. Si Wanita Aneh

37 5 0
                                    

“Hei! Kamu siapa? Berhenti menarikku?!”

PLAK. Sebuah tamparan mendarat tepat pada pipi kiri Ivana. Menyengat panas dan menyakitkan. “Berani-beraninya kamu berbicara seperti itu kepada ibumu, Liliya?!”

“Ibu?” Ivana mulai berpikir, sejak kapan ibunya berubah menjadi wanita yang aneh dan begitu kasar seperti ini? Lalu sejak kapan namanya berubah menjadi Liliya?

Setelah itu, tanpa Ivana bisa melawan, si wanita aneh yang mengaku-ngaku sebagai ibunya itu menyeret Ivana agar duduk di depan meja rias. Setelah itu sang ibu tersebut melemparkan sebuah gaun yang baru saja dia keluarkan dari dalam lemari. Akan tetapi, saat Ivana mengamati dirinya di depan cermin rias, Ivana pun menyadari bahwa ada yang lebih mengejutkan dan membingungkan dari tamparan si wanita aneh tadi atau ruangan kuno tempatnya terbangun.

“Cepat berdandan dengan baik, pestanya akan segera dimulai!” setelah itu si wanita aneh pun keluar dari kamar tempat Ivana berada.

Namun, Ivana masih tidak beranjak dari tempatnya. Dia terpaku dan terlalu terkejut dengan penampilannya sendiri di depan cermin karena dia bukan hanya berpenampilan berbeda, tetapi wajah yang ada di depannya bahkan bukanlah wajahnya sendiri.

Ivana meraba-raba seluruh wajahnya sendiri untuk memastikan bahwa semuanya bukan hanya halusinasi perempuan itu saja. Saking tidak percayanya dengan segala hal yang Ivana hadapi, sampai-sampai dia mencubit dirinya sendiri. Akan tetapi, rasa sakit tidak membuatnya terbangun dari mimpi, tidur, atau bahkan halusinasi apa pun.

Lama, Ivana memandangi wajah di depannya untuk mencari tau wajah siapa itu. Jujur saja, Ivana merasa seperti mengenali wajah di depannya. Tidak dapat dipungkiri bahwa perempuan di pantulan cermin itu memang sangat cantik dan tampak anggun. Saat Ivana berusaha tersenyum, senyuman itu tampak sangat manis.

“Siapa … .” Mendadak sesuatu lewat di dalam ingatan Ivana. Sebuah wajah dari lukisan. “The Smile You Gave? Liliya?!”

“Bagaimana bisa?!” pekik Ivana tidak percaya.

“Liliya! Sudah atau belum?!” sebuah teriakan kembali terdengar dan menyadarkan Ivana yang tadinya sibuk dengan isi kepalanya sendiri.

“Sialan!” maki Ivana kepada kondisi yang sedang dia hadapi. Kepalanya penuh dengan segala kebingungan yang terjadi, segala keanehan yang menimpa dirinya. Ivana berusaha memikirkan apa yang terjadi pada dirinya, tetapi pada sisi lain Ivana juga kembali teringat dengan tamparan tadi. Ugh! Itu sangat menyakitkan.

Sekarang, Ivana tidak memiliki pilihan lain selain mengikuti kemauan wanita aneh tadi untuk segera memakai gaun dan juga riasan. Meskipun Ivana juga tidak paham bagaimana dia mau memakai riasan yang terdapat di depan matanya, bukan karena Ivana tidak bisa berhias diri. Akan tetapi, karena alat rias di depannya itu sama sekali berbeda dengan apa yang biasa dia pakai.

Akhirnya, Ivana hanya memakai riasan tersebut seadanya saja … dan sedikit-sedikit karena Ivana sebenarnya agak takut untuk memakai riasan yang berbau menyengat itu. Kemudian Ivana juga memakai sebisanya gaun panjang berwarna kuning dengan bagian bawah yang menggelembung itu. Tidak lama kemudian setelah selesai dengan segala riasan sebisanya, Ivana menatap pantulan dirinya–diri Liliya–di depan cermin.

“Aku sepertinya mengenali tampilan ini … aishh, seandainya aku bisa mencari informasi di internet, aku pasti bisa mengetahui apa pun yang kuhadapi sekarang,” gumam Ivana kesal.

“LILIYA!” Lagi-lagi teriakan itu. Ivana memutar bola matanya dengan malas.

Kemudian Ivana balas berteriak untuk menjawab teriakan si wanita aneh yang mengaku sebagai ibunya. “IYA!”

Setelah itu Ivana buru-buru berjalan menuju pintu. Ketika pintu terbuka, wanita aneh tadi sudah berdiri di depan pintu sembari berkacak pinggang dengan muka galaknya. “Astaga, Liliya!” pekik wanita itu setelah menatap dari atas sampai bawah tampilan yang Ivana buat pada tubuh Liliya.

The Past of LiliyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang