Bab 25. Kembalinya Liliya

26 1 0
                                    

Sementara Rega dan Liliya sedang diculik oleh pihak penyelidik kerajaan. Keluarga Floyd dan Keluarga Hinton sama-sama sedang kebingungan mencari keberadaan kedua anak mereka yang tiba-tiba menghilang nyaris tiga hari. “Bagaimana? Apakah sudah ada kabar?” tanya Nyonya Sara Hinton yang sangat mengkhawatirkan putranya.

“Belum ada, Nyonya Sara. Suami saya juga sedang mengusahakan, dia sedang berusaha menghubungi semua orang yang bisa dihubungi untuk segera menemukan Liliya dan Rega.” Sementara George berusaha menghubungi orang-orang untuk dimintai bantuan, Amelia Ann berusaha menenangkan Sara Hinton. Amelia Ann sejujurnya lebih mengkhawatirkan hubungan antara keluarga Floyd dan keluarga Hinton dibandingkan keselamatan Liliya.

“Apa mungkin ini ada hubungannya dengan kerajaan?” tanya Herminio setengah berbisik kepada George yang berdiri di pojok ruangan. “Bukankah kamu juga sudah mendengarnya? Kerajaan mencurigai keluarga kita berdua.”

George menghela napas saat mendengar hal tersebut. “Seharusnya kita menjaga jarak terlebih dahulu … oh, iya. Bagaimana dengan adik-adik Rega? Apakah mereka aman?” tanya George saat teringat bahwa Rega masih memiliki dua adik lelaki. Terkadang George memikirkan betapa beruntungnya Keluarga Hinton yang memiliki tiga anak laki-laki.

“Aman. Begitu mendengar kabar bahwa Rega dan Liliya menghilang, aku langsung mengirimkan adik-adik Rega ke rumah singgah … dan semoga aku bisa segera menyusul ke sana bersama Rega dan Sara.” George mengangguk-anggukkan kepala paham sebagai respon dari cerita Herminio.

Kemudian mereka berempat sama sama terdiam di dalam ruang tengah Keluarga Floyd. Tenggelam dalam pemikiran mereka masing-masing. Amelia Ann yang merasa kesal atas terlibatnya Liliya dalam masalah ini karena Amelia Ann tidak mau ini semua berdampak terhadap nama baik Keluarga Floyd. George yang sibuk memikirkan rencana melarikan diri dan sedang mempertimbangkan untuk tidak membawa Liliya saat melarikan diri bersama sang istri. Seandainya Liliya masih bersama sang mantan kekasih–Leigton–George akan menyuruh Liliya agar kabur bersama Leighton. Herminio yang mengkhawatirkan bisnis serta wilayah kekuasaan keluarganya. Lalu Sara yang tentu saja mengkhawatirkan keselamatan anak-anaknya.

Lalu di tengah-tengah keheningan mereka, tiba-tiba salah satu ajudan George berteriak dari luar. “Tuan! Tuan George! Tuan George, Nona Liliya sudah kembali. Nona Liliya sudah kembali!!”

Tampak Ivana dengan pakaiannya yang sudah rusak dan kotor di mana-mana serta memar-memar berjalan tertatih memasuki halaman rumah Keluarga Floyd. Ekspresinya sedih sekaligus kelelahan menjadi satu. George, Amelia Ann, Sara, dan Herminio yang mendengar kepulangan Liliya pun segera berlari keluar. “Liliya … ,” teriak Amelia Ann sembari berlari menghampiri putri tunggalnya.

“Liliya … kamu kemana saja, nak?” khawatir George–tentu saja semua yang dilakukan George dan Amelia Ann hanyalah kepura-puraan yang mereka lakukan di depan keluarga Hinton. Sementara itu, mata Sara dan Herminio tampak bergerak-gerak mencari keberadaan Rega yang tidak kembali bersama Ivana.

Ivana tetap diam dan mempertahankan ekspresinya. Kemudian George dan Amelia Ann menuntun Ivana untuk masuk ke dalam rumah. “Liliya, di mana Rega? Kenapa hanya kamu sendirian yang pulang?” tanya Sara dengan panik saat Ivana berjalan melewati Sara dan Herminio.

Mendengar pertanyaan tersebut, Ivana menghentikan langkahnya di depan Sara. Perempuan itu terdiam selama hampir dua menit di depan Sara dengan ekspresi sedih. Sampai Sara harus mengulangi pertanyaannya. “Liliya, di mana Rega?” BRUK.

Tiba-tiba Ivana menjatuhkan dirinya ke lantai. Dia menundukkan kepala sembari menangis tersedu-sedu. “Maafkan aku Nyonya Hinton. Maafkan aku … kami sudah berusaha kabur bersama tetapi … .” Tangisan Ivana semakin keras.

“Tetapi kenapa?” desak Herminio agar Ivana segera melanjutkan kalimatnya.

Ivana mendongakkan kepalanya perlahan. “Tetapi mereka berhasil menangkap Rega kembali. Maaf karena aku tidak bisa menolong Rega.” Ivana kembali terisak sembari menundukkan kepala.

The Past of LiliyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang