Bab 24. Penculikan dan Negosiasi

22 1 0
                                    

"Apa yang terjadi?" gumam Ivana setelah kesadarannya kembali–meskipun tubuhnya masih lemas–dan matanya terbuka. Akan tetapi, perempuan itu sudah berada di tempat lain. Bukan lagi gang sempit tempatnya mengejar seorang pria asing bersama Rega.

Kini Ivana berada di sebuah ruang yang mungkin hanya berukuran tiga kali tiga meter, gelap, dengan penerangan minim, dan pengap. Kemudian Ivana menyadari bahwa tangannya diikat ke atas dan kakinya hanya separuh menapak lantai, dengan kata lain Ivana separuh menggantung.

"Oh, Nona Muda Floyd sudah sadarkan diri ternyata," ucap seorang pria. Ivana menyadari bahwa pria tersebut adalah orang yang tadi mencegatnya di gang sempit. "Saya, tau. Nona pasti bingung dengan kondisi yang sekarang sedang Nona hadapi, tetapi tidak perlu bingung. Saya akan menjelaskannya pelan-pelan. Sebelumnya perkenalkan, nama saya Edward ... dan teman saya–" Pria itu menolehkan kepala ke kanannya.

Di kanan Edward, seorang pria yang Ivana ketahui sebagai seseorang yang menabrak Ivana tadi, sedang berdiri di sana. Kedua tangannya mengepal dan berlumuran darah seolah baru saja memukuli orang habis-habisan. "--namanya Gwany. Kami berdua di sini hanya membutuhkan beberapa jawaban dari beberapa pertanyaan yang perlu kami ajukan. Jika Nona, menjawab dengan jujur, maka akan saya lepaskan. Simpel bukan?"

Tiba-tiba sebuah suara lemah menimpali. "Ja ... nga ... n jawab a ... pa pun." Ivana menolehkan kepalanya ke samping dan perempuan itu baru menyadari bahwa dalam jarak setengah meter, Rega digantung dengan posisi yang sama seperti Ivana. Akan tetapi, bedanya dengan Ivana. Posisi Rega sudah setengah telanjang dengan tubuh yang berlumuran darah. Begitu melihat kondisi Rega, kesadaran Ivana langsung pulih sempurna.

Ivana berusaha berontak untuk mendekat ke arah Rega. "Rega, apa yang terjadi? Apa yang kalian lakukan kepada, Rega?" teriak Ivana.

"Oh, wow. Sejoli yang sedang jatuh cinta ini sudah mulai saling membela satu sama lain," ucap Edward dengan nada mengejek. "Kami tidak melakukan banyak hal. Hanya memberinya pelajaran agar memihak pada sesuatu yang benar. Padahal dia tinggal berkata jujur dan kami akan berbaik hati melepaskan kalian. Akan tetapi, kekasihmu itu enggan jujur dan masih berpihak pada orang yang salah."

"Tapi kalian tidak perlu sampai memukulinya seperti itu!" teriak Ivana tidak terima.

"Ck, ck, ck." Edward berdecak. "Apa Nona Liliya masih tidak mengerti juga dengan aturannya? Jika kalian menjawab pertanyaannya dengan jujur, maka kalian akan dibebaskan. Jika tidak? Tentu saja harus ada hukuman untuk pembohong, bukan?"

Ivana tidak bisa berkata-kata lagi. Dia marah, kesal, menjadi satu. "Nah, sekarang saatnya mengajukan pertanyaan untuk Nona Liliya. Jika Nona jujur, kami akan membebaskan kalian. Akan tetapi, jika Nona tidak menjawab atau sampai berbohong, kami akan menambah dua pukulan untuk Tuan Rega Hinton."

"Ja ... ngan," gumam Rega terus dalam rintihannya. Akan tetapi, Edward mengabaikan hal tersebut. Sementara Ivana juga tidak bisa melakukan apa pun.

"Apakah Nona Liliya mengetahui kudeta yang sedang direncakan oleh Tuan George Floyd bersama para Count di Norria Duchy? Saya yakin bahwa Nona mengetahuinya."

Ivana diam. Dia bingung harus menjawab apa. Ivana mau-mau saja menjawab, tetapi nanti bagaimana dengan nasib raga Liliya? Bagaimana jika mereka membunuh Liliya? Selain itu, orang tua Rega juga pasti akan kena jika Ivana mengaku. "Saya ... tidak mengetahui apa pun," jawab Ivana dengan sedikit ragu sembari menundukkan kepala.

Lalu terdengar suara ... BUK! BUK! Ivana memejamkan matanya erat-erat. Perempuan itu tidak tahan dengan suara rintihan kesakitan Rega yang bercampur dengan suara pukulan. Ivana tidak tega. Terbayang di kepala perempuan itu jika seandainya Vale sampai berada di posisi tersebut. BRAK! Suara tersebut berhasil membuat Ivana membuka mata. Bukankah tadi mereka berkata hanya dua pukulan? Akan tetapi, sekarang Ivana melihat Rega baru saja dipukul menggunakan kursi kayu oleh Gwany.

"APA YANG KALIAN LAKUKAN?! BUKANKAH TADI KAMU BERKATA HANYA DUA PUKULAN?!" teriak Ivana histeris. Air mata sudah mengucur dari pelupuk mata perempuan itu.

Edward hanya tersenyum miring menghadapi teriakan penuh amarah tersebut. "Hukuman untuk pembohong, Nona," jawab Edward dengan enteng. Kemudian Edward mengangkat tangan kanannya dan menjentikkan jari. BRAKK–

"CUKUP! Aku mohon berhenti memukuli Rega. Aku akan menceritakan semuanya. Aku akan menjawab pertanyaan kalian sepengetahuanku dengan jujur."

Kondisi yang memaksa Ivana membuat keputusan tersebut. Rega bukan seseorang yang bersalah dalam kasus korupsi dan pantas untuk menanggung resikonya. Selain itu, Ivana harus menyelamatkan Liliya terlebih dahulu. Ini adalah satu-satunya hal yang bisa Ivana pilih. Perempuan itu tidak mau mati di masa ini dan tidak bisa kembali ke masa depan.

"Pilihan yang bagus, Nona. Kalau begitu. Kita mulai lagi dari awal—"

"Tunggu dulu, aku akan berbicara jujur tetapi ada sayaratnya. Aku ingin perlindungan dari kerajaan karena kami adalah korban yang dipaksa tutup mulut atas kejahatan yang dilakukan oleh orang tua kami. Bagaimana? Apakah kalian mau memenuhi syarat tersebut."

Edward menghela napas dengan ekspresi datar. "Baiklah," putusnya dengan asal. Akan tetapi, Ivana tentu saja tidak sebodoh itu untuk langsung percaya begitu saja dengan apa yang dikatakan oleh Edward.

"Sekarang bisa kita mulai sesi tanya jawabnya?" tanya Edward.

"Kami menginginkan perlindungan dengan mendapat tempat tinggal di istana sampai dirasa situasi aman dan saya hanya akan berbicara jika kami sudah mendapatkan surat resmi untuk perlindungan dari kerajaan." Jika orang tua Liliya, Rega, atau pun Leighton tidak bisa melindungi Liliya. Maka Ivana akan dengan spenuh tenaga melindungi Liliya dan diri Ivana sendiri. Jika tidak ada orang lain yang mau bertarung untuk diri kita, maka bertarunglah untuk diri sendiri.

"Ck." Edward berdecak kesal. Gwany pun ikut kesal mendengar permintaan Ivana. Lelaki itu bahkan sudah nyaris maju untuk memukuli Ivana. Akan tetapi, Edward segera menahannya. Sebenarnya bisa saja Edward meminta Gwany untuk langsung menghabisi sejoli di depannya karena merasa kesal dengan omongan Ivana. Sayangnya, ada sesuatu yang menahan Edward untuk tidak melakukan hal tersebut.

Edward juga sedang dalam tekanan. Dia sudah dikejar-kejar atasan dan pihan kerajaan untuk segera menyelesaikan kasus ini. Korupsi yang dilakukan di wilayah Norria Duchy sudah membuat kerajaan rugi banyak selama beberapa tahun terakhir. Sedangkan pemerintahan kadipaten ini juga tidak becus saat diminta mengurus kasus tersebut.

"Baiklah, dalam dua hari. Kami akan memberimu jawaban. Akan tetapi, kamu harus mengetahui, Nona. Jika sampai kerajaan menolak permintaanmu, atasanku yang akan mengambil alih dan dia tidak akan lebih baik dariku. Kamu akan mendapatkan penyiksaan yang jauh-jauh lebih menyakitkan dari apa yang pernah kamu bayangkan, Nona," jelas Edward.

"Katakan kepada pihak kerajaan bahwa aku memiliki bukti dapat meringankan pekerjaan kalian, aku akan menunjukkan tempatnya jika kalian menyetujui permintaanku," jawab Ivana dengan penuh percaya diri.

***

Dua hari berlalu semenjak perjanjian antara Edward dan Ivana dibuat. Ivana atau pun Rega sama sekali tidak dibebaskan. Hanya saja rantai yang mengikat tangan Ivana ke atas dilepaskan oleh Edward, sedangkan Rega tetap dalam posisinya. Selama dua hari ini, mereka diberi minum dengan jumlah yang sangat terbatas sampai Ivana rasanya pusing karena dehidrasi. Sedangkan makanan, mereka hanya mendapatkan dua ptong roti untuk berdua. Belum lagi roti itu sudah nyaris berjamur. Akan tetapi, untung rasanya masih layang diterima oleh lidah Ivana.

Selama disekap, Ivana sebenarnya tidak tega kepada Rega. Akan tetapi, perempuan itu juga tidak bisa mengobati Rega tanpa alat dan obat-obatan apa pun. Hal yang Ivana bisa lakukan hanya membantu menyuapi roti ke dalam mulut Rega dan membantu lelaki itu untuk minum.

Sampai kemudian pada pagi buta hari ke tiga. Pintu tempat mereka dikurung tiba-tiba terbuka. Edward muncul dengan Gwany di belakangnya. Edward melemparkan sebuah surat ke hadapan Ivana. "Dari kerajaan. Buka dan lihat sendiri hasilnya," ucap Edward.

Ivana pun dengan semangat membuka amplop surat yang sudah terbuka segelnya tersebut. Ivana yakin bahwa Edward sudah membaca isinya terlebih dahulu. Kemudian Ivana membaca isi suratnya yang intinya; pihak kerajaan menerima permintaan yang diajukan oleh Ivana, pihak kerajaan juga meminta Ivana untuk menyerahkan bukti yang dia miliki serta memberi kesaksian sejujur-jujurnya sesuai dengan yang Ivana ketahui, lalu terakhir kerajaan menginginkan agar Ivana dan Rega untuk membantu pihak kerajaan menangkap George Floyd dan Herminio Arlan Hinton. Tunggu ... itu artinya Ivana harus membantu menangkap orang tua Liliya dan orang tua Rega?

The Past of LiliyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang