"Nona, Keluarga Hinton sudah berada di depan," ucap Adrina memberi pemberitahuan kepada Ivana yang sedang duduk-duduk di tepi tempat tidur setelah selesai bersiap.
"Aku akan keluar sekarang kalau begitu," jawab Ivana. Dia antusias, sangat antusias untuk bertemu Rega.
Tunggu dulu, semuanya, jangan salah paham. Ivana antusias karena dia ingin menanyakan terkait korupsi kepada Rega ... ya, mungkin ada sedikit antusias juga karena Ivana akan bertamu Rega. Akan tetapi, semata-mata itu karena Rega sangat mirip dengan Vale. Tidak lebih.
Adrina mengantarkan Liliya ke ruang tamu. "Nyonya meminta Nona duduk dan menunggu di sini saja. Biar Tuan dan Nyonya sendiri yang menyambut Keluarga Hinton."
"Baiklah," jawab Ivana kepada Adrina sembari tersenyum. Adrina pun balas tersenyum. Perempuan itu ikut senang saat melihat senyum sumringah dari nonanya. Adrina juga bisa mencium bau orang kasmaran yang sangat menyengat.
Tidak lama kemudian, Ivana mendengar suara langkah kaki dan suara orang-orang semakin mendekat. Reflek Ivana mengecek penampilannya. Akan tetapi, Ivana segera tersadar dengan tindakannya. Kenapa aku harus peduli dengan penampilanku di depan Keluarga Hinton?
"Ah, lihatlah. Putriku sudah menunggu." Ivana menolehkan kepala ke arah pintu saat mendengar suara George. Pria itu berbicara dengan senyum lebarnya di hadapan Keluarga Hinton. Ew, rasanya Ivana nyaris bergidik ngeri.
Keluarga Hinton datang lengkap dengan Tuan dan Nyonya Hinton, serta Rega. Ivana pun berdiri untuk ikut menyambut mereka, lengkap sembari tersenyum tentu saja. Kemudian Tuan dan Nyonya Hinton duduk di sofa yang berhadapan dengan Ivana. Sedangkan kedua orang tua Liliya duduk di sofa yang terletak di samping kiri Ivana. Rega tentu saja mengambil tempat duduk di samping Ivana.
"Ah, sebelumnya aku yakin kita semua sudah saling mengenal satu sama lain. Akan tetapi, biarkan Ayah memperkenalkan kepadamu anggota Keluarga Hinton, Liliya," ucap George kepada Liliya–sembari tersenyum yang justru membuat Ivana takut sendiri.
"Ehm ... b–baiklah, Ayah," jawab Ivana dengan sedikit gugup bercampur takut.
George memperkenalkan Tuan dan Nyonya Hinton kepada Liliya. Lalu Nyonya Hinton memperkenalkan Rega kepada Ivana. Kedua sejoli itu tampak saling bertatapan dengan aneh, terutama Ivana. Mereka sudah saling mengenal tetapi harus berkenalan lagi seperti orang asing. Akan tetapi, pada akhirnya mereka tetap saling berkenalan satu sama lain dan menyebutkan nama lengkap satu sama lain.
Setelah itu nyonya dan tuan dari masing-masing keluarga pun saling mengobrol, membahas hal-hal yang tidak dipahami Ivana. Sementara itu, Rega sebenarnya memahami apa yang mereka bicarakan, tetapi dia memilih untuk diam. Hal ini karena Rega mengetahui bahwa para orang tua di depannya adalah sekumpulan orang tua yang tidak terlalu membutuhkan pendapat anak muda.
Amelia Ann yang menyadari bahwa sejak tadi Liliya dan Rega hanya diam dengan saling canggung pun kemudian mengusulkan sesuatu untuk mereka berdua. "Astaga, sepertinya para orang tua ini terlalu sibuk mengobrol, ya. Bagaimana jika kalian berdua menghabiskan waktu berdua sembari mengobrol di taman belakang rumah? Suasana sore di sana sangat nyaman ... kamu harus mencoba menikmati teh sembari menatap langit sore di belakang rumah kami, Rega."
"Ah, itu benar. Liliya, ajaklah Rega untuk meminum teh di taman belakang rumah," timpal George. Untuk sesaat Ivana bingung. Dia bahkan tidak mengetahui jika rumah ini memiliki taman belakang, tetapi tenang saja. Ada Adrina.
Namun, kemudian saat Ivana menatap Amelia Ann, perempuan itu sedang menatapnya tajam. Seolah memberi kode untuk segera mengajak Rega ke taman belakang. Jadi Ivana pun segera bertindak. "Baiklah ... Ayah, Ibu." Ivana beranjak dari duduknya sembari menatap Rega.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Past of Liliya
FantasyIvana terlempar ke masa lalu dan jiwanya masuk ke dalam raga Liliya-objek dalam lukisan The Smile You Gave. Sebuah mimpi membuat Ivana berasumsi bahwa untuk kembali ke masa depan, dirinya harus menyelesaikan urusan Liliya dan menyelamatkan Liliya da...