“Kamu ini bicara apa, Liliya?! Bangun, dasar anak tidak berguna!”
Setelah Savina meneriaki Liliya, perempuan itu pun kembali memberi perintah agar Liliya segera membersihkan tubuh dan kemudian membantu Savina. Akan tetapi, alih-alih segera mandi. Ivana justru duduk termenung begitu saja di depan cermin.
Cukup lama Ivana mengamati pantulan dirinya … atau pantulan Liliya lebih tepatnya. Ivana tidak paham. Kenapa dia masih berada dalam tubuh Liliya? Kenapa dia tidak bisa kembali ke raganya sendiri padahal sudah menyelamatkan Liliya? Apa lagi yang kurang?
“Apa lagi yang kurang?” gumam Ivana dengan frustasi. Dia tidak mau lebih lama lagi menjalani hidup sebagai Liliya.
Ivana menghela napas berat. Dia bahkan masih terus berpikir selagi membantu Savina untuk menyiapkan perjamuan. Beberapa kali Ivana sempat nyaris menabrak atau menyenggol pelayan-pelayan yang sedang berlalu lalang. Bahkan terkena semprot dari Savina karena terlalu banyak bengong.
“Liliya! Fokuslah! Ini pertemuan penting Ayahmu!” Sampai kemudian Ivana memutuskan terlebih dahulu untuk lanjut memikirkan segalanya setelah perjamuan selesai nanti malam.
Kemudian Ivana pun berusaha keras untuk tidak terlalu memikirkan "kegagalannya untuk kembali". Perempuan itu berusaha menikmati perjamuan yang sepertinya dilakukan George untuk kepentingan bisnis. Orang-orang yang datang pun tidak sebanyak pesta yang dua hari lalu didatangi oleh Ivana. Akan tetapi, tampak jelas bahwa orang-orang di perjamuan ini adalah orang-orang penting.
Sempat Ivana mendengar percakapan antara dua tuan tanah yang sedang membicarakan bisnis perkebunan mereka. Selain itu, ada juga orang-orang kepercayaan George serta beberapa pejabat dari wilayah lain atau bangsawan dengan posisi yang lebih tinggi dari George. Kemudian saat sedang sibuk memperhatikan orang-orang di sekitar, tiba-tiba Savina menghampiri Ivana.
"Aku tidak ingin kejadian dua hari lalu terulang lagi, jadi lebih baik kamu menunggu saja di luar untuk menyambut tamu. Nanti biar pelayan yang mengantarkan mereka ke dalam," bisik Savina dengan nada sinis serta menyindirnya.
"Baiklah," jawab Ivana singkat sembari berlalu keluar dari aula mansion Keluarga Floyd dan beralih berdiri di dekat pintu masuk mansion.
Namun, baru beberapa saat Ivana berdiri di dekat pintu. Perempuan itu melihat sosok yang cukup familiar sedang mondar-mandir di dekat gerbang masuk wilayah kediaman Keluarga Floyd dan hal itu cukup mengganggu Ivana. Apa lagi jika sampai orang tua Liliya mengetahui hal ini, maka pasti Ivana lagi yang kena.
Dengan langkah lebar, Ivana segera berjalan menuju gerbang dan membiarkan pelayan yang mengurus sisa tamu yang akan masuk ke dalam mansion. "Leighton!" teriak Ivana yang membuat lelaki itu akhirnya berhenti mondar-mandir.
"Liliya?" Leighton tersenyum lebar saat melihat Liliya menghampirinya, meskipun ekspresi perempuan itu tampak marah dan kesal.
Begitu Ivana berhasil menjangkau Leighton, dia langsung menarik Leighton agar masuk ke dalam pos jaga. "Apa yang kamu lakukan di sini?" tanya Ivana.
Sengaja Ivana memasukkan Leighton ke dalam pos jaga agar mereka tidak menjadi pusat perhatian. Henry yang paham bahwa nonanya membutuhkan ruang pribadi pun segera keluar dari pos jaga. Henry tidak mengetahui dengan pasti apa yang terjadi antara Leighton dan Liliya, tetapi dia paham bahwa percintaan anak muda sedikit rumit.
"Tentu saja untuk menemuimu … Liliya, aku tidak mau kita berpisah. Katakan kepadaku, salahku di mana? Agar bisa kuperbaiki." Ternyata tepat seperti dugaan Ivana sebelum menghampiri Leighton. Lelaki itu datang untuk meminta kembali bersama Liliya.
Ivana menggelengkan kepalanya dengan tegas. "Aku tidak bisa kembali kepadamu, Lei. Keputusanku sudah bulat."
"Tapi kenapa?" tanya Leighton yang menginginkan penjelasan.
Ivana diam sejenak. Tidak mungkin Ivana mengatakan bahwa itu karena Leighton yang akan menjadi penyebab kematian Liliya. Ivana berusaha memutar otak untuk mencari alasan. "Karena … Ayah tidak menyukaimu. Aku tidak ingin semakin banyak disiksa karena masih memiliki hubungan denganmu," jawab Ivana asal yang bahkan sebenarnya Ivana pun tidak mengetahui dengan pasti apakah George menyetujui hubungan antara Liliya dan Leighton. Apakah George menyukai Leighton sebagai calon menantunya.
Hal yang Ivana ketahui hanya catatan dari buku harian Liliya. Itu pun belum semuanya dibaca oleh Ivana. Sehingga bisa disimpulkan bahwa alasan itu hanya karangan Ivana–walaupun sebenarnya, Ivana sendiri penasaran dengan alasan kenapa George dan Savina begitu kasar kepada anak mereka sendiri.
"Kalau begitu, biarkan aku bertemu dengan Tuan George agar aku bisa meminta restu kepadanya. Agar kita bisa tetap bersama, Liliya." Ivana menghela napas. Bagaimana pun untuk sekarang dia harus mengusir terlebih dahulu lelaki di depannya agar tidak terjadi keributan.
"Tidak, tidak bisa, Lei. Pokoknya yang jelas aku sudah tidak bisa bersamamu karena Ayah tidak setuju dan mau bagaimana pun dia tidak akan setuju," tegas Ivana. Akan tetapi, sepertinya Leighton masih tidak mau menyerah.
"Kenapa kamu tidak membiarkanku untuk berbicara terlebih dahulu dengan Tuan George, Liliya?" Leighton tiba-tiba meraih lengan Ivana dan menggenggamnya. "Aku mohon. Setidaknya biarkan aku berusaha terlebih dahulu."
Dengan tenaga ekstra, Ivana berusaha untuk melepaskan genggaman tangan Leighton. "Tidak bisa, Lei. Mau seberapa keras pun kamu berusaha, Ayah tidak akan mengubah pendiriannya."
Kini giliran Leighton yang menghela napas. "Pergilah, Lei. Aku tidak ingin ada keributan di sini. Hari ini sedang ada acara penting," lanjut Ivana.
Namun, setelah itu, Leighton justru menarik Ivana keluar dari pos penjagaan. Untungnya para tamu sudah masuk ke dalam dan para penjaga atau bawahan George juga sudah berada di posisi masing-masing sehingga apa yang Leighton lakukan tidak menarik perhatian yang berarti. Hanya Henry saja, tetapi lelaki tua itu juga tidak bisa berbuat banyak. Mengingat Leighton adalah bagian dari prajurit kerajaan.
"Lei! Apa yang kamu lakukan?! Lepaskan aku!" pinta Ivana kepada Leighton. Akan tetapi, Leighton terus menarik Ivana sampai melewati gerbang masuk dan masih belum berhenti.
"Tolong berikan aku kesempatan sekali lagi, Liliya. Aku berjanji akan menanggung semuanya jika sampai menimbulkan kemarahan Tuan George. Tolong percaya padaku."
Astaga! Ivana rasanya ingin meneriaki Leighton. Masalahnya adalah bukan itu. "Lei, aku mohon lepaskan aku!"
Tidak peduli seberapa keras Ivana memohon untuk dilepaskan, seolah Leighton tidak mau mendengarkan. Sampai kemudian, seorang lelaki—yang datang bersama salah satu tamu undangan George—melihat tindakan Leighton terhadap Liliya. Sontak saja lelaki itu menghampiri Leighton dan Liliya.
"Apa kamu tuli?! Nona Liliya meminta untuk dilepaskan!" ucap lelaki itu dengan tegas yang membuat seketika Leighton dan Ivana mengalihkan pandangan pada si pengucap.
"Apa urusanmu?!" bentak Leighton tidak terima dengan seseorang yang tiba-tiba datang ikut campur.
Sedangkan Ivana seketika terdiam saat melihat lelaki yang baru saja datang itu. Tubuh Ivana merinding. "Vale?"
_____________
Jangan lupa untuk mendukungku di KaryaKarsa dengan username @mayleailaria. Kalian juga bisa membaca 4 bab lebih cepat di KaryaKarsa.
Oh, iya. Serta jangan lupa untuk mendukung karya teman teman yang lain, ya.
Selamat menikmati♡
—May
KAMU SEDANG MEMBACA
The Past of Liliya
FantasyIvana terlempar ke masa lalu dan jiwanya masuk ke dalam raga Liliya-objek dalam lukisan The Smile You Gave. Sebuah mimpi membuat Ivana berasumsi bahwa untuk kembali ke masa depan, dirinya harus menyelesaikan urusan Liliya dan menyelamatkan Liliya da...