Ketiga cucu Ruangroj itu sangat menikmati waktu yang mereka habiskan bersama kedua buyutnya menanam padi di sawah, Singto juga ikut karena paksaan Krist untuk menjaga Force, jatah mingguannya dipertaruhkan ngomong-ngomong.
Siang itu matahari tidak begitu menyengat, tetapi Arthit sudah pamit beristirahat lebih dulu, fisiknya agak lemah ketimbang kedua saudaranya.
"eh Arthit, lagi liburan ya?"
Arthit yang tengah mengipasi dirinya dengan topi pun terlonjak ketika melihat keberadaan wali kelasnya tersebut.
"loh bu Meen? Di..."
"KOSONG SATU TITIK MERAH DEK!" pekik Natcha tiba-tiba memberi sinyal yang dipahami Arthit. Natcha lalu tersenyum kepada Meen.
"itu Natcha kenapa?" Meen heran dengan anak didiknya yang tiba-tiba berteriak
"oh, tadi kita lagi main game bu hehe" jawab Arthit asal.
"oh.. kalian kesini sama ayah bunda, ya? Kemarin ibu ketemu sama mereka di jalan"
"oh.. gitu, ibu lagi liburan ya disini?"
"iya, saya lagi refreshing" jawab Meen sambil mencuri-curi pandang kearah Singto yang sedang menemani Force menanam padi. Namun setelahnya Meen malah berani memandangi Singto tanpa berkedip.
"ekhem...ayah saya emang ganteng bu, saya juga akuin sih" Arthit berbicara di samping Meen, mulai melancarkan aksinya.
"kenapa ya orang ganteng itu udah pada punya PASANGAN?" sarkas Arthit "oh.. saya tau, bu! Kan kalo udah ada pasangan mah pasti dirawat sama pasangannya kan ya, bu? Ya pastilah!" Arthit menyadari kedatangan sang bunda namun ia memberikan kode untuk diam terlebih dahulu.
"ayah saya ganteng, itu tandanya bunda saya kan berhasil ngerawat ayah saya ya kan, bu?"
"ya berhasil lah! Kalo nggak berhasil kenapa ada yang ngeliatin suami saya sampe gak kedip gitu?" sarkas Krist yang akhirnya bersuara membuat Meen terlonjak.
Krist tersenyum kepada Meen dan menghampiri Force juga Singto setelah sebelumnya menyerahkan kotak makan siang pada Arthit untuk keluarganya.
Krist sengaja memberikan perhatian-perhatian kecil pada Singto dan Force untuk membuat Meen segera pergi dari tempatnya.
Otak encer Arthit mulai bekerja "tuh liat deh bu, bunda saya sayang banget sama ayah, sama anak-anaknya juga loh bu"
"tuh tuh liat, duh.. sweet banget kan mereka? Saya pengen juga pacaran, tapi bunda gak izinin, masih kecil katanya. Tapi tiap hari saya disuguhin momen bucinnya ayah ke bunda saya bu! Aldebaran aja kalah.... loh? Loh? Bu Meen mau kemana? Saya kan..."Arthit dan Natcha memandang Meen yang pergi begitu saja melihat kemesraan Krist dan Singto, kemudian kembar tersebut tertawa terbahak-bahak.
"kakak... jangan berlebihan di tempat umum, okey? You can being yourself if you just with us at the home" peringat Singto pada putrinya tersebut. Singto memang selalu mengajarkan tata krama pada semua anaknya sejak kecil.
Natcha mengangguk lemah "copy that, yah" Singto tersenyum lembut "yaudah, sana bersih-bersih, abis itu kita makan"
⛅⛅⛅
Malam harinya, sedang ada pesta besar-besaran di kampung Krist, putra si kepala desa melangsungkan pernikahan, semua orang kampung berkumpul untuk memberikan selamat kepada putra si kepala desa.
Tak terkecuali keluarga Krist, putra si kepala desa adalah teman main Krist semasa ia tinggal bersama ambu dan abahnya, jadi Krist mengajak Singto dan Arthit datang, Natcha tidak ikut karena tak menyukai acara pada malam hari.
![](https://img.wattpad.com/cover/314399400-288-k10776.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Keluarga Macamana (Oneshoot)
RandomKumpulan cerita random keluarga hangat Singto dan Krist yang sekarang udah punya tiga tuyul (eh) yang unyu dan sangar (aduh, maap) yang dikemas dalam satu bab cerita pendek tiap episode nya. Diisi mulai dari kerandoman ayah Singto, curhatan receh ka...