Arthit sedang asyik bermain playstation bersama tiga sahabatnya di rumah Nai. Mumpung hari sabtu dan juga ia tidak ada kegiatan setelah memasak bersama sang bunda. Lagipula ujian kelulusan juga sudah selesai dan tinggal menunggu hasil. Arthit bebas satu hari sebelum mengurus keperluan mendaftar ulang di universitas.
Tiba-tiba ponsel Arthit menyala, menampakkan foto kontak whatsapp milik bundanya, ia heran sendiri padahal biasanya bunda cantiknya ini menelpon saat hari mulai gelap, bahkan Arthit baru keluar rumah satu jam yang lalu dan ini belum terlalu sore.
"halo bun?"
"halo babe.." Arthit mengerutkan keningnya dan kembali mengecek kontak yang menelponnya.
"halo? Sayang?"
Lagi, Arthit memutar matanya malas mendengar suara tersebut, membuat atensi ketiga sahabatnya teralih pada Arthit.
"lo ngapain lagi sih?! Kan gue udah bilang kita putus!" sentak Arthit marah "terus.. apa-apaan panggilan begitu? Sejak kapan gue jadi sayang lo, HAH?!" lanjut Arthit.
"kan kamu masih pacar aku"
"pacar pala lo somplak?! Dengerin ye kue ubi, dengan sikap lo yang begini malah bikin gue muak tau gak!" balas Arthit menggebu, marah.
Fey, salah satu sahabat perempuan Arthit berusaha menenangkan pemuda manis itu "Thit, sabar dulu, jangan buang tenaga lo buat orang kaya dia" bisik Fey yang diangguki yang lain.
"huhh.. oke! Sekarang mau lo apa? Tiga menit kesempatan lo ngomong" titah Arthit datar.
"sayang... kok gitu sih ngomongnya? Kan..."
"dua menit, atau gue tutup teleponnya" potong Arthit.
"oke-oke. Arthit... aku minta maaf buat sikap aku selama ini, kita balikan ya? Kata bunda kamu udah..."
"bunda siape gue tanya?" potong Arthit galak, meskipun seluruh keluarganya memanggil Krist bunda, namun panggilan itu hanya diperuntukkan kepada orang-orang terdekat mereka. Arthit tak sudi bunda terkasihnya di panggil bunda dari orang yang sudah meninggalkan bekas trauma untuk Arthit.
"eum..maksudku om Krist, kamu lagi deket sama orang Jogja? Jangan sama dia lah, kan orang jogja aturannya ketat banget..."
"tiga...dua...satu! Waktu habis! Gue mau lanjut main, dan gue gak akan balikan sama lo! Bye!"
Arthit membanting ponselnya asal ke ranjang milik Nai kesal "rese banget!" gerutu Arthit.
"udahlah, lo bilang ayah bunda lo aja buat main disini sampe malem, gue yakin ayah lo ngasih izin karena alesan lo buat jauhin Devan, ya kan guys?" usulan salah satu sahabat Arthit yang diangguki Nai dan Fey.
"yoi bro! Izin aja, atau gak lo pulang ke rumah uncle Off" usul Nai.
Arthit berpikir sejenak "gue balik ke rumah uncle Off aja deh guys!" putus Arthit kemudian langsung menghubungi Off dan ayahnya.
❤❤❤
Sementara itu Singto baru sampai dari rumah ibunya membawa Force. Melihat sebuah sepeda motor asing yang terparkir rapi di luar gerbangnya membuat ayah tiga anak itu penasaran. Padahal hari sudah gelap.
"ayah pulang.." senyum Singto langsung luntur ketika melihat orang asing atau Singto menganggapnya begitu sedang duduk mengobrol dengan Krist.
Krist langsung menoleh dan tersenyum tipis melihat Force yang terlelap digendongan sang ayah "biar aku yang bersihin badan adek, kamu juga bebersih aja" titah Krist lembut yang diangguki Singto sambil memindahkan Force dari gendongannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Keluarga Macamana (Oneshoot)
RandomKumpulan cerita random keluarga hangat Singto dan Krist yang sekarang udah punya tiga tuyul (eh) yang unyu dan sangar (aduh, maap) yang dikemas dalam satu bab cerita pendek tiap episode nya. Diisi mulai dari kerandoman ayah Singto, curhatan receh ka...