Rumah

194 23 7
                                    

Ting!

Satu pesan masuk ke ponsel Krist, membuat lelaki beranak tiga itu penasaran. Padahal Krist hampir terlelap di sofa menunggu Singto pulang, ini sudah larut.

Mas Singa

Dek, gue lembur lagi

Terus lusa gue harus ke jogja tiga hari, tolong siapin baju gue ya

Oke

Krist menghela napasnya, ia hari ini begitu lelah karena ikut mengurusi acara pernikahan adiknya yang bulan depan akan di laksanakan, hari ini Fiat baru saja menjalankan sesi foto pre-wedding dengan June, calonnya. Dan Krist diminta menemani keduanya.

Terlalu lelah karena hampir larut, Krist melangkahkan kakinya menuju kamar sang gadis, diketuknya perlahan sampai mendengar kata 'masuk' oleh si pemilik kamar.

"kak, bunda tidur sini ya? Ayahmu gak pulang" izin Krist sambil merebahkan tubuhnya di ranjang pink Natcha.

"iya bun, emangnya..."

"bunda capek, tanya nya besok aja ya sayang" potong Krist sebelum memejamkan matanya, meninggalkan Natcha yang menghela napas maklum di meja belajarnya.

Kebiasaan Krist jika Singto tidak pulang ke rumah karena lembur ataupun melakukan pekerjaan di luar kota, Krist selalu tidur bersama salah satu anaknya. Krist tidak bisa tidur sendirian.

⛅⛅⛅

"bunda, beneran ayah lembur nginep di kantor?" tanya Natcha khawatir melihat bundanya yang sudah tiga hari tidur di kamarnya. Itu berarti sang ayah belum pulang juga.

Selama ini sesibuk apapun Singto, lelaki itu pasti menyempatkan dirinya untuk pulang ke rumah, menyapa anak dan istrinya.

"bilangnya dari kemaren juga gitu, tadi siang juga pulang, cuma mandi sama makan doang" jelas Krist dengan santai.

Gadis kelas dua sekolah menengah pertama itu menggulir layar ponselnya, lalu menunjukkan sesuatu pada Krist, ruang obrolannya dengan adik kelasnya.

"tadi siang kakak liat ayah sama Rayn sama maminya di mall tempat kakak jalan sama kak Jane, mau kakak samperin tapi ditahan sama kak Jane, mending tanya bunda aja"

Krist hanya diam dan tersenyum kepada putri kesayangannya "gausah dipikirin, nanti bunda tanya ke ayah" Krist mengembalikan ponsel Natcha lalu berdiri mengusap poni gadis Singto tersebut "kamu gak boleh mikir macem-macem tentang ayah, yang kamu harus pikirin gimana caranya biar Keenan bisa dapet restu ayah" goda Krist mengubah topik pembicaraan mereka.

"bundaaa!"

🔥🔥🔥

Krist mendapat tepukan di bahunya karena melamun memikirkan obrolannya hari itu dengan putrinya.

"kak Krist? Ngelamunin apa?" tegur June, mereka sedang makan siang (walaupun belum jamnya) di kafe setelah memeriksa gaun milik June yang akan dipakainya saat mengucap janji di altar nanti.

"gapapa June, gue cuma pusing aja dikit kok" Krist kembali melanjutkan makannya yang sempat tertunda tadi.

"kak, gue minta wejangannya dong, tentang pernikahan gitu, misalnya gue harus gimana nanti, atau gue gak boleh ngelakuin apa aja.. yang gitu-gitu deh" pinta June.

Krist menatap adik iparnya terkekeh "gue? Ngasih wejangan ke lo? Laki gue aja udah seminggu kaga tidur di rumah! Hahaha" Namun kalimat itu hanya sampai di tenggorokan Krist saja.

Krist tahu, Singto seminggu ini tidak pergi ke jogja, namun pergi entah kemana Krist tak ingin berpikiran negatif.

Istri Singto itu menghela napas panjang "gue gak tau harus ngasih nasehat apa ke lo. Tapi yang pasti, Fiat itu gak bisa dibohongin, kepercayaan dia susah banget dindapetin. Jadi, lo harus bisa jaga kepercayaan adek gue ke lo, paham?" June mengangguk mengerti perkataan Krist.

Keluarga Macamana (Oneshoot)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang