Masalah Remaja

155 22 0
                                    

Hari ini entah sudah berapa kali Natcha menghela napasnya. Membantu sang bunda melakukan pekerjaan rumah di hari sabtu biasanya tidak se-melelahkan begini.

"lesu amat kak? Senyum dong!" pinta Krist yang sedari tadi mengamati putrinya yang lesu.

"gak bisa, bun" keluh Natcha sambil membersihkan kulit ikan.

Krist tersenyum dan menghampiri putrinya "mau cerita?" tawar Krist.

"friendzone ternyata capek, ya?" ungkap Natcha sambil menyerahkan ikan yang sudah bersih pada Krist.

"huh?!" gumam Krist bingung.

"bener kata bunda, gak ada persahabatan cowok sama cewek yang berhasil!" adu Natcha.

Krist meletakkan baskom berisi ikan yang tadi dibersihkan Natcha di samping wastafel. Kemudian mengambil kursi di dekat Natcha.

"siapa? Keen? Bunda pikir kalian pacaran" tebak Krist. Natcha menggeleng lemah "yang Nat bilang cuma sahabat tuh emang beneran cuma sahabatan, bun. Keen jadian lagi, sama Mia!" Krist mengerti sekarang apa masalahnya.

"lagi?"

Natcha menenggak satu gelas air yang baru saja diambilnya "iya! Bulan lalu tuh Keen jadian sama anak Ipa satu, bulan kemarennya lagi ipa tiga, tiga bulan lalu sama anak smp depan sekolah, sekarang sama Mia!" gerutu Natcha.

lah buset, dia berguru ama Singto apa gimana tuh? -batin Krist heran mendengar cerita sahabat putrinya yang hampir mirip dengan Singto.

"ish! Kenapa selalu dia?! Mia! Mia! Mia! Cantik, badannya bagus, duitnya banyak, temennya juga banyak, semua yang baik-baik ada di dia. Padahal mah otaknya kosong" gerutu Natcha.

Krist hanya tersenyum "tau gak bun, semua cowok tuh pada naksir dia! Oon juga!" tunjuk Natcha pada Arthit yang kebetulan masuk ke dapur membawa gelas.

"lohh?! Apanih?!" tanya Arthit tak terima "lo suka sama Mia, kan?! Jawab!" todong Natcha pada adiknya yang kebingungan.

"ssttt...kak.." peringat Krist lembut menenangkan Natcha.

Sang adik mengerutkan keningnya "apaan nuduh begitu?! Gue ga suka Mia!" sangkal Arthit tak terima.

"aarrghhh! Gue tau lo suka sama dia! Gak usah ngelak deh! Jangan munafik kaya Keenan!" cerca Natcha.

Arthit langsung tahu pokok permasalahannya ketika sang kakak menyebut nama Keenan, Arthit menghela napas dan mendekati Natcha. Memberikan kode pada sang bunda supaya ia sendiri yang mengatasi Natcha.

"kak, gue gak suka sama Mia, lo tau gue abis putus sama Devan dan gue lagi gak bisa berhubungan sama siapapun..." Arthit mencoba berkata lembut pada sang kakak yang sudah sesenggukan.

"lo cemburu sama Mia karena lo ngerasa dia ngambil segala kesukaan dan hak lo, ya?" tanya Arthit lembut, alih-alih menjawab, Natcha malah menghamburkan dirinya pada Arthit lalu menangis kencang.

Krist yang melihat itu juga berusaha untuk menenangkan putrinya yang terlihat tertekan itu. Sementara Singto yang berada di ruang tengah bersama Force juga berlari menghampiri sumber suara.

"anak ayah kenapa?!" tanya Singto panik. Krist menarik lengan suaminya itu pergi meninggalkan dapur.

"apa sih?! Itu anak gue nangis begitu masa mau di diemin aja!" protes Singto.

Sementara sang istri malah mendelik marah "ya karna gue tau kalo lo dateng masalahnya bakalan tambah ribet dan ga selesai-selesai!" desis Krist.

Singto akhirnya menarik napas dalam menenangkan dirinya yang diikuti Krist "okey, Nat kenapa?" tanya Singto setelah tenang.

Keluarga Macamana (Oneshoot)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang