Ini ada yang nungguin kembar gak sih?😩
"Happy anniversary kak Oon, maaf aku ndak bisa nyamperin... halah bau!" Natcha mencibir dengan logat khas Kongpob yang terdengar lucu saat dipraktikan Natcha, sedikit merasa iri pada sang adik yang mendapat hadiah di hari jadinya bersama Kongpob.
Sementara sang adik menatap Natcha sinis, "Iri aja lu, kak! Makanya jangan friendzone mulu!" Balas Arthit tak mau kalah.
"Anjir! Langsung di-ulti," Celetuk Keen yang duduk di seberang meja, sedang asyik memakan resep baru yang sahabatnya buat. Demi Natcha, jam delapan pagi Keenan rela muncul di kediaman Ruangroj hanya untuk mencicipi masakan baru hasil eksperimen Natcha. Kurang baik apa gue jadi sahabat? -Keenan nt 2023.
Hari ini adalah tepat lima tahun Arthit resmi menjadi kekasih Kongpob, dan dua tahun belakangan pasangan tersebut tidak bisa merayakan bersama karena jarak dan kesibukan yang memisahkan mereka. Hanya sang kurir paket yang menjadi perantara hadiah-hadiah yang Arthit terima, karena Kongpob juga sibuk dengan kegiatan perkuliahannya.
Sebuket bunga Lili putih, dengan sebuah action figure kesukaan Arthit menjadi hadiah Kongpob tahun ini. Di pesan langsung dari tempat asal pembuatannya, Kongpob merelakan uang tabungan hasil mengajarnya di sanggar selama ini hanya untuk mainan segenggam tangan, dan bunga Lili juga.
"Lagian kalian tuh udah kaya orang pacaran, kenapa gak pacaran beneran, sih?" Tanya Arthit heran, lalu mengambil kue buatan sang kakak yang ada di atas meja.
Natcha tak menanggapi, ia melenggang pergi masuk ke dapur, memeriksa pemanggangnya. Tersisa Keenan dan Arthit yang memandang penuh tanya, "Abisnya kakak lo, tuh!" Keenan merendahkan volume suaranya, "Gue tembak di bercandain mulu,"
"Oh, itu sih karma," Celetuk Krist yang baru selesai berbelanja di ujung komplek. Bunda kembar itu dengan santai meletakan kantong belanjaannya di atas meja, "Kak Nat! Tolong beresin ini dong, bunda capek banget, pengen ngaso," Seru Krist, dan Natcha menurut.
Setelah Natcha kembali masuk ke dapur, Krist melanjutkan, "Dulu kamu sering banget bikin anak bunda nangis, hampir tiap bulan kayaknya," Tutur Krist santai, membuat Keenan meringis.
Krist memandang Keenan santai, "Bunda sih percaya karma ya, dulu ayahnya Nat juga sama kayak kamu, karmany di Nat, nah sekarang kamu yang lagi jalanin karmanya, sesimpel itu,"
Arthit mengangguk paham, "Jadi ini tinggal nunggu waktu aja?"
"Oh, tentu tidak!" Sela sang bunda heboh, "Kalo Keen ada usaha lebih keras, pasti Nat luluh juga sih," Mendengar penuturan bunda sang sahabat, Keenan berseri, "Beneran, bun? Kalo gitu, Keen bakal ngejar Nat sekuat tenaga!"
"Ck! Kayak kakak gue bakal lelarian aja," Cibir Arthit.
***
Di lain hari, Natcha melihat kedua orang tuanya sedang berkemas malam-malam, Natcha yang penasaran itu meminta izin masuk ke kamar orang tuanya, "Bunda mau kemana?" Tanya gadis itu penasaran.
"Ayah ngajakin bunda ke pangandaran, udah lama ayah sama bunda gak pergi berdua," Tutur Krist dengan euforianya.
Jarang-jarang Singto mengajak Krist pergi berdua saja, biasanya Force juga ikut bersama mereka, "Tumben?"
Krist mengendikan bahunya, "Ayahmu lagi kambuh aja pengen ngebucin sama bunda, emang anak muda doang yang boleh ngebucin?"
"Hm... iya deh, sini Nat bantu,"
Natcha ikut melipat pakaian yang sudah Krist tata untuk dimasukan kedalam koper. Tak sengaja Natcha melihat beberapa foto yang tertempel di dalam daun pintu lemari. Gadis itu memperhatikan lamat-lamat, "Ini foto ayah sama bunda waktu kapan? Nat baru lihat," Hanya sebagian yang Natcha tanyakan, karena sisanya foto-foto keluarga saat berlibur ke Jepang, ada sosoknya dan sang adik di tengah Singto dan Krist.
KAMU SEDANG MEMBACA
Keluarga Macamana (Oneshoot)
RandomKumpulan cerita random keluarga hangat Singto dan Krist yang sekarang udah punya tiga tuyul (eh) yang unyu dan sangar (aduh, maap) yang dikemas dalam satu bab cerita pendek tiap episode nya. Diisi mulai dari kerandoman ayah Singto, curhatan receh ka...