[5]

693 115 1
                                    

Hari yang baru menyambut dunia. Matahari menunjukkan kebesarannya pada hari ini.

Membuat semua orang merintih karena merasakan terik yang sangat amat.

"Ughh... Kenapa hari ini panas sekali?"

Jennette mengipasi dirinya yang berkeringat. Hari ini ia tengah bersantai di pekarangan rumahnya.

Dia tidak mengajar, karena anak-anak banyak yang terkena sakit demam akibat temperatur yang tinggi.

"Hah... Aku bisa mati kalau begini."

Jennette menyeruput air es yang berada di atas meja, mencoba mendinginkan diri dari hawa es yang berada di gelas tersebut.

"Hah... Obelia! Aku berharap padamu, tolong turunkan salju!"

Di Kekaisaran Obelia hanya memiliki dua musim saja, musim semi dan juga musim panas.

Musim gugur dan musim salju tidak pernah lagi mengunjungi Kekaisaran Obelia semenjak terjadi perang sekitar ratusan tahun yang lalu.

Perubahan iklim yang terjadi akibat akumulasi kekuatan sihir membuat Kekaisaran Obelia hanya memiliki dua musim setiap tahunnya.

"Ughh..."

Jennette menutup matanya dan mencoba untuk merasa hawa angin sepoi yang bertiup.

Mungkin karena ia tinggal di pekarangan hutan, udara sejuk masih bisa terasa.

Dan hal itu tanpa sadar membuatnya terlelap, tanpa menyadari bahwa sebuah kereta mewah berjalan mendekati, kediamannya.


.
.
.

"Duke Alpheus, kita sebentar lagi akan sampai."

Seorang pria berkata kepada Duke Ijekiel Alpheus yang berada di dalam kereta kuda.

Pemuda yang sudah resmi menyandang sebagai suami dari Tuan Putri Athanasia kini tengah dalam perjalanan menuju sebuah desa terpencil yang letaknya cukup jauh dari pusat Kota.

Bukan tanpa alasan bangsawan dari kalangan atas datang berkunjung, ia mendapatkan amanat dari Sang Kaisar untuk melihat keadaan daerah yang jangkauannya cukup jauh dari pusat Kota.

Karena Kaisar Obelia mengetahui bahwa masih terdapat kesenjangan antara penduduk desa dan juga penduduk kota.

"Ng?"

Ketika sedang menyusuri jalanan, tanpa sengaja manik emas milik Ijekiel menyadari sesuatu.

Manik emas itu menyadari terdapat sebuah rumah sederhana yang letaknya di pekarangan hutan.

Itu membuatnya menyuruh bawahannya itu untuk berhenti dan ia turun dari kereta kuda tersebut.

Untuk beberapa lama ia berjalan sampai akhirnya ia berhenti saat manik emas miliknya melihat seseorang yang familiar masuk ke dalam pandangan bola matanya.

"Jennette?"

Benar.

Itu adalah Jennette.

Sepupu jauh yang sudah ia anggap sebagai adik perempuannya sendiri tengah tertidur pulas di halaman rumah.

Ijekiel terkejut.

Dia tidak pernah menyangka akan bertemu kembali dengan sosok gadis bersurai coklat panjang itu.

Semenjak pesta pernikahan usai, ia mencoba untuk bertemu dengannya, namun karena pekerjaannya masih menumpuk, ia terpaksa menunda keinginan tersebut sampai akhirnya ia bisa bertemu dengannya kembali seperti ini.

[Just In This Dimension]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang