"Apa ini? Apa semalam angin topan menerpa rumah ini?"
Ijekiel, suami resmi Tuan Putri menatap tidak percaya terhadap rumah sederhana yang pernah ia lihat.
Hari ini adalah hari dimana ia akan kembali bersama istrinya, Tuan Putri Athanasia ke Istana Kerajaan di Pusat Kota.
Dan rencananya ia berniat untuk berpamitan dengan Jennette namun hal yang mengejutkan terjadi.
Seakan diserang oleh angin topan yang berhembus kuat, rumah sederhana yang pernah di tempati oleh Jennette kini sudah berubah menjadi puing-puing yang sudah berserakan di segala penjuru.
Siapa pelakunya?
Entahlah.
Ijekiel tidak tahu.
Namun ia sudah bisa mengira-ngira siapa dalang dari permasalahan ini.
Lucas, Sang Penyihir Legendaris Menara Hitam.
Benar.
Ijekiel yakin bahwa Lucas, pemuda itu adalah pelakunya.
Apa buktinya?
Ijekiel mempunyai banyak bukti.
Salah satu contohnya adalah, Ijekiel menyadari bahwa Lucas, secara tidak sadar, sudah mulai jatuh hati pada sepupu jauhnya yaitu Jennette.
Meski saat pertama kali menyadari hal itu, Ijekiel bersumpah tidak akan mempercayai hal gila itu.
Seakan ia mendengar bahwa matahari terbit dari arah yang berlawanan.
"Lucas..."
Sayup-sayup telinga Ijekiel mendengar suara lembut milik Athanasia. Tuan Putri yang memiliki paras cantik seperti malaikat itu terlihat sedih.
Seakan ia adalah gadis yang baru saja dicampakkan oleh kekasihnya.
Ijekiel tahu.
Meski ia sudah menyandang status sebagai suami resmi dari Tuan Putri Athanasia, hati milik gadis muda itu sebenarnya masih tertuju pada teman kecilnya.
Entah alasan apa Athanasia memilih Ijekiel sebagai pendamping hidupnya, tidak ada yang tahu.
Hanya saja Ijekiel tidak bisa menyembunyikan perasaan dimana hatinya sakit seakan tergores oleh pisau tajam.
Ijekiel menggelengkan kepalanya.
Mencoba untuk menepis pemikiran buruk dan mengontrol perasaannya. Senyuman lembut penuh karisma kembali mengembang di wajahnya, seakan tidak mengetahui apa pun tentang perasaan asli dari sang Tuan Putri, ia kembali berkata.
"Ayo kembali, Athanasia."
Dan ajakan itu hanya dibalas dengan anggukan penuh senyuman tipis dari Sang Tuan Putri.
.
.
.Disisi lain, Jennette merasakan hawa yang tidak enak. Entah alasan apa, bulu kuduknya berdiri dan merinding tidak jelas.
Saat ini ia sedang menyantap makan siang di restoran dimana ia tengah tinggal.
Hotel yang menyediakan fasilitas restoran itu ternyata membuat makanan yang sangat lezat sampai-sampai membuat Jennette sangat terkejut dengan rasanya.
"Ini enak sekali! Aku ingin tahu apa resepnya."
Jennette menyantap makanan itu meski ia masih merinding tidak jelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
[Just In This Dimension]
Fiksi PenggemarSetelah Kaisar Obelia, Claude berhasil mendapatkan kembali ingatannya, dia dan dan putrinya, Tuan Putri Athanasia segera bertindak untuk melawan pemberontak. Kaisar Kejam terdahulu, Anastasius, dieksekusi hukuman mati untuk menebus segala kesalahan...