[18]

383 62 8
                                        

"Lily, bagaimana pendapatmu tentang cinta segitiga?"

Athanasia, yang baru saja kembali ke kamarnya, melontarkan pertanyaan mengejutkan pada pelayan yang sudah ia anggap sebagai Ibu kedua miliknya.

"... Tuan Putri, apa terjadi sesuatu?"

Tentu Lilian, atau yang sering di panggil Lily langsung terkejut dan memandang khawatir Tuan Putri yang selama ini ia besarkan dengan kasih sayang.

Beberapa waktu ini ia sering kali mendapati Tuan Putri itu menatap Sang Penyihir dengan tatapan yang berbeda.

Ia berpikir, Tuan Putri Athanasia sedikit kesepian karena Sang Penyihir akhir-akhir ini sangat sibuk dengan tugasnya.

Namun mungkin ada alasan lain mengapa Sang Tuan Putri melontarkan pertanyaan seperti ini.

"Lily, aku merasa aku telah melakukan kesalahan. Kesalahan yang tidak bisa aku perbaiki kembali."

"... Apa itu ada hubungan dengan Tuan Penyihir?"

Athanasia terdiam.

Dia tidak menjawab, namun dengan melihat raut wajahnya, Lily sudah mengetahui jawabannya.

Ahh...

Lily sudah tahu akan jadi seperti ini.

Sejak awal ia sudah merasa ada keganjalan, sejak dimana Tuan Putri Athanasia tiba-tiba mendekati Tuan Ijekiel Alpheus.

Karena sejak awal Lily tahu bahwa di hati Athanasia hanya lah Tuan Penyihir. Entah alasan apa yang dimilikinya sehingga ia memilih pria lain sebagai pendamping hidupnya.

"Tuan Putri, mungkin saya terkesan tidak berperasaan jika mengatakan ini, namun izinkan saya mengatakannya."

Athanasia menatap Lily yang kini menatapnya dengan tatapan serius, hal yang sangat jarang perempuan itu tunjukkan meski mereka sudah bersama bertahun-tahun.

"Tuan Putri, wanita yang sudah menikah, tidak mestinya memikirkan hubungan masa lalu."

"...!"

Athanasia terlihat terkejut, namun dia berusaha membantah.

"Tapi...! Lucas, adalah temanku sejak kecil!"

"Tuan Putri, anda sudah menikah. Dan Tuan Penyihir juga sepertinya sudah ada orang lain yang masuk ke dalam hatinya, jadi sepertinya..."

Lily tidak melanjutkan kalimatnya saat melihat air mata Athanasia terjatuh. Segera ia merasa bersalah karena mengucapkan kalimat tersebut.

Namun ia harus melakukannya, karena ia tidak ingin Tuan Putri itu mengalami penderitaan.

"Tuan Putri, sebaiknya anda menjaga jarak dengan Tuan Penyihir. Ada hati yang harus anda jaga bukan?"

Athanasia tidak mengucapkan apa pun. Dia hanya menutup matanya dan mengabaikan keberadaan Lily yang berada di sana.

'Sepertinya akan ada badai di Istana ini.'

Batin Lily dalam hati seraya mulai melanjutkan pekerjaannya yang sempat tertunda.

Meninggalkan Athanasia yang saat ini tengah merasakan ketidakpuasan.

.
.
.

Disisi lain, Jennette saat ini tengah menghabiskan waktu bersama dengan Anastasius berserta kedua anaknya.

Suasananya sangat harmonis, dan hal itu membuat senyuman indah merekah di wajah cantiknya.

"Hahaha... Mereka berdua sangat aktif sekali. Kau pasti lelah mengawasi kedua bocah aktif ini."

[Just In This Dimension]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang