Istana Kekaisaran Obelia, Sang Kaisar saat ini tengah memeriksa segala laporan yang masuk.
Pria berambut pirang itu duduk di singgasananya sembari bola matanya memeriksa satu per satu kata yang tercantum.
Kemudian ia menghela nafas panjang sembari mengerutkan dahinya, tanpa ketidakpuasan yang terasa di seluruh penjuru ruangan.
"Felix, apa kau sudah mendapatkan kabar dari Sang Penyihir?"
Ksatria paling setia yang selalu mendampingi dirinya menggelengkan kepala, ia kemudian menjawab.
"Belum, Yang Mulia. Terakhir kali Tuan Penyihir memberi kabar bahwa saat ini ia sedang mengikuti orang yang diduga sebagai pengikut sihir hitam."
"Dia masih membuntutinya? Lambat sekali. Padahal dia biasanya langsung segera menangkap para pemberontak dengan sihir miliknya."
"Mungkin pengikut sihir hitam kali ini cukup lihai dalam bersembunyi, Yang Mulia. Bahkan kita hampir tidak mempunyai informasi apapun tentang mereka."
"Ck."
Sang Kaisar Obelia, Claude mendecihkan lidahnya. Ia benci mengetahui bahwa lawan kali ini cukup tangguh, tidak seperti lawan sebelumnya.
"Beritahu Penyihir itu untuk segera menyelesaikan pekerjaannya. Kita tidak boleh menunda terlalu lama. Kedamaian Kekaisaran ini bergantung padanya."
"Baik, Yang Mulia."
Felix segera meninggalkan ruangan ketika Claude memerintahkannya untuk mengerjakan tugas berikutnya.
Untuk beberapa lama suasana masih hening tanpa adanya suara, sampai akhirnya Claude mendengar suara langkah kaki yang berjalan mendekati ruangannya.
"Athanasia."
Ia tahu siapa orang yang berani datang tanpa adanya pemberitahuan. Hanya satu orang yang diizinkan melakukan hal seperti itu.
Tuan Putri Athanasia, putri kesayangan dari Sang Kaisar.
"Papa, apa aku menganggu waktu kerjamu?"
"Tidak. Kau masuklah."
Athanasia berjalan memasuki ruangan tersebut. Duduk di tempat khusus yang sudah disediakan oleh Kaisar hanya untuknya.
"Ada apa?"
Sang Kaisar membuka pembicaraan, ia yakin putrinya ini tidak akan datang di jam kerja seperti ini jika tidak ada hal yang menganggu pikirannya.
"Ahh... Tidak. Aku hanya ingin tahu, bagaimana pekerjaan Papa saat ini."
"Sibuk."
"Apa karena pengikut sihir hitam?"
"... Iya. Tapi kau tidak perlu mengkhawatirkan hal itu. Aku akan segera menyelesaikan masalah ini."
Athanasia menatap Claude dengan tatapan yang sulit diartikan. Dan pria itu mengetahuinya.
Memang benar, ada yang mengganjal di pikirkan putrinya tersebut.
"Apa ada sesuatu yang ingin kau sampaikan padaku?"
Athanasia terlihat terdiam beberapa saat, sebelum akhirnya ia pun mulai membuka pembicaraan.
"Aku hanya berpikir, apa aku juga bisa mengerjakan tugas ini."
"Maksudmu?"
Claude menatap Athanasia, ia sudah menduga-duga apa yang akan diujarkan oleh putrinya tersebut.
"Papa, izinkan aku ikut membantu Lucas dalam hal ini."
Dan dugaannya benar.
Putri kesayangannya itu ingin ikut campur dalam hal berbahaya seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
[Just In This Dimension]
FanfictionSetelah Kaisar Obelia, Claude berhasil mendapatkan kembali ingatannya, dia dan dan putrinya, Tuan Putri Athanasia segera bertindak untuk melawan pemberontak. Kaisar Kejam terdahulu, Anastasius, dieksekusi hukuman mati untuk menebus segala kesalahan...