[8]

719 122 5
                                    

Jennette tidak tahu berapa lama dia tertidur, namun ketika ia membuka mata kembali, warna langit sudah berganti menjadi oranye.

"Kau sudah bangun? Lama juga tidurmu, ku kira kau sudah mati karena tidak bangun selama berhari-hari."

Manik Emerald memandang manik merah menyala yang memandangnya.

Pemuda yang memiliki status Penyihir Agung tengah duduk di sofa dekat tempat tidurnya.

"... Tuan Penyihir?"

Jennette yang kesadarannya masih belum sepenuhnya terkumpul berguman dengan pelan, memastikan apa kah pemuda itu benar-benar nyata atau tidak.

"Ughh..."

Jennette menutup mulutnya secara cepat, tiba-tiba rasa mual menghampirinya.

Membuatnya segera bangkit dan berlari ke toilet, mencoba memuntahkan apa yang ada di dalam perut.

Namun karena ia belum mengisi perutnya sama sekali semenjak kemarin, hanya ada cairan putih yang keluar.

"Makanlah dulu. Wajahmu seperti mayat yang baru dibangkitkan."

Jennette merasakan tubuhnya lemas, dia terduduk di lantai dengan tubuh yang bergetaran.

"Ughh..."

Menyadari bahwa kondisi Jennette tidak kuat untuk berjalan sendiri, Lucas pun mengambil tindakan.

Ia berjalan dan menggendong gadis muda itu, membuatnya terkejut dan menatapnya tidak percaya.

"Kyaa! Turunkan aku!"

"Berisik. Kau sakit saja masih cerewet! Tenang lah sedikit!"

Jennette mencoba untuk tenang dan Lucas kembali mendudukkannya di atas tempat tidur.

"Kau makan ini. Jangan sampai kau sisakan."

Jennette memandang hidangan lezat yang muncul di hadapannya. Di sebelahnya juga terdapat beberapa kapsul yang membuatnya merasa curiga.

"Apa ini? Kau mau meracuniku?"

"Tanpa menggunakan itu pun aku bisa melenyapkanmu."

Jennette mendegus kesal saat melihat Lucas yang bersikap sangat dingin.

Ia sadar.

Suasana hati Sang Penyihir Agung sedang tidak bersahabat.

Kyrukk

Suara mengejutkan terdengar.

Jennette menunduk malu dengan memegangi perutnya yang sudah protes untuk segera diisi makanan lezat.

"Selamat makan."

Mencoba mengabaikan Lucas yang memandanginya, Jennette pun mulai menyatap hidangan tersebut.

"Hmmm!"

Saat hidangan itu masuk melewati mulutnya, Jennette langsung membulatkan matanya.

Rasa lezat menyebar dan membuat Jennette terasa terbang ke langit ketujuh.

Bahkan ia tidak sadar menghabiskan seluruh hidangan yang ada di hadapannya.

"Ahh... Baru terasa dunia."

Ujarnya sambil mengelus perutnya sedikit buncit.

Ng?

Jennette baru menyadari sesuatu yang sempat hilang dari benaknya.

Buncit?

Perutku membuncit?

Jennette memang lahap memakan hidangan lezat itu, tapi porsinya tidak sampai membuat perutnya langsung membuncit sampai terasa seperti itu.

[Just In This Dimension]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang