"Hoek! Hoek!"
Suara tangisan bayi yang melengking keras membuat Jennette terbangun.
Saat ini masih tengah malam dan langit gelap masih membentang luas, meskipun begitu Jennette tetap bangkit dari tempat tidurnya dan melihat bayi kecil miliknya sedang menangis di dalam box bayi.
Beruntungnya ia sudah menyewa tempat yang cukup jauh dari kamar lainnya sehingga suara bayi itu tidak akan menganggu penghuni lainnya.
"Cup. Cup. Kenapa menangis? Haus ya?"
Bayi yang umurnya masih sekitar 1 bulan lebih itu masih menangis.
Bayi perempuan mempunyai rambut berwarna hitam panjang seraya memiliki manik mata berwarna Emerald.
"Hoekk!"
Sedangkan yang satunya lagi adalah bayi laki-laki, memiliki rambut coklat dengan bola mata merah menyala.
Benar.
Jennette memiliki dua bayi.
Bahkan Jennette sendiri tidak pernah menyangka dia akan mendapatkan dua bayi sekaligus.
Dan dikarenakan usia kedua bayinya itu masih sangat muda, Jennette memutuskan untuk menetap sementara di salah satu penginapan desa.
Karena mengetahui Jennette adalah Ibu tunggal, pemilik penginapan itu memberikan diskon kepadanya.
Sehingga Jennette hanya perlu membayar setengah harga dan dia juga mendapatkan perhatian khusus dari pemilik penginapan.
Pemilik penginapan itu adalah seorang wanita tua dan ia sangat menyukai anak-anak, sehingga perhatian dan kasih sayangnya juga tercurah kepada dua bayi mungil tersebut.
"Hoek!"
"Hoek!"
Kedua bayi itu terus menangis kencang, Jennette sudah berusaha untuk memberikan apa yang mereka perlukan.
Namun tangisan tersebut tetap tidak berhenti, membuat Jennette merasa kesal dan ingin menangis karena tidak tahu harus melakukan apa.
"Kumohon... Jangan menangis. Apa yang harus aku lakukan agar kalian tidak menangis lagi?"
Jennette merasa dirinya hampa dan putus asa.
Menjadi Ibu tunggal di usia yang muda sangat membuatnya tersiksa. Mentalnya juga terguncang karena ia harus bertanggung jawab atas dua nyawa yang sudah terlahir dari rahimnya.
"Hiks..."
Tetesan air mata mulai mengalir, Jennette ikut menangis bersama dua bayi tersebut sampai matahari pun mulai menunjukkan sinar kemegahannya.
.
.
."Astaga, Jennette! Apa yang terjadi padamu?"
Pemilik penginapan, Emily memandang terkejut sosok Jennette yang lesu. Terlihat jelas terdapat lingkaran hitam yang menandakan dia kurang tidur.
"Aku tidak apa-apa. Hanya kurang tidur saja."
"Kurang tidur? Apa Leon dan Elizabeth menangis?"
Jennette mengangguk.
Leon adalah nama putranya dan Elizabeth atau Ellie adalah putrinya.
Jennette memberikan nama itu sekaligus berharap mereka dapat hidup kuat dan tegar.
"Istirahat lah. Aku akan menjaga mereka."
KAMU SEDANG MEMBACA
[Just In This Dimension]
FanfictionSetelah Kaisar Obelia, Claude berhasil mendapatkan kembali ingatannya, dia dan dan putrinya, Tuan Putri Athanasia segera bertindak untuk melawan pemberontak. Kaisar Kejam terdahulu, Anastasius, dieksekusi hukuman mati untuk menebus segala kesalahan...