Setelah kejadian dimana Lucas berhasil menemukan Jennette, dan membawanya pergi dari sana.
Kini Jennette beserta dengan kedua anaknya, Leon dan Elizabeth, tinggal di Menara Hitam.
Posisi mereka berada di lantai yang paling atas, tempat yang hanya bisa diakses oleh Lucas seorang.
Pria itu membuat sebuah penghalang sihir yang akan segera menyerang jika ada orang asing yang berani masuk tanpa izin.
Sudah hampir 2 bulan berlalu, dan Jennette sudah pasrah dengan keadaan yang tengah menimpa dirinya.
Tatapan bola matanya kosong dan ia kehilangan harapan.
Semua angan-angan dan masa depan yang telah ia rencanakan kini sudah hancur berkeping-keping, sama seperti kepingan hatinya yang sudah tidak terbentuk lagi.
Jennette berpikir untuk mengakhiri hidupnya.
Mengakhiri penderitaan yang terus melilitnya.
Ia bahkan sudah pernah menggoreskan kepingan kaca yang ia temukan di sana ke arah pergelangan tangannya.
Hanya sedikit lagi sebelum telinganya mendengar suara tangisan yang berasal dari kedua anaknya.
Mungkin mereka tahu.
Leon dan Elizabeth tahu bagaimana kondisi psikis yang Jennette alami.
Aura Jennette semakin menghitam dan penampilannya seperti orang gila karena tidak pernah menginjakkan kaki kembali di luar.
Lucas mengurungnya.
Seakan ia adalah kriminal yang paling kejam nan mematikan, pria itu mengurungnya di penjara.
Jennette merasa sesak ketika membuka mata, dan ia berpikir alangkah baiknya jika ia tidak terbangun kembali dari dunia mimpi.
"Hoek!"
Suara tangisan kembali memecahkan suasana.
Keheningan kini berubah menjadi kegaduhan.
Leon dan Elizabeth menangis meminta perhatian.
Jennette bangkit dari tempat duduknya, dengan pelan ia melangkahkan kedua kakinya ke arah tempat tidur bayi yang jaraknya tidak jauh dari tempatnya berada.
Dengan tatapan kosong nan sendu, Jennette memandang makhluk kecil tersebut.
Apa aku sebaiknya membunuh mereka?
Pikiran mengerikan melintas dalam benak Jennette.
Dia sudah tidak bisa berpikir rasional setelah lama tinggal di Menara Hitam dengan kekosongan hati.
Tidak ada yang bisa ia lakukan disini selain hanya duduk dan melamun, menunggu matahari terbenam kemudian akan kembali muncul menyinarkan sinar kemegahannya.
Gila.
Jennette mulai merasa dia akan menjadi gila.
Pikirannya sering kacau dan benaknya terkadang menyuruhnya untuk melakukan hal yang seharusnya tidak ia lakukan.
Seperti mencoba untuk membunuh dua mahkluk kecil yang kini masih terus menangis dengan suara nyaring.
"Ughh... Berisik..."
Jennette menutup telinganya dengan kedua tangan, berusaha untuk meredam suara nyaring yang masuk ke dalam pendengarannya.
Jennette sudah mulai lelah.
Kekuatannya untuk melanjutkan hidup semakin hari semakin terkikis menjadi sedikit.
Bahkan terkadang ia lupa bagaimana caranya untuk bisa bernafas dengan normal.

KAMU SEDANG MEMBACA
[Just In This Dimension]
FanfictionSetelah Kaisar Obelia, Claude berhasil mendapatkan kembali ingatannya, dia dan dan putrinya, Tuan Putri Athanasia segera bertindak untuk melawan pemberontak. Kaisar Kejam terdahulu, Anastasius, dieksekusi hukuman mati untuk menebus segala kesalahan...