Manik Emerald mulai terbuka kembali ketika telinganya mendengar kicauan burung yang bernyanyi di pagi hari.
Jennette, nama gadis muda itu, bangkit dari tempat tidurnya dan membasuh wajahnya dengan air dingin.
Rasa segar mulai menyebar di seluruh tubuhnya kemudian dia berjalan ke arah dapur untuk mengolah bahan makanan menjadi sarapan yang bisa ia nikmati.
Sudah beberapa lama semenjak ia menghadiri pesta pernikahan Tuan Putri Athanasia, dan selama itu juga surat undangan untuk bertemu hadir di kediamannya tanpa jejak yang jelas.
Semenjak kehadiran Jennette diketahui di desa sana, Tuan Putri Athanasia selalu meminta Jennette untuk datang ke Istana Kekaisaran.
Tentu Jennette merasa terbebani, oleh sebab itu ia selalu membuang surat itu ke tong sampah.
Berpura-pura tidak menyadari apa pun dan menjalani kesehariannya seperti biasa.
"Kak Jennette, selamat pagi!"
Seperti biasa murid-muridnya menyapanya dengan bersemangat, hal itu membuat Jennette merasa senang dan bisa melupakan segala kegelisahannya untuk sejenak.
"Selamat pagi anak-anak, bagaimana kabar kalian hari ini?"
"Baik Kak~!"
Proses belajar pun berjalan mulus tanpa ada halangan apa pun, mereka hari ini belajar hitungan yang membuat mata mereka berputar karena tingkatnya sedikit tinggi dari pada sebelumnya.
Saat matahari sudah mulai terbenam, baru lah mereka menghentikan pembelajaran mereka.
Berjalan kembali ke rumah dan akan kembali esok hari dengan semangat yang baru.
"Ah, Jennette. Selamat sore, bagaimana kabarmu?"
Salah satu warga desa menyapa Jennette, dia adalah orang tua dari murid yang ia ajari.
"Nyonya Hilton, selamat sore, apa anda baru selesai membeli bahan makanan?"
"Iya. Hari ini aku janji masak enak. Ah! Bagaimana kalau kau datang ikut makan malam bersama dengan kami?"
Jennette tersenyum dan menggelengkan kepalanya, menolak tawaran menggiurkan dari wanita tersebut.
"Tidak usah, Nyonya Hilton. Aku sebaiknya langsung segera pulang."
"Sungguh? Padahal anakku akan senang jika kalau ikut bergabung."
"Tidak usah, Nyonya. Aku akan langsung pulang."
"Baiklah. Kalau begitu sampai nanti ya."
Jennette mengangguk pelan dan melambaikan tangannya.
Ia sedikit iri ketika melihat wanita yang sudah berkeluarga. Mereka terlihat sangat bahagia dan hidup dalam keharmonisan.
Hal yang sangat tidak mungkin terjadi di dalam hidup Jennette.
Senyuman kecut mengembang di wajahnya, tatapannya terlihat sedih dan muram.
Kemudian dia kembali melangkahkan kedua kakinya, menuju rumah yang sudah menunggu kehadirannya.
.
.
.Disisi lain, di Istana Kekaisaran, seorang gadis muda bersurai emas gelombang indah sedang termenung di meja kerjanya.
Manik permata indah miliknya memandang jendela luar, seakan ia tengah menunggu sesuatu yang akan datang.
"Athanasia, kau sedang apa?"
Gadis muda itu terkejut ketika menyadari suara familiar masuk ke dalam pendengarannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[Just In This Dimension]
ФанфикSetelah Kaisar Obelia, Claude berhasil mendapatkan kembali ingatannya, dia dan dan putrinya, Tuan Putri Athanasia segera bertindak untuk melawan pemberontak. Kaisar Kejam terdahulu, Anastasius, dieksekusi hukuman mati untuk menebus segala kesalahan...