Hari dimana pesta pernikahan antara Tuan Putri Athanasia dan Duke Ijekiel Alpheus akhirnya tiba.
Dan Jennette dengan berat hati kembali melangkahkan kedua kakinya memasuki Istana Kekaisaran.
Mengapa Jennette kembali?
Itu karena ada seorang Penyihir yang berasal dari Menara Hitam datang menjemputnya.
Ia berkata, Jennette harus datang, jika tidak maka Kaisar Obelia akan menganggap Jennette sebagai pemberontak, dan Jennette tahu hukuman apa yang akan di terima oleh seorang pemberontak.
"Lihat, siapa yang datang itu?"
"Astaga! Dia masih ada muka untuk datang ke tempat ini?"
"Shhtt! Jangan terlalu keras! Nanti dia mengadu ke Tuan Putri Athanasia! Dia kan parasit yang selalu mencoba masuk ke kehidupan harmonis mereka!"
Jennette bisa mendengar bisikan-bisikan para bangsawan yang berbisik di belakangnya.
Memandang rendah dan menganggap sosok Jennette adalah parasit yang mencoba menodai nama baik anggota Kekaisaran.
Ini adalah salah satu alasan mengapa Jennette tidak mau kembali.
Dia terlalu lelah mendengar celaan dan hinaan seperti ini.
Jika bukan karena ancaman dari Sang Kaisar, dipastikan Jennette tidak sudi melangkahkan kedua kakinya kembali ke Istana megah ini.
"Jennette, akhirnya aku menemukanmu! Aku sungguh merindukanmu!"
Tuan Putri Athanasia segera berlarian dan memeluk erat Jennette ketika ia melihat sosok gadis muda bersurai coklat panjang itu masuk ke dalam pandangan bola matanya.
Berterima kasih lah pada teknologi sihir yang dikembangkan oleh Tuan Putri.
Berkat teknologi sihir itu, Jennette yang bertahun-tahun menyembunyikan diri darinya bisa langsung ditemukan dengan cepat.
Selama ini Tuan Putri Athanasia selalu mencari jejak Jennette setelah eksekusi Kaisar terdahulu.
Ia merasa bersalah karena menganggap dirinya sudah membuat kehidupan Jennette hancur berkeping-keping.
Dan Jennette sendiri?
Jennette tahu Tuan Putri Athanasia sangat menyayangi, perasaan tulus tanpa ada tipu muslihat.
Dan sejujurnya Jennette pun sangat menyayangi sepupunya tersebut, dia tahu hati malaikat itu sangat lah bersih seperti malaikat dari surga.
Hanya saja kejadian masa lalu itu mengukir luka batin di dalam dirinya.
Ia tahu untuk terikat terlalu erat dengan Tuan Putri Athanasia, karena Ayahnya, yaitu Pamannya, Kaisar Claude, orang yang membunuh Ayah kandungnya.
"Selamat atas pernikahan anda, Tuan Putri Athanasia. Segala keagungan menyertai Putri Mahkota."
Jennette menunduk hormat memberi salam kepada pewaris Tahtah. Ia memberi kesan dingin dan memberikan jarak diantara mereka.
Athanasia yang menyadari hal itu menunjukkan raut wajah kecewa, dia terluka karena setelah lama tidak bertemu, Jennette bersikap dingin terhadap dirinya.
Meski begitu Athanasia segera mengontrol emosinya, ia mengembangkan senyuman manis seperti yang biasa ia tunjukkan.
"Terima kasih, Jennette."
Mereka mengobrol sebentar.
Atau lebih tepatnya Tuan Putri Athanasia yang memimpin percakapan sedangkan Jennette hanya diam saja mendengarkan.

KAMU SEDANG MEMBACA
[Just In This Dimension]
FanfictionSetelah Kaisar Obelia, Claude berhasil mendapatkan kembali ingatannya, dia dan dan putrinya, Tuan Putri Athanasia segera bertindak untuk melawan pemberontak. Kaisar Kejam terdahulu, Anastasius, dieksekusi hukuman mati untuk menebus segala kesalahan...