[6]

708 123 16
                                    

"Duke Alpheus."

Lucas, Sang Penyihir Agung langsung berjalan mendekat ketika melihat sosok orang yang tengah mereka cari-cari masuk ke dalam pandangan bola matanya.

Dan orang itu menoleh seraya menunjukkan raut wajah terkejut saat melihat istrinya datang bersama mantan saingan cintanya.

"Tuan Lucas, Athanasia, kenapa kalian berdua datang kemari?"

"Ahh... Aku datang karena merindukanmu. Tapi tidak kusangka kau disini bertemu dengan Jennette."

Jennette merasa ucapan Athanasia terdengae seperti menyindirnya.

Memang Athanasia tidak bermaksud begitu, hanya saja gadis bersurai coklat itu hanya merasa bahwa dia seperti menjadi selingkuhan dari Duke Ijekiel yang sudah resmi menjadi suami Sang Tuan Putri.

Sedangkan Lucas?

Dia menatap Ijekiel dengan tatapan dingin nan sinis.

Entah apa yang membuat amarahnya muncul?

Hanya Lucas sendiri lah yang mengetahuinya.

"Tuan Putri, anda sudah bertemu kembali dengan suami anda. Silahkan pergi bersama untuk menginspeksi desa. Saya akan mengirim kabar pada Yang Mulia."

"Eh? Tapi Lucas, kau sendiri..."

"Saya masih ada urusan. Jadi jangan perdulikan saya."

Jennette terkejut.

Ini pertama kalinya ia melihat Sang Penyihir Agung yang terkenal sangat mencintai Tuan Putri Athanasia melebihi segalanya bersikap sangat dingin kepada pujaan hatinya.

"Lucas..."

Jennette bisa melihat Athanasia terluka.

Manik permata biru indah itu menatap sang pemuda bersurai hitam legam panjang dengan tatapan yang sulit diartikan.

Seakan ia mengharapkan sesuatu dari pemuda yang sudah membalikkan tubuhnya.

Apa Tuan Putri Athanasia masih...

Jennette menggelengkan kepalanya saat menyadari ia sesuatu yang tidak boleh ia ketahui.

Dia mengontrol ekspresi wajahnya seolah-olah ia tidak tahu apa pun mengenai hubungan mereka bertiga.

"Athanasia, ayo."

Ajak Ijekiel pada istrinya, yang akhirnya dibalas dengan anggukan pelan kemudian pasangan suami-istri itu berjalan pergi meninggalkan mereka berdua.

"Err... Tuan Penyihir tidak pergi?"

"Kau benar-benar tidak menyukaiku ya. Setiap kali aku datang berkunjung, kau selalu dengan cepat mengusirku dari sini."

Bukannya Jennette ingin bersikap tidak sopan, tapi bukan kah Penyihir Agung itu yang mengatakan sendiri bahwa dia masih ada pekerjaan lain?

"Biarkan aku masuk. Aku mau duduk."

Dengan tanpa izin dari sng pemilik rumah, Lucas langsung masuk dan berbaring di sofa.

Yup.

Seperti yang diharapkan oleh pemuda tanpa akhlak.

Dia menganggap tempat ini sebuah rumahnya sendiri.

"Bangunkan aku kalau sudah sore."

Hanya itu yang ia ujarkan sebelum menutup matanya.

Jennette memegang leher belakangnya, dia merasakan tekanan darah naik karena merasa stress mendapatkan tamu tidak diundang.

Aku sedang libur, tapi tekanan darahku naik.

[Just In This Dimension]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang