Sorenya Praha menyusul Renata yang menghabiskan harinya dengan jalan bersama Delina. "Sorry,acaranya baru kelar,"ucap Praha begitu sampai dan menepuk pelan lengan Renata seraya menarik kursi di dekatnya.
Renata tersenyum mengerti. Praha sudah memberi tahunya lewat pesan singkat kalau acara yang dihadirinya molor sejam. "Kamu udah makan?"
Melihat ringisan di wajah Praha, Renata berdecak. Tanpa ditanya dua kali dia sudah tau jawabannya. "Makan tuh kebutuhan loh. Kasian badan kamu dipaksa kerja terus tapi nggak dikasih asupan."cerocos Renata yang justru menerbitkan tawa kecil Praha.
Semua itu tidak luput dari perhatian sepasang mata yang memandangi mereka dengan gemes sejak tadi. Delina melihat semuanya. Bagaimana interaksi dan bahasa tubuh mereka.
"Kenalin, Pandu,pacar gue,"melihat Renata yang sibuk memesankan makanan untuk Praha,Delina berinisiatif lebih dulu mengenalkan keduanya.
"Praha,"
"Gue pandu,"
"Eh,kalian,udah kenalan?"Renata tersadar. Mendengar itu Delina memutar bola mata dengan malas.
"Gue berinisiatif sendiri melihat Lo rempong sejak tadi,"Renata hanya bisa tertawa malu mendengar sindiran Delina.
"Jangan digangguin,"celetuk Pandu yang menikmati sekali pemandangan di depannya. Sejak kenal Renata rasanya baru kali ini dia mendapati sikap luwes seperti itu.
Sebagai orang yang mengenal Renata, Pandu bahagia melihatnya. Renata akhirnya menemukan orang yang tepat.
"Apaan,sih,"dengus Renata yang merasa dia jadi pusat perhatian sejak tadi.
Pandu dan Delina kompak menggeleng namun tetap tidak bisa menyembunyikan tawa kecil mereka. Praha sendiri menatap geli Renata yang sejak tadi sibuk sendiri mengurusi makanannya.
Ada rasa yang kerap membuncah menghampiri begitu mendapati perhatian kecil Renata. Hal kecil tapi justru bermakna sekali untuknya.
*
Renata dan Praha menyusul Delina bersama Pandu yang sudah berjalan duluan. Praha yang mengikuti Renata memelankan langkahnya kala Renata tiba-tiba berhenti.
Pasangan di depan mereka juga ikut berhenti sesaat setelah melihat Renata. Praha tidak mengenali mereka. Namun dia bisa menebak satu hal.
"Hai,"sebelum pasangan tersebut membuka suara Renata terlebih dulu menyapa duluan."kalian apa kabar?"
Keduanya terlihat gugup dan salah tingkah. "Baik. Kamu?"jawabannya terdengar ragu-ragu dari si cewek. Sementara si cowok memilih diam dengan pandangan sendu.
"Aku baik. Selamat ya atas pernikahan kalian."disinggung soal itu wajah sang pria yang tadinya sendu tiba- tiba mengeras sesaat sebelum menyunggingkan senyum yang terlihat dipaksakan. "Maaf, nggak bisa hadir." Renata masih konsisten tersenyum sementara pasangan tersebut semakin salah tingkah.
"Makasih."si perempuan kembali menjawab. Kentara sekali gelisah sejak tadi. "Itu pacar mbak Renata?"
Renata mengulas senyum tipis dan mengangguk kecil sebelum mengalihkan pandangannya ke samping."Iya, kita duluan,ya."
Praha mengulas senyum sopan sebelum menerima genggaman tangan Renata dan keduanya melangkah tanpa menoleh ke depan.
Renata tidak berniat mengenalkan mereka. Buat apa? Mereka bukan orang penting untuknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Apa Kabar Hati?
RomanceRenata Syahbana dan Fadly Rajasa sudah menjalin hubungan selama 8 tahun. Tepatnya sejak mereka duduk di bangku kuliah sampai bekerja seperti saat ini. Bisa dibilang mereka selalu disebut couple goals orang-orang disekitarnya. Tapi tanpa disadari...