"Masa lalu itu tidak bisa diubah,diedit atau dihapus. Dia hanya bisa diterima"
- Unknown -
***
Hari-hari yang dilalui Renata selepas pulang kampung rasanya menyenangkan. Bangun pagi dengan udara yang bersih, sekelilingnya di kelilingi pepohonan yang menyejukkan.
Benar, alam memang selalu jadi self healing bagi jiwa yang lelah. Barangkali Renata memang sudah bosan dikelilingi bangunan tinggi yang membuatnya sesak.
Renata butuh suasana baru untuk hatinya yang patah. Selama ini dia terlalu mendewakan cinta tanpa peduli hatinya babak belur.
Terkadang kalau ingat semua itu ingin rasanya Renata menjedutkan kepalanya ke pintu. Saking bucin nya. Bahkan untuk urusan tidak dengar panggilan Fadly karena ketiduran aja dia harus minta maaf.
Padahal bukan salahnya tidak mendengar panggilan tersebut. Salahkan aja Fadly yang tidak tau waktu menghubunginya. Duh,cinta gini amat.
Beberapa bulan ini sendiri banyak hal yang ditemukan Renata yang tidak diketahuinya saat punya pasangan. Punya waktu berkualitas untuk diri sendiri, melakukan hoby dengan leluasa, bersosialisasi dengan orang baru. Tanpa takut ada yang keberatan.
Kalau diingat-ingat betapa toxic hubungannya selama ini. Padahal orang sekitarnya selalu mengingatkan tapi dasarnya aja Renata bebal.
Meski begitu Renata tidak akan menyesali yang terjadi. Dia ada hari ini berkat masa lalu. Disesali juga nggak ada gunanya. Terpenting dia sudah sadar.
*
Renata memanen pepaya madu dan pisang yang kebetulan sudah matang di belakang rumah. Matanya berbinar memandangi sisiran pisang yang terlihat besar-besar.
Ada kebahagian tersendiri saat memanen pisang yang ditanamnya saat liburan dulu. Melihat pisangnya tumbuh subur dan berbuah banyak menimbulkan kebahagian tersendiri untuknya.
Selain pisang dan Pepaya ada juga nangka dan mangga yang sedang menunggu untuk di panen. Rasanya belakang rumah sudah seperti kebun buah.
"Widih, asyik panen aja," celetuk Rania yang menarik kursi bersama setoples kue di pelukannya.
"Mumpung masih bisa dipilih sendiri," cuek Renata melanjutkan kegiatannya memilih-milih pisang.
"Curang lo. Dimarahin Ibu tau rasa." Cibir Rania akan kelakuan kakaknya.
"Nggak bakal."
Dibawanya masuk ke dalam rumah pepaya dan pisang tersebut. Pisangnya diletakkan di sudut ruangan sedang pepaya di masukkan ke kulkas.
"Banyak juga ya hasilnya." Renata ikut nimbrung di samping Rania yang sibuk mengunyah.
Gadis itu mengangguk"Berapa tadi pisang yang ditebang?"
"Ada tiga pohon,"
"Pasti batangnya belum ditebang dengan benar!" tebak Rania tepat sasaran. Renata nyengir sambil merebut toples dari tangan Rania yang bermuka masam.
"Ntar Adam bakalan ngomel tuh,"
"Bilang aja buru-buru. Lagian berat tau,"
Renata beranjak. Menyerahkan kembali toples kue kering dan berlalu ke dalam rumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Apa Kabar Hati?
RomanceRenata Syahbana dan Fadly Rajasa sudah menjalin hubungan selama 8 tahun. Tepatnya sejak mereka duduk di bangku kuliah sampai bekerja seperti saat ini. Bisa dibilang mereka selalu disebut couple goals orang-orang disekitarnya. Tapi tanpa disadari...