No revisi
Maaf kalo Ndak nyambung.Aku mendorong Axel saat itu juga. Aku natep Axel dengan ngeri.
"Xel sadar xel dah pagi. ayo bangun kita kolah yok, kolah yok." Ucap ku dengan suara sudah tertekan. Supah demi apapun kali ini serem cuy.
Aku mendorong Axel beberapa kali tapi itu anak meluknya erat banget. Kalo dipaksa takut kebablasen ini tenaga takutnya bikin Axel kedorong sampe balkon.
"Ehmm." Dia mulai menggeliat. Sialan tidur nya kaya kebo.
"Xel bangun xel. Udahin mimpinya meluk bidadarinya secara aku spek dewa bukan bidadari."
"Diem sayang" suara seraknya kembali terdengar. Dan sialnya jantung ku kembali berdetak lebih kencang.
Ini anak mimpi apa si manggil sayang sayang Mulu ga tau jantung udah dag dig surr jangan bilang efek samping dari racun nya ini. Sialan si Sule semisal bener.
Aku menepuk nepuk pipinya akhirnya dan setelah itu mata indahnya terlihat. Mata jernih berwarna hitam pekat. Mata sipit sipit yang semakin sipit jika bangun tidur seolah menyihir ku.
Akhirnya bangun juga si dalem ati udah puji syukur. Soalnya takut kena serangan jantung kalo ini anak tidur Mulu.
"Udah jam berapa na?"
Berarti tadi mimpi ini anak ngigo cuyy manggil manggil sayang.
"Bangun dah siang kita sekolah."
Ucap ku dengan senyuman menyambut suami pagi hari.
"Hmm." Dia bangun dari tidur, terduduk sebentar. Menormalkan kesadarannya kali ya. Ndak tahu saya.
Aku ikutan bangun lalu langsung turun dari kasur terus jalan kearah kamar mandi.
"Na bareng."
"HAH?" ambigu sekali teman. Aku menatap Axel cengo apanya yang bareng ini?
"Mandi bareng."
Ini efek racun apa gimana si? Ini anak ngomong nya ambigu dari tadi.
"Kenapa na ? Kaya prawan aja galak banget minta mandi bareng."
"Mau main pedang pedangan el?" Tanya ku dengan menggoda.
"Boleh."
Aku langsung melotot kearah Axel. Gila ini anak satu fiks kudu jauh juah. Bahaya ini.
"Bercanda na. Serius amat jadi orang." Ucap Axel tertawa pelan dia bangun dari tidur nya.
" Makasih semalemnya."
APAAN LAGI INI!!!!
Aku hanya mengangguk singkat mungkin makasih untuk tempat tidur nya oke lah.
Aku pun masuk kedalam kamar mandi sedangkan dia udah pergi dari kamar. Aman deh aku mengambil handuk sebelum itu.
Dikamar mandi aku menatap wajahku dicermin wastafel. Kubasuh wajahku dengan air. Wajahku mendongak.
Bayangan Axel memeluk dan memanggil "sayang" masih terngiang dan selalu berputar diotakku. Sialan siaxel. Kenapa juga ini jantung. Ga mungkin dong aku yang mati.
Aku menepis pikiranku. Aku membuka pakaian ku. Dan yah aku menatap bagian dadaku yang terlilit. Helaan nafasku tersengar berat kalo kalian ada didamping ku Sii.
Kulepas semua itu lalu mandi.
SISI LAIN.
"tidak mudah untuk membohongi ku baby."
Suara serak Basar itu menggema diruangan serba hitam. Furniture yang mendominasi juga berwarna gelap.
"Tuan."
"Kemarikan." Pria itu mengambil cangkir tersebut lalu mendenggak nya sekali tegukan.
"Bagaimana ? Sampai mana rencananya aku harus meninjaunya." Pria itu menatap asistennya yang hanya diam.
"BUKA MULUTMU!!"
Anathan
Aku selesai dengan semua aktivitas mandiku. Ku tatap tasku yang sudah siap diisi buku mata pelajaran. Ku ambil lalu keluar dari kamar yang tentu sudah rapih.
Saat keluar kamar. Sepi hening. Masih pada Turu apa ya? Masa udah jam segini juga.
"Pagi na." Sapaan hangat terdengar senyuman lebar dan manis juga terlihat dia Axel siapa lagi.
"Pagi juga el." Jawabku dengan senyuman.
"Simiskin gimana malemnya enak?"
"Udah kebuka lem nya ?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Anathan [END]
HumorBukan B × B Bukan novel Gay cuma fake girl aja. Ana itu panggilanku tapi jika sebagai seorang perempuan. tapi karena aku pembunuh bayaran aku harus terperangkap menjadi seorang lelaki padahal aku sendiri perempuan. itu demi misi misiku yang lebi...