pacar mu?

465 49 0
                                    

No revisi. Maaf kalo ndak nyambung.

----
Kita berkeliling keliling didalam mall beberapa kali mampir lalu keluar membawa paper bag dengan isi berharga fantastis. Aku disini cuma bawa paperbag terus kedua bocil itu entah mereka sedang mencari store mana lagi.

"Kita mampir ke Gucci, Prada terus.." Axel terlihat hanya terdiam dia berjalan langsung masuk kedalam store selanjutnya.

Banyak beberapa baju dan keperluan lain yang menurutku keperluannya aneh. Iya keperluan perempuan bahkan roti Jepang Axel juga Bali tanpa rasa malu.

30 menit lalu.

"Xel Lo mau beli apa si?"tanya Ale Ale dengan muka kesal sudah hampir setengah jam mereka berdua diajak muter muter didalam store A.

" Sepatu item. " Jawab axel dia memilih beberapa sepatu hitam model perempuan.

"Buat siapa si xel? "

"Calon istri" Singkat axel membuat, leon mendelik seketika. Aku si hanya mikir rencana ku selanjutnya bisa lancar atau tidak.

Selesai acara berbelanja kita kembali kesangkar. Diapart aku langsung masuk kekamar aku menatap luar jendela.

Beberapa hari lagi waktunya tiba. Aku akan terbebas dan melanjutkan misi berikutnya.

Tok
Tok
Tok

"Sebentar!!! "

Aku menutup hordeng lalu bergegas kearah pintu

Cklek.

"Kenapa xel? . " Tanyaku.

"Boleh masuk ngga nih? " Tanya nya bukanya menjawab dasar bocil untuk kaya.

"Boleh dong. " Ucap ku lalu memundurkan diri dan mempersilakan nya masuk.

"Kamu beli apa tadi? " Tanya nya membuka suara setelah duduk dikasur. Aku menjawab dengan menggeleng karena tidak membeli apa apa.

"Gimana mau beli ngga punya duit. " Ucap ku dengan cengengesan. Axel malah tersenyum manis.

Dia merogoh kantong celananya.
"Sini sini saya punya hadiah. "

"Dopres nih. " Godaku mencoba akrab bingit dengan satu curut ini.

"Yoi." Ucapnya

Aku duduk disampingnya dengan kaki dilipat.
"Sini tangan mu. " Ucap axel aku heran lalu menyodorkan tanganku. Ngga usah takut kalo diapa apain gampang tinggal jitak.

"Nih " Axel memberikan sebuah handphone boba diatas telapak tanganku dengan ke sing berwarna hitam.

"Bukannya ini....? "

"Buat kamu. "

"Pacarmu gimana xel? Calon istri mu"

Axel tidak menjawab dia hanya menggelengkan kepalanya pelan lalu mengangguk tak jelas.

"Udah lah aku mau kekamar. malem na." Axel keluar dari kamarku aku menatapnya dengan sedikit heran kubuka handphone tersebut.

Aku menggeser menu layar, membuka galeri file, google, Gmail dan lainnya aku tidak menemukan keanehan.

"Jangan dipake. " Bisikku pelan. Aku menyimpan handphone tersebut dibawah kasur bukan bantal. Tetap harus hati hati apa lagi dengan target.

"Sudah lah mending turu" Aku merebahkan tubuhku dikasur.

Tok
Tok
Tok

Ampun dah ngga tau ini siapa lagi penting tak banting terus tak buang dari jendela balkon rasanya itu curut.

"Ckelk." Aku membuka pintu kamar. Ku tatap manusia menyebalkan tak lain tak bukan ale ale rasa jeruk.

"Kenapa le? " Tanya ku sokab memainkan peran.

"Ngga usah deket deket lo miskin. " Ucapnya dia langsung masuk kedalam kamar.

"Ngapain woi. " Ucapku protes saat kamarku diacak acak.

"Tadi axel kesini ngapain jujur ke gue!. " Ucapnya tegas menataoku tajam et dah ini curut kenapa lagi.

"Kamu belok le? " Aku mencoba mencairkan suasana. Namun tak diduga ale ale itu memalingkan wajahnya.

"Ngaco." Jawabnya sinis.

"Aku takut kalo axel kena virus yang dibawa manusia gembel kaya kamu. " Ucapnya menohok. Sialan ini anak.

Aku hanya diam lalu tersenyum iblis.

"Mau tau ngga? tadi axel kesini ngapain? Dikasih tau kamu pasti cemburu" Aku bertanya dengan menaik turunkan alis ku memancingnya.

"Apa?! " Tanya nya ngegas tiba tiba air ludahnya moncrot lagi. Gila ini curut.

Anathan [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang