pemuas hasrat.

655 35 1
                                    

No revisi. Mengandung 17+

'King' terlihat menatpku dengan heran. Aku yang menyadari salah berbicara hanya bisa merutuku diriku sendiri.

"Goblok." Itulah batinku. Emang goblok tau tau axel sudah dibunuh oleh tangannya sendiri. Malah memanggil kingnya sendiri dengan sebutan axel.

"Maaf king. " Ucapku membuatnya tersenyum kecil. Wajahnya sangat mirip dengan axel 'sangat'. Apakah aku berhalusinasi? Tapi tidak mungkin!! Aku bukan tukang bubur.

Didepan ku seolah benar benar sosok axel yang pernah aku jumpai sebelumnya. Mengingat nya otakku kembali berputar pada memori saat itu.

'Nana! '

Oh shit

"King." Aku memberanikan diri untuk bertanya kelanjutan kenapa aku berada disini.

Ngga asik cuma dipanggil tatap tatapan doang.

"Yah nana? " Tanya nya membuat aku menegang seketika. Panggilan itu telingaku masih berfungsi dengan jelas bukan?

"Bagaimana rasanya mengores leherku hm? " Tanya nya mendekat. Aku tak bergeming masih di tempat.

Otak ku berputar. Kenapa bisa seperti ini? Siapa wanita lonthe yang mendatangi ku untuk membunuh nya? Lalu apa maksudnya ini?. Dia king ku lalu apa yang dimaksud menggores leher apakah benar itu axel?.

"Axel? " Tanyaku kembali memastikan. Aku ingat sekali bahwa aku sudah melenyapkan axel malam itu dengan air mata yang menetes seperti anak alay.

"Yah mungkin itu yang kamu kenal tapi namaku king xavier l denzo. " Ucapnya sedikit berfikir lalu menatapku dengan tersenyum kecil.

Dia berjalan kearah kasur king size disana terduduk menyenderkan tubuhnya.

"Kemari." Ucapnya membuat ku menurut. Titah dari sang king adalah mutlak baginya yang melanggar atau tidak menurutinya maka mati.

Dia masih ingat peraturan itu dari dia pertama masuk kesini makan dari itu dia menurut entah apa yang terjadi berikutnya.

Srak
Bruk

Aku terjatuh diatas pangkuannya. Ingin sekali kugamplok wajahnya jika dia bukan kingku.

"Hukuman apa yang pantas untuk bawahan yang ingin membunuh kingnya sendiri. "

Tanyanya menatapku dengan intes membuatku salah tingkah.

"Bagaimana menjadi pemuas hasratku? " Tanya nya berbisik dengan nada deep voice. membuat aku membulatkan mataku dan melotot. Untung ini mata ngga keluar masih didalem.

"Jangan melotot matamu akan keluar nanti. " Ucapnya tertawa pelan mengelus surai hitamku.

"King."

"Yah? Ingin hukum cambuk 100 kali membantah 1 katapun? " Tanyanya. Aku kembali kicap posisi ini tidak mengenakan demi apapun. Apakah kingnya memang bersifat seperti ini? Menjijikkan

Mungkin jika bisa mengantikan dari pemuas hasrat menjadi hukum cambuk 100 kali aku sanggup. Tapi ini jika melanggar 1 kata = 100 cambukan.

"Bagaimana? " Tanyanya menawarkan.

"Maaf king aku laki laki. " Ucapku mencoba mengelabui nya.

"Rupanya ingin menambah hukuman membohongi leadermu sendiri. " Ucapnya lalu tertawa pelan. Jika ini benar axel. Aku lebih senang disuguhi gombalan buaya antartika dari pada sikapnya ini.

"Aku tau kau perempuan. " Ucapnya menatapku sejenak lalu.

Bruk
Srak

"Benar bukan? " Tanya nya setelah membantingku diatas kasur dimana dirinya berada diatasku, lalu merobek seluruh bajuku.

"King ampuni aku. " Ucapku mencoba menjauh darinya. Walaupun dia kingku tapi tidak salah bukan jika menjaga harga diriku.

Ayolah ini seperti wanita jalang. Mau ditaruh mana wajahnya jika itu benar terjadi.

"Ampun hm? " Tanyanya bergumam sebenar menatap dari atas sampai bawah diriku terlihat dari gerak mata nya tersebut.

Aku yang note berada dibawah kungkungan nya hanya bisa diam dengan ancang ancang jika kingku akan berbuat lebih.

"Srak

" Ingin melawan? "Tanya nya membuat aku kekeh memegang tangannya yang akan melepaskan lilitan didadaku.

" Ingat ibu dan ayahmu berada ditanganku. " Bisiknya deep voice

Srak

"Ahk"

Anathan [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang