"Aku tau ini salah, tapi kamu tau? Ini, jantung ini bereaksi lebih cepat saat bersama denganmu. "
"Itu artinya jaga jaga mungkin aku bisa mencelakaimu kapanpun. "
"Tapi rasanya bukan itu. "
"Rasa ingin memiliki"
------
Axel terduduk didepan televisi tepatnya disofa. Aku menatapnya biasa saja gelas yang berisi teh sudah dia minum aku tersenyum senang.Beberapa hari sudah kulali bersamanya tepatnya 2 hari lagi tanggal itu tiba dan saat hari itu dan saat didepan semua orang aku kuambil nyawanya.
Jahat? Memang itulah aku.
Axel menatapku. Dia tersenyum manis. Soalnya senyumannya sangat manis mungkin dari sekian target dia adalah target termanis dan terbaik hati. Pasti dia akan diterima disyurga sana.
Aku membalas senyuman itu. "Sini na. " Dia mengajakku untuk duduk disampingnya.
"Sip" Jawabku lalu bergabung. Tanya tentang ale ale? Entah mengapa disaat aku sedang berdua dengan axel dia tidak penah menampakan dirinya entah berada dimana. Jika pun dia memergoki dia hanya menatapku dengan tatapan permusuhan.
Saat asik menonton televisi yang berisi film. Axel tiba tiba membuka suara.
"Na..Kamu pernah jatuh cinta? " Tanya axel tiba tiba. Dia masih fokus menatap film yang diputar disana.
"Kenapa tiba tiba nanya gini? Lagi jatuh cinta nih...kiw.... " Aku menggoda nya tapi aku merasa kalo dari lubuk hati terdalam nyeri cok.
Axel terlihat berfikir, tersenyum, lalu menggeleng kaya baru purbetas aja.
"Mungkin ini terlarang tapi... " Axel terlihat terdiam. Dia menatapku.
"Aku menyukaimu. "
"Ngga sakit prasaan. " Aku memegang keningnya. Soalnya kalo lagi sakit nglanturnya suka keujung dunia.
"Na serius. " Ucapnya menatapku mulai serius. Jantung jadi jedak jeduk capcut.
"Selamat anda kena prank kameranya ada disana. " Ucapku menunjuk televisi.
"Na! " Dia berucap tegas menatapku tajam. Kalo marah mayan juga galaknya. Aku tertawa pelan memukul pundaknya.
Dia menepis pelan dan menggenggam. Menatapku dengan teduh tangannya mengelus telapak tanganku dengan lembut penuh kasih sayang.
"Aku tau ini salah, tapi kamu tau? Ini, jantung ini bereaksi lebih cepat saat bersama denganmu. " Dia menunjukkan dada kirinya tepat di jantung. Dari mana aku tau? Ayolah anak SD saha tau dimana letak jantung.
"Itu artinya jaga jaga mungkin aku bisa mencelakaimu kapanpun. " Aku menyahut logis. Dan kembali santai.
"Tapi rasanya bukan itu. "Dia berucap menyenggah ucapanku tadi.
"Ini Rasa ingin memiliki"lanjutnya dengan suara pelan dan teduh.
Matanya juga menatapku dengan teduh.
" Jadi pacarku. "Nembak ini ceritanya. Aku tertawa dengan memegangi perutku." Hahaha. Jokesanmu ngga lucu el."
"Udah udah ngga usah ngelawak lagi. " Ucapku menyudahi tertawaku.
Aku menatapnya yang sedang menggelengkan kepalanya pelan.
"Aku serius. " Ucapnya menatapku dengan mata yang menajam menusuk pandanganku.
Deg
Entah mengapa tiba tiba jantungku berdetak kencang saat pandangannya menubruk pandangan ku dengan tajam.
"Aku suka denganmu. Aku tau salah. "
"Jangan berharap denganku. " Ucapku kembali menepuk bahu axel. Dan merangkulnya.
"Bukan pertama kali juga aku ditembak sama laki dan nganggep aku laki"
"Emang pesonaku tiada lawan. Mau betina mau janteng hahaha"
Aku berucap dalam batin dia menatap axel yang masih menatap ku dengan teduh.
"I love you. "
"Cukup xel. " Ucapku. Entah mengapa terasa aneh di hatiku saat mendengar itu.
Kenapa yah? Entah lah.
"Na plis aku serius. " Ucapnya.
Diingatkan bukan pertama kali aku ada di situasi saat ini sudah berkali kali. Tak semua tagetku lurus banyak yang belok. Ada juga yang tadinya lurus jadi belok.
Tapi jika rasa saat ini aku baru pertama kali. Kenapa yah.
YNTKTS
------
Yang baca novel wtshi tolong komen boleh ndk yah. Sarannya dong.
Btw makasih yang udh baca. Karena ini novel ngabrut, ngga bener, ngga jelas.
Dan makasih yang udah vote. Salam cinta dari wtshi sendiri.
Panggil wtshi iyi
KAMU SEDANG MEMBACA
Anathan [END]
HumorBukan B × B Bukan novel Gay cuma fake girl aja. Ana itu panggilanku tapi jika sebagai seorang perempuan. tapi karena aku pembunuh bayaran aku harus terperangkap menjadi seorang lelaki padahal aku sendiri perempuan. itu demi misi misiku yang lebi...