angel

399 44 0
                                    

No revisi

Lanjut part 2 flashback nya.

"Jadi ngapain deketian axel kamu? Udah ngga suka sama aku nih? " Aku menggodanya dengan iringan tawa.

"Ngga mungkin. Axel itu orang yang mau dijodohin sama aku. Aku coba buat dia risih aja. " Jawab nya dengan senyuman. Dia menyenderkan kepalanya di bahu ku.

Aku mengacak rambutnya.
"Best friend forever. " Aku mengucapkan nya menyadarkan wajahnya yang sedang berseri-seri.

"Jojo plis jangan ucapin itu. " Ucapnya dengan kesal dia menjauh dariku aku tersenyum kecil.

"Tidak ingin kembali ke dunia ku? " Tanya ku yang menatap mata biru indah itu. Noera hanya menggelengkan kepalanya pelan.

"Angel cristian alfero? " Tanya ku sekali lagi.

"Malaikat berhati iblis. " Aku meledeknya.

"Ayolah aku menjadi dejavu. " Ucapnya memukul lenganku. Aku tersenyum hangat mungkin teman dekatku hanya dia. Walaupun cara ku salah membuat dia jatuh hati. Entah betapa kecewa dirinya saat aku membongkar identitasku.

Aku merasa lega saat mengetahui apa tujuan dari nya. Lega cuy jadi nih 2 M.

Aku dengan noera / angel menjadi pertanyaan satu hari itu karena aku ketahuan berjalan beriringan dengannya namun aku menjawab senetral mungkin

Selesai.

.
.

Axel membuka matanya aku menyudahi lamunanku saat melihat axel mengucek matanya.

"Jam berapa na? " Tangannya menatapku wajah bantal dengan mata yang terlihat masih merem.

"7 el. " Jawabku santai.

"Bolos aja na. " Ucapnya dia kembali merebahkan dirinya.

"El, ngga lagi sakit kan? " Aku bertanya heran. Orang seambis axel mbolos mau tutup itu sekolah ya?

"Kurang enak badan. " Ucap axel dia membenamkan wajahnya di bantal milikku.

"Ngga mau pindah dikamar mu el? Kamarku bau apek" Ucapmu dengan cengegesan takutnya risih kan yah

"Wangi na. " Jawabnya. Was was takutnya ini anak kumatnya belum reda jangan sampe kaya tadi malem.

Buat aku ketar ketir aja.

Axel kumat jantung kocar kacir.

Aku mengantikan seragam ku. Keluar dari kamar menuju dapur.

"Axel tidur dikamar lo? " Ale ale tiba tiba datang sendari meminum soda. Dia juga terlihat tidak sekolah.

"Mbolos? " Tanyaku. Ale ale tiba tiba menatapku datar.

"Tanggal merah tolol. " Ucapnya dia membuang minuman kalengnya di tong sampah.

"Oh."

"Jawab."

Aku memutar bola mataku malas.

"Makannya kalo ngga mau axel tidur dikamarku, kalo tidur jangan cosplay jadi kebo. " Jawabku menepuk pundak ale ale. Yang langsung ditepis.

"Jangan pegang pegang gue. Alergi orang miskin. " Sialan emang tu anak.

"Dimana anaknya? "

"Udah mulai damai nih kita? "

"Najis."

Hahaha asik buat hiburan biar ngga jenuh. Lucu juga punya target anak SMA besok kalo bunuh axel ini anak ikut ngga yah. Diikuti aja apa ya.

Buat temen axel

"Ekhem." Dia menggode agar aku menjawab pertanyaan nya.

"Tuh dikamar. " Jawabku menunjukkan kamar yang aku tiduri. Aku membalikan badan mengambil cangkir menyeduh teh dengan gula diabetes.

Padahal ngga ada yang diabetes.

"Ngapain dikamar lo? " Tanyanya kepo.

"Cie kepoo. "

"Berisik lo. Tinggal jawab juga! "

"Cemburu nih uke nya. " Jawabku lalu diiringi gelak tawa

Pluk.

Aku digepuk dengan centong nasi olehnya. Untung centong nasi kalo wajah udah ku terjunin ini anak ke samudra Hindia.

"Sebenarnya kamu suka kan ke axel? " Tanyaku menggoda. Dugaanku tepat sasaran dia hanya diam. Aku perlu menyelidiki lebih dalam apakah benar dia seorang lelaki sejati? Atau jadi jadian seperti diriku?

Kalo semisal iya aduh gawat ini bro.

"Bye mau nganterin ini buat axel dulu. "

Sialan muka nya bikin ngakak jungkir balik.

Anathan [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang