ayo mandi, bareng

512 39 0
                                    

No revisi

Aku berjalan masuk kearah kamar menatap axel yang sudah tengkurap sendari memiringkan wajahnya menatapku dengan tersenyum. Bola matanya juga hampir tenggelam dilipatan mata tersebut.

"El." Panggil ku lelah menghadapi sikapnya untung 2M.

"Dalem sayang. "

Sinting.

"Beneran geser ni? " Tanya ku mendudukan diri dikasur menatap axel yang mulai menggeser tubuhnya kembali ingin memelukku.

"Iya deh kalo sama kamu. " Ucapnya kembali membual. Axel menatapku dengan sandu.

"Nanti semisal beritanya kesebar terus kamu risih gampang kok nanti aku hapus. " Ucap axel menatap ku meyakinkan.

"Jadi pacarku ya... " Kembali dan kembali merengek meminta itu.

"Ya? Ya? "

"Ngga." Aku menjawab dengan senyuman semanis mungkin.

Tiba tiba axel bangun dari rebahan nya dia mendudukan diri menatapku lama. Aku menaikan sebelah alisku bingung. Kesambet apa ini anak natep lama banget.

Cup

Kilasan kecupam basah mendarat pas dibibir ku. Aku menatap axel melotot walaupun bukan ciuman pertama tapi  tetep jijay wanjy.

Walaupun sebenarnya saya masih ting ting belum jebol.

Axel tersenyum dengan lebar kembali ingin mendekat kan diri namun aku tahan bibirnya.

"El kamu ngga waras? " Tanyaku dengan menghindar dari wajahnya.

"Ngga waras karenamu. Bibirmu nakal si ngga mau bilang iya. Aku cium deh bukan cium si baru kecupan besok cip*kan yah. " Dia menatapku dengan sange. Sinting sinting ini anak.

"Mau adu pedang El? " Tanya ku.

"Gudung." Jawabnya.

"Hah? " Axel menggeleng pelan dia menatapku dengan tatapan teduhnya.

"Terima ya. " Masih dengan pendirian nya

"Kamu emang beneran gay apa gimana si? " Aku terus terus bertanya menghindari permintaan nyeleneh tersebut.

"Dulu ngga tapi sekarang iya asal ukenya kamu. " Ucap nya mengelus pipiku.

"Jangan sinting el. " Ucapmu menepis tangannya.

"Udah mending turu turu besok bangun sekolah. " Ucapku menghela nafas kasar dengan senyum kecut dan pahit.

"Siap sayang. Tapi besok Terima yah. "Aku tidak menjawab.

Sabodo teing lah.

00:56.

" Bagaimana? "Tanya seorang dengan suara serak basah dia meminum Vodka nya.

" Inti black rose tuan. "

"Haha." Ditertawa sinis lalu menegak habis vodka di gelasnya.

"Tujuannya? "

"Mencari uang untuk membiayai hidup dan bercita-cita membebaskan orang tuanya. "

"Apakah dia sudah tau leadernya? "

"Belum tuan. "

"Pantau terus. " Ucap pria tersebut dengan senyuman sumringah berbagai rencana licik hinggap diotaknya.

"Mari bermain baby. " Ucapnya dia mengambil carian disalah laci menuangkankan di gelasnya lalu meminumnya kembali.

6:12.

Axel terbangun dari tidur nya dia menatap kearah samping kearah bantal guling dan kasur yang masih rapih. Dia terbangun dan melihat seorang pria tertidur dilantai bealaskam selimut tipis.

Axel tersenyum dia turun dari tempat tidur berjongkok disamping pria yang tak lain tak bukan adalah aku yang pura pura tertidur.

Sebenarnya aku sudah bangun dari jam 3 dini hari memeriksam kerja racun ditubuh axel. Dan terlihat memburuk. Baguslah walaupun efek sampingnya meresahkan.

"Sayangnya axel bangun dong. "

Hoeek banget.

Aku pura pura tidak mendengar ku balikkan badanku seolah mencari tempat nyaman untuk melanjutkan tidurku.

"Sekolah tadi malam yang ngajak sekolah siapa? " Tanya nya dia menepuk pipiku dengan pelan dan lembut.

Rasa dibangunin pacar rill no pek pek.

"Udah siang xel? Hoammm. " Aku pura pura bangun. Ku tatap axel seolah baru bangun tidur.

"Iyah." Jawabnya dengan tersenyum.

"Ayo mandi. "

"Bareng."

Sinting. Bola mataku hampir akan keluar dari tempatnya.

Anathan [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang