No revisi
Aku menatap langit malam dijendela kamar. Rasanya kangen rumah. Kalo dipikir pikir mending ngga dipikir. Tapi Aku Berfikir mungkin hidupku akan indah jika aku dan keluargaku tidak terlibat dengan dunia ini. Pasti sekarang jika itu benar benar terjadi aku sedang menggunakan piyama hello Kitty mungkin dengan rambut lurusku yang tergerai Sepinggan. Aku memimpikan aku menjadi diriku.
Bintang bintang dilangit terlihat menerangi malam yang suram. Aku kasihan pada Axel baru kali ini aku merasa ada rasa kasihan pada targetku.
Sudah lah mending Turu.
Baru aja mau merem ini mata tiba tiba Pintu udah digedor kaya orang kepergok buat mesum aja.
Aku dengan malas bangun dari tidurku dan berjalan kearah pintu.
Cklak
Tadinya aku menebak mungkin Leo mau ngasih tawaran lebih tinggi kaya naik jadi 2× lipatnya kan ga tau nih yah.
Tapi apa tau eh malah Axel .
"Kenapa el?" Tanya ku sambil menguap menatap Axel yang menggunakan piama hitamnya. Dia natep aku dari atas Snape bawah terus lanjut kedalam kamar. Yang notenya sekarang milik saya. Kan udah dikasih sama Axel.
"Tidur bareng na."
Disitu aku langsung melek melotot ini mata. Aku natep Axel biasa aja normalin ekspresi. Kenapa ini anak ngajak tidur bareng.
"Emang kenapa ?"
"Kenapa apa nya na?"
Sisil ini anak. Pengin digampol.
"Kamarmu lah hehehe."
Aku bicara dengan senyuman semanis mungkin. Tahan tahan jangan pukul.
"AC nya mati."ucapnya mungkin ini anak ga bisa tidur tanpa AC terus kenapa kudu kekamarnya si Ale Ale kan ada."Kenapa ga ke-leo?."tanyaku kelu menyebut nama Leo.
"Ga boleh nih?" Aku menggaruk-garuk kepalaku. Gimana nih. Secara dia yang punya ni apartemen kaya vibesnya ga tau diri banget entar.
"Boleh kok." Ucapku memundurkan badan dan mempersilahkan nya dia masuk.
"Leo udah tidur. dia kalo tidur pintunya dikunci." Ucap Axel asal nyelonong.
Bruk.
Dia tidur terungkap lagi udah mapan disana."Besok saya ngasih uang jajan lebih deh." Ucapnya dengan senyuman yang tiada taranya.
Rasa open bo anjir dan Axel kaya om om bilang. "Besok tak kasi uang jajan tapi goyang ya."
Ngeri lama lama sama Axel.
"Sini tidur na." Aku masih mematung diambang pintu.
"Na." Oke oke akhirnya aku nutup pintu terus bingung. Tidur bareng atau masuk angin? Mending tidur bareng. Sesama laki juga Axel nganggepnya. Dan itung itung tidur ma cogan.
Aku merebahkan badanku di kasur. Axel masih natep aku walaupun dengan posisi tengkurap.
"Kamu kaya perempuan na." Aku tersenyum paksa.
"Cowo slay el." Jawabku ngawur lalu memunggungi nya dan memejamkan mata mencoba untuk tidur.
Ayo tidur tidur tidur. Tapi nihil, yah sampai jam 00:00 aku masih terjaga dimana Axel sudah tertidur lelap menjelajah alam mimpinya kesaptunus.
Aku membalikan badan. ku tatep lama lama wajah Axel yang tidur nyenyak. Wajahnya ganteng si secara, terus kulitnya putih khas Jepang, badannya gede kekar berotot.
Lama natepin satu bocah ini aku tak sadar sudah dialam mimpi.
6:34
Aku membuka mata saat cahaya matahari nyelip masuk lewat hordeng 10 gelombang kanan. Dan saat mataku benar benar terbuka hampir aja mau tereak kaya orang abis diperko*_sa.
Padahal cuma dipeluk terus Axel nyembunyiin wajahnya didadaku. Mana meluknya romantis banget. Jangan bilang ini anak gey. Tapi waktu itu anak makin ngeretin pelukan semakin cepet juga ini jantung detaknya.
Kamfret.Aku tak sadar bahwa pipiku sudah merah ga tau kenapa efek jantung kali ya.
"Emmm." Dia mulai terganggu dengan cahaya matahari.
"El bangun cuy." Aku mengguncangkan pundak nya dan mencoba melepaskan diri dari pelukan merindukan sang kekasih ala Axel ini.
"Bentar sayang"
Blus.
Anjg ini anak gay apa?
KAMU SEDANG MEMBACA
Anathan [END]
MizahBukan B × B Bukan novel Gay cuma fake girl aja. Ana itu panggilanku tapi jika sebagai seorang perempuan. tapi karena aku pembunuh bayaran aku harus terperangkap menjadi seorang lelaki padahal aku sendiri perempuan. itu demi misi misiku yang lebi...